Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Skill yang Dibutuhkan Talenta Digital Indonesia Menghadapi Era Digitalisasi
28 Maret 2022 12:04 WIB
·
waktu baca 6 menit
Begitu kira-kira apa yang akan terjadi di masa depan ketika kita memasuki era digitalisasi yang makin luas. Dalam hal ini, developer memegang peran penting dalam proses mewujudkan informasi dan transportasi digital di Indonesia.
Kemampuan talenta digital di Indonesia saat ini bisa disebut masih terbatas. Hasil survei World Digital Competitive 2022 menyebutkan bahwa daya saing digital Indonesia berada di peringkat 56 dari 63 negara.
Ir. Reni Yanita M.Si, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI, menjelaskan Indonesia akan membutuhkan setidaknya 9 juta talenta digital hingga 2035, atau sekitar 600 ribu talenta per tahun, untuk percepatan transformasi digital.
Saat ini sudah banyak perusahaan dan startup Indonesia yang berkembang dengan cepat. Mereka membutuhkan para talenta digital untuk menggerakkan roda perusahaan. Bukan hanya korporat, sektor pemerintahan juga sudah mengandalkan para talenta digital untuk mewujudkan percepatan informasi dan data. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya talenta digital yang bekerja di pemerintahan.
Jabar (Jawa Barat) Digital Service, contohnya, yang telah mengandalkan aplikasi untuk pengolahan data agar pengambilan kebijakan bisa berlangsung dengan baik. Pemerintah Jabar mencoba menghadirkan teknologi yang memberi manfaat bagi masyarakat, seperti Desa Digital yang berfungsi mengatasi isu kesenjangan digital di wilayah rural dan urban.
Ini semua tidak dapat terwujud jika tidak ada peran dari para talenta digital. Lantas, skill atau kemampuan apa saja yang harus dimiliki talenta digital guna kebutuhan industri?
Hal menarik diungkap oleh Puja Pramudya, Head of Engineering eFishery. Menurutnya, seorang talenta digital wajib memiliki keinginan untuk mau dan bisa belajar kemampuan baru. Kemampuan itu tak terbatas pada teknologi cloud, mobile apps, frontend dan backend. Para talenta digital wajib membuka peluang pertumbuhan lain di sektor teknologi.
"Belakangan ada tren-tren terkait dengan blockchain, NFT (non-fungible token), dan lain sebagainya. Ini tren yang bisa jadi dalam beberapa tahun ke depan menjadi sangat signifikan untuk dipelajari," katanya dalam acara Dev//Verse: Empowering Developer Universe, Jumat (25/3).
Ini menunjukkan teknologi berkembang dan berubah sangat cepat sehingga penting bagi talenta digital untuk terus upgrade capability diri.
Hal sama diungkapkan oleh Suryo Sasono, SVP of Talent Bukalapak. Dia mengatakan, hal yang paling dibutuhkan seorang digital talent adalah kemampuan beradaptasi, untuk benar-benar berubah dan berputar ke arah yang berbeda jika dibutuhkan.
"Seorang digital talent juga harus memiliki kemampuan problem solving skills karena sifat startup adalah menyelesaikan masalah yang nyata di dunia atau di Indonesia. Terakhir, adalah bagaimana kita bisa mengartikulasikan itu dan mengkomunikasikan masalah yang kita pecahkan," ujar Suryo.
Kemampuan memecahkan turut disorot oleh Nur Rohman, selaku Chief Product Officer Dicoding, sebuah lembaga yang fokus mengedukasi para talenta digital untuk mempelajari pemrograman komputer. Seorang developer harus mampu melakukan riset dan mendekati calon pengguna layanannya, agar produk tepat sasaran dan bisa menjadi solusi yang membahagiakan pengguna.
Nur menambahkan, ada satu kemampuan khusus yang juga dibutuhkan seorang developer, yakni manajemen stres. Skill ini dibutuhkan, mengingat pengembangan suatu produk membutuhkan kolaborasi dengan beberapa pihak yang mungkin bisa memicu ketegangan jika tidak satu visi.
Sementara keahlian mendasar yang diperlukan talenta digital di dunia startup akan tergantung dari tahap atau fase perkembangan perusahaan teknologi rintisannya. Menurut Puja, setidaknya ada tiga hal yang dibutuhkan untuk menggerakkan sebuah perusahaannya.
Pertama adalah hacker, orang bertindak sebagai programming atau yang paham coding, data structure dan cloud. Kedua adalah hustler, yakni orang yang memahami bisnis atau berperan sebagai penjual produk, sales, atau marketing. Ketiga adalah hipster atau orang yang paham produk, seperti produk desain, user interface atau user experience (UI/UX) untuk mengolah dan mempercantik platform atau aplikasi.
Masa depan cerah talenta digital Indonesia
Peluang karier bagi talenta digital sangatlah luas, namun perlu diingat bahwa jumlah talenta digital juga tidak sedikit. Oleh sebab itu, penting bagi para talenta digital untuk terus belajar meningkatkan kemampuan dan memperoleh pengetahuan baru untuk memberikan keunggulan kompetitif di tengah persaingan sengit.
Saat ini, sudah banyak opsi belajar dan sertifikasi dari berbagai sumber terpercaya. Salah satunya adalah Microsoft Learn yang kini telah tersedia dalam Bahasa Indonesia. Microsoft Learn merupakan platform bebas biaya yang menghadirkan pembelajaran interaktif untuk keahlian digital atau pelatihan teknologi dan sertifikasi dari Microsoft.
Saat ini ada beberapa sertifikasi yang hadir dalam Bahasa Indonesia, di antaranya Azure Fundamentals, Data Fundamentals, AI Fundamentals, Security Fundamentals, dan Azure Associate.
Kunjungi halaman aka.ms/LearnID untuk mempelajari Microsoft Learn Bahasa Indonesia lebih lanjut.
Selain itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membuat program yang dinamakan Program Digital Talent Scholarship Tahun 2022, dengan Microsoft menjadi salah satu mitra yang berpartisipasi menyelenggarakan kelas-kelas yang disediakan. Program ini ditujukan bagi para talenta digital untuk mengikuti berbagai pelatihan digital.
Dr. Hary Budiarto M. Kom, Kepala Badan Litbang SDM Kominfo, menjelaskan ada beberapa program akademi yang bisa diikuti para talenta. Pertama, Digital Leadership Academy yang dikhususkan untuk para pemimpin. Kedua, Professional Academy untuk para pekerja bersifat profesional yang sudah bekerja atau berpengalaman dan mereka diproyeksikan untuk meningkatkan skill.
Kemudian ada Government Transformation Academy (GTA), ini diperuntukan bagi para ASN. Sementara Digital Entrepreneurship Academy (DEA) diperuntukan bagi masyarakat umum. Ada Tematik Academy untuk masyarakat dengan kebutuhan khusus; Fresh Graduate Academy (FGA) untuk mahasiswa sudah lulus; Talent Scouting Academy (TSA) yang belum lulus atau semester 6 mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek); sedangkan Vocational School Graduate Academy (VSGA) adalah pelatihan yang dikhususkan untuk lulusan SMK.
Pendaftaran Batch 1 berlangsung pada Februari hingga 8 Maret 2022. Untuk pendaftaran Batch 2 dibuka pada Juni sampai Juli 2022. Di Batch 2 ini, Kominfo bekerja sama dengan Microsoft akan memberikan pelatihan tentang AI Engineer atau Data Scientific Microsoft kepada 2.000 peserta.
Program yang diajarkan Microsoft meliputi Azure Fundamentals, Azure Data Fundamentals, Azure Artificial Intelligence Fundamentals, dan Power Platform Fundamentals. Pendaftaran bisa diakses di web digitalent.kominfo.go.id atau digileader.kominfo.go.id.