Siswa Tuna Rungu-Tuna Wicara di Tasikmalaya Belajar Bahasa Isyarat Lewat I-Chat

7 Januari 2025 10:59 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guru pengajar Tuna Rungu dan Tuna Wicara SLB N Tamansari Kota Tasikmalaya, Nurul Fadhillah dalam mengajarkan bahasa isyarat dengan aplikasi I-Chat yang dikembangkan PT. Telkom Indonesia. Foto: Dok. Telkom
zoom-in-whitePerbesar
Guru pengajar Tuna Rungu dan Tuna Wicara SLB N Tamansari Kota Tasikmalaya, Nurul Fadhillah dalam mengajarkan bahasa isyarat dengan aplikasi I-Chat yang dikembangkan PT. Telkom Indonesia. Foto: Dok. Telkom
Inklusivitas di dunia pendidikan mempunyai peran penting dalam mewujudkan lingkungan yang ramah dan aman bagi setiap anak, khususnya bagi penyandang disabilitas. Pendidikan inklusif merupakan pendekatan dalam sistem pendidikan yang berupaya memberikan akses pendidikan yang setara bagi semua anak, termasuk anak-anak dengan disabilitas.
Salah satu bentuk pendidikan inklusif diterapkan oleh Sekolah Luar Biasa Negeri Tamansari Kota Tasikmalaya bagi siswa siswi penyandang tuna rungu dan tuna wicara melalui pemanfaatan teknologi digital. Teknologi digital memungkinkan penyediaan akses yang lebih luas, fleksibel, dan adaptif bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus atau disabilitas.
Dengan memanfaatkan sebuah aplikasi bernama I-Chat ( I Can Hear and Talk) yang terpasang di perangkat komputer, mempermudah proses pembelajaran bahasa isyarat bagi para siswa tuna rungu dan tuna wicara. I-Chat merupakan karya inovasi PT. Telkom Indonesia berupa aplikasi pembelajaran bahasa isyarat melalui kamus audio visual.
Proses belajar yang selama ini dilaksanakan dengan mengandalkan buku kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI), menjadi lebih mudah karena didukung oleh aplikasi I-Chat sebagai media pembelajaran.
Nurul Fadhillah, guru pengajar pengkhususan Tuna Rungu dan Tuna Wicara SLB Negeri Tamansari, Kota Tasikmalaya menyampaikan,
"Selama ini dalam pembelajaran, kami mengajarkan kepada anak-anak bahasa isyarat menggunakan panduan kamus SIBI. Lumayan terhambat, karena proses anak-anak membuka kamus, mencari-cari kosakata yang dibutuhkan waktu yang lama. Di samping itu, anak-anak juga sering mengalami sulit fokus karena media pembelajaran menggunakan kamus sehingga kurang menarik," Ujarnya.
Guru pengajar Tuna Rungu dan Tuna Wicara SLB N Tamansari Kota Tasikmalaya, Nurul Fadhillah dalam mengajarkan bahasa isyarat dengan aplikasi I-Chat. Foto: Dok. Telkom
Aplikasi I-Chat dilengkapi fitur yang cukup lengkap yaitu video tutorial bahasa isyarat dimulai dari huruf abjad sampai dengan susunan kosakata kalimat. Fitur ini sangat membantu para guru untuk membangun suasana kelas yang menyenangkan dan interaktif. Hal ini disampaikan juga oleh Bapak Mulyana Jaya selaku kepala sekolah di SLB Negeri Tamansari, Kota Tasikmalaya sebagai berikut,
"Aplikasi I-Chat sangat berperan dalam mendorong pembelajaran Bahasa isyarat untuk kekhususan tuna rungu dan tuna wicara. Penting bagi siswa-siswi saya untuk dapat menguasai Bahasa isyarat karena itu adalah alat utama untuk berkomunikasi dan mengekspresikan diri, sehingga mendukung kehidupan sosial, pendidikan, dan pekerjaan mereka secara optimal. Dengan memanfaatkan teknologi digital seperti I-Chat ini pembelajaran jadi semakin efisien dan semakin cepat menuju kesetaraan," Ungkapnya.
Pemanfaatan teknologi digital sesuai dengan perkembangannya saat ini merupakan salah satu bentuk inklusivitas bagi penyandang disabilitas, bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri secara optimal. Harapannya ke depannya akan semakin banyak inovasi teknologi digital lain yang mampu membantu penyandang disabilitas untuk berkarya dan berdaya secara mandiri.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio