Samsung Mau Setop Pakai Plastik pada Smartphone hingga Tablet

3 Februari 2019 17:18 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Samsung. Foto: Reuters/Kim Hong-Ji
zoom-in-whitePerbesar
Samsung. Foto: Reuters/Kim Hong-Ji
ADVERTISEMENT
Samsung menyatakan langkah perusahaan untuk menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan pada produknya. Perusahaan teknologi asal Korea Selatan tersebut tidak akan lagi menggunakan bahan plastik untuk pengemasan produk-produknya. Mereka bakal mengganti bahan plastik pada produknya dengan material yang lebih ramah lingkungan seperti kertas dan plastik yang bisa didaur ulang. Produk-produk itu mulai dari smartphone hingga tablet. Upaya go green dari Samsung ini akan mulai dilakukan pada pertengahan 2019. Samsung juga berencana untuk membuat dan hanya menggunakan kemasan dengan material yang sudah tersertifikasi oleh organisasi lingkungan seperti Forest Stewardship Council. Perusahaan mengatakan telah membentuk satuan tugas internal untuk menghasilkan ide kemasan inovatif yang menghindari penggunaan bahan plastik.
Samsung Galaxy S8 tampak belakang. Foto: Muhammad Fikrie/kumparan
Tidak hanya dari segi kemasan, Samsung juga memiliki rencana untuk mengganti material kemasan baterai, mengubah desain bodi mengkilap berlapis plastik dengan lapisan matte, dan menghilangkan lapisan perlindungan plastik. "Perusahaan akan mengadopsi material yang lebih ramah lingkungan dan terbarukan meski pun itu artinya meningkatkan biaya," ujar Gyeong-bin Jeon, Head of Global Customer Satisfaction Center Samsung, dilansir TechCrunch. Kantong plastik yang digunakan untuk melindungi permukaan perabotan elektronik seperti TV, lemari es, AC, mesin cuci, dan peralatan dapur lainnya juga akan diganti dengan material yang bisa didaur ulang dan bioplastik. Bioplastik adalah material terbuat dari limbah plastik dan bahan bakar non-fosil seperti pati atau tebu. Lebih lanjut, Samsung juga bakal menggunakan 500 ribu ton plastik daur ulang dan mengumpulkan 7,5 juta ton produk-produk terbuang pada tahun 2030. Kedua angka itu merupakan hasil akumulasi sejak 2009.
ADVERTISEMENT