Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kabar mengenai perpisahan Xiaomi dan Poco pertama kali disampaikan oleh Manu Kumar, VP of Xiaomi, dalam kicauan pribadinya yang diunggah pada Jumat (17/1). Sayangnya, dia tak mengungkap alasan mengapa keputusan itu diambil.
Poco pertama kali dibentuk oleh Xiaomi untuk memproduksi smartphone high-end dengan harga murah. Dengan strategi tersebut, Xiaomi hendak melawan produsen smartphone flagship seperti Samsung.
Rencana Xiaomi itu berhasil terealisasi. Pada Agustus 2018, mereka berhasil merilis Pocophone F1 yang punya spesikasi tinggi, salah satunya prosesor Snapragon 845, namun dijual dengan harga Rp 4 jutaan.
Beberapa bulan setelah meluncurkan Pocophone F1, nama Poco menghilang. Selama 2 tahun berjalan, Pocophone F1 menjadi satu-satunya produk yang dirilis Xiaomi di bawah sub-brand Poco.
ADVERTISEMENT
Meski tak banyak memproduksi jenis smartphone, Poco berhasil memperkenalkan identitasnya di pasar ponsel. Menurut pengakuan Kumar, Poco F1 berhasil memberikan kesadaran brand Poco kepada konsumen.
"Poco F1 adalah ponsel yang sangat populer di seluruh kelompok pengguna, dan tetap menjadi pesaing utama dalam kategorinya bahkan pada tahun 2020," kata Kumar.
"Kami merasa waktunya tepat untuk membiarkan Poco beroperasi sendiri sekarang, itulah sebabnya kami bersemangat untuk mengumumkan bahwa Poco akan spin off sebagai merek independen," sambungnya.
Tidak diketahui alasan mengapa Xiaomi tak merilis lebih banyak ponsel dengan sub-brand Poco. Sebelum kabar perpisahan ini muncul, Xiaomi sempat dikabarkan bakal merilis Pocophone F2 pada tahun ini.
Poco bukanlah sub-brand pertama yang bercerai dengan Xiaomi. Sebelumnya, perusahaan itu juga memecah merek Redmi menjadi unit usaha yang independen pada 2019 lalu.
ADVERTISEMENT