Platform Pemendek Link S.id PANDI Tembus 1,5 Juta Pengguna di Dunia

25 Januari 2025 10:07 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Platform pemendek link s.id. Foto: s.id
zoom-in-whitePerbesar
Platform pemendek link s.id. Foto: s.id
ADVERTISEMENT
Platform pemendek atau shortener link S.id telah dipakai oleh 1,5 juta pengguna dari dalam maupun luar negeri. Jumlah itu diikuti dengan total 1,43 miliar pengunjung (visitor) microsite.
ADVERTISEMENT
S.id saat ini dikelola PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia). 1,5 juta pengguna itu didominasi 80 persen pengguna berasal dari dalam negeri.
20 persen presentase atau sekitar 636 ribu pengguna, berasal dari luar negeri. Lima besar negara pengguna utama setelah Indonesia adalah berasal dari Vietnam, India, Amerika, Hongkong, Bangladesh.
Capaian ini menandakan bahwa S.id diminati masyarakat. S.id menawarkan aplikasi pemendek URL dan microsite (biolink). Dengan membuka link s.id, para Esaider (sebutan untuk pengguna S.id) langsung bisa berkreasi dan berekspresi secara digital.
"Kami bangga, karena dalam kurun waktu dua tahun setengah, apresiasi pengguna shortener (pemendek) link dan bio-link (microsite) terhada kehadiran platform S.id semakin masif," kata Atmaji Sapto Anggoro, Direktur PT Aidi Digital Global (ADG) selaku developer S.id di Jakarta, Kamis (23/1).
ADVERTISEMENT
"Kami tak boleh berpuas diri, sehingga akan terus meningkatkan keandalan platform S.id agar semakin bermakna bagi peradaban digital nasional dan global," tambahnya.
Platform pemendek link s.id. Foto: s.id
Dari total 15.3 juta tautan yang dibuat di S.id, 14,5 juta (95,38%) di antaranya merupakan tautan pendek (shortener). Microsite menyumbang 706 ribu tautan (4,6%).
Penggunaan platform ini didominasi oleh sektor pendidikan (33%), personal branding (21%), event (6%), online shop (5%), portfolio (3%), dan laman komunitas (3%).
Platform S.id khusus untuk pemendek, sangat penting buat perusahaan yang akan mengiklankan produk atau branding sehingga mudah diingat pengguna. Mereka cukup menuliskan s.id/Merek-X tidak perlu menuliskan URL yang panjang dan rumit.
Sedangkan microsite, cukup banyak membantu para guru dan dosen menaruh materi pengajarannya di S.id tanpa harus repot memikirkan hosting saat membuat domain.
ADVERTISEMENT

Perangi konten ilegal

Pengembang S.id tak menampik banyak tantangan terkait keamanan dan kenyamanan pengguna dari ancaman judi online, pornografi serta phising. Tak segan mereka akan segera melakukan screening hingga blokir konten jika ditemukan adanya kegiatan ilegal.
Proses ini menggunakan metode pre-factum dan post-factum. Selama ini S.id berhasil memblokir lebih dari 26.000 akun yang terindikasi melakukan penyalahgunaan, menambahkan 500.000 daftar domain berbahaya, dan 205.000 tautan berbahaya ke dalam daftar blokir.
Platform pemendek link s.id. Foto: s.id
Angka ini meningkat signifikan dibandingkan tahun 2014, di mana S.id menambahkan 450.000 domain dan 100.000 tautan berbahaya.
Ancaman dari domain dan tautan berbahaya yang ditangani S.id mencakup berbagai kategori: 92% berupa phising, 0,1% spam, 1% scam, dan 2% konten judi online. Untuk mendukung upaya ini, S.id menggandeng berbagai pihak kompeten seperti IDADX, NetCraft, PhishLabs, Phishtank, SURBL, VirusTotal, URLVoid, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Pengguna platform S.id sejak pertengahan 2022 sampai dengan sekarang terus menunjukkan peningkatan. Tahun 2023 pengguna platform S.id sebesar 965 ribu sedangkan sekarang mencapai 1,5 juta, tumbuh 60 persen.
Pengguna microsite s.id dari tahun 2023 hingga 2024 meningkat 3 kali lipat, dari 201 ribu menjadi 700 ribu dengan ingkat kunjungan rata-rata 37 juta per hari.
Sukses yang dicapai platform S.id ini tak lepas dari dukungan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melalui PANDI (Pengelola Nama Domain Indonesia/id. Registry) yang menjadi induk dari ADG.