Smartfren Pasang 306 Small Cell di Jatim untuk Dukung Jaringan 5G

25 Oktober 2019 14:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Munir Syahda Prabowo, VP Technology Relations and Special Project Smartfren. Foto: Habib Allbi Ferdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Munir Syahda Prabowo, VP Technology Relations and Special Project Smartfren. Foto: Habib Allbi Ferdian/kumparan
ADVERTISEMENT
Kehadiran jaringan generasi kelima atau 5G sudah di depan mata. Meski di Indonesia penerapannya masih terbilang jauh, tapi sejumlah operator seluler Tanah Air mulai melakukan uji coba teknologi untuk mendukung 5G, salah satunya Smartfren.
ADVERTISEMENT
Keseriusan Smartfren dalam menyambut datangnya jaringan 5G terlihat dari berbagai persiapan yang mereka lakukan. Salah satunya pemasangan small cell di sejumlah daerah di Jawa Timur.
VP Technology Relations and Special Project Smartfren, Munir Syahda Prabowo, mengaku telah memasang sedikitnya 306 small cell yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Timur.
“Untuk Jawa Timur, kita alokasikan 306 small cell. Khusus di Surabaya ini paling banyak, bisa kita lihat jumlahnya mencapai 273. Daerah lainnya ada di Bojonegoro 4, Gresik 14, dan Sidoarjo 15,” ujar Munir, saat memaparkan presentasinya dalam acara Smartfren Media Experience, di Hotel Plataran Bromo, Jawa Timur, Kamis (24/10).
Logo Smartfren di kantor pusatnya yang ada di Jalan Sabang, Jakarta. Foto: Aditya Panji/kumparan
Munir mengaku, ada banyak keuntungan dari BTS (Base Transceiver Station) small cell ketimbang memakai macro BTS. Salah satunya adalah selain mengurangi risiko terjadinya blank spot, small cell juga dilengkapi dengan baterai cadangan.
ADVERTISEMENT
“Keunggulan small cell ini adalah simpel. Small cell ini dilengkapi dengan baterai sebagai backup, jadi kalau mati lampu ini masih bisa nyala. Baterai ini bisa bertahan 6 sampai 8 jam,” ujar Munir.
Small cell sendiri merupakan BTS dalam bentuk mini yang dipergunakan untuk menaungi area geografis yang lebih kecil. Small cell menjadi salah satu syarat untuk membangun 5G, yang berguna untuk mentransmisikan apa yang disebut sebagai “gelombang milimeter”. Satu BTS small cell mampu memancarkan jaringan 1 hingga 2 kilometer, lebih kecil ketimbang macro BTS. Kendati begitu, dengan menggunakan small cell, menurut Munir, kecepatan data yang didapat jauh lebih optimal.
“Kenapa kita set 1 kilometer? Logikanya begini saja, jika kami set BTS ini 3 km, maka orang yang akan memakai BTS otomatis akan sangat banyak. Tapi, kalau kita set BTS ini 1 km, maka orang yang akan memakainya lebih sedikit. Maka kecepatannya juga akan lebih bagus. Orang pada saat menggunakan 5G tidak ingin quality-nya rendah,” papar Munir.
Kantor Smartfren di Jalan Sabang, Jakarta. Foto: Jofie Yordan/kumparan
Meski Smartfren telah mempersiapkan hampir seluruh teknologi yang dibutuhkan untuk membangun 5G, seperti carrier aggregation, small cell, MiMo, QAM, beam forming, dan full deplex, namun hingga saat ini pemanfaatannya masih dipergunakan untuk 4G. Smartfren masih menunggu pita frekuensi millimeter wave 26 GHz-28 GHz yang tengah digodok oleh pemerintah untuk 5G.
ADVERTISEMENT
Nantinya, Smartfren berencana akan melakukan konfigurasi ulang software di masing-masing small cell ketika jaringan 5G telah siap diterapkan di Indonesia.
Saat ditanya berapa jumlah small cell yang telah terpasang di Indonesia, Munir tidak merinci, dia hanya menjawab ada ribuan small cell yang telah tersebar di pulau Sumatra dan Jawa. Ke depannya, Smartfren berencana akan memasang small cell di calon ibu kota Indonesia di Kalimantan.