Smartfren Siap Gelar Jaringan 5G: Bukan Sekadar Sinyal 'On'

17 Juni 2021 14:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan telekomunikasi Smartfren. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan telekomunikasi Smartfren. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
ADVERTISEMENT
Smartfren tidak ingin terburu-buru dalam menggelar jaringan 5G di Indonesia. Hingga saat ini baru dua operator seluler, Telkomsel dan Indosat Ooredoo, yang sudah mendapatkan izin komersialisasi jaringan 5G dari Kominfo.
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys, menjelaskan mereka tidak ingin hanya sekadar menghadirkan sinyal 5G di Indonesia, ketika infrastruktur dan ekosistem pendukungnya belum sempurna. Jika dilakukan tergesa-gesa, pelanggan Smartfren tidak dapat merasakan pengalaman internet 5G secara maksimal seperti yang dijanjikan.
"5G bagi Smartfren bukan sekadar meng-on-kan sinyal. Kemudian handphone kita bisa menangkap sinyal Smartfren. Tidak cukup itu. Kita ingin ketika layanan ini digelar itu betul-betul suatu layanan yang komplit dan dinikmati dengan the best experience yang dapat dirasakan oleh para pelanggan Smartfren," kata Merza saat uji coba 5G Smartfren di Jakarta, Kamis (17/6).
Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys. Foto: Screenshot
Merza menambahkan, Smartfren sebenarnya sudah siap dari segi teknologi dan infrastruktur. Bahkan, ia menegaskan jika dilakukan pergelaran 5G saat ini, pihaknya dapat melakukannya. Namun, sisi regulasi dan ekosistem 5G lainnya di Indonesia saat ini belum mendukung penuh untuk merasakan keuntungan 5G yang dijanjikan.
ADVERTISEMENT
Smartfren sendiri sudah melakukan banyak persiapan untuk menggelar sinyal 5G. Salah satunya melakukan merger dengan PT Mora Telematika (Moratelindo) melalui akuisisi saham yang diperkirakan nilai transaksinya mencapai Rp 360 miliar. Merza mengatakan langkah penggabungan tersebut, dapat memperkuat infrastruktur telekomunikasi melalui proses fiberisasi jadi makin siap untuk menggelar 5G.
Ilustrasi jaringan 5G. Foto: Fabian Bimmer/Reuters
Di sisi lain, Merza belum mengungkap kapan Smartfren akan mengajukan Uji Laik Operasi (ULO) 5G. Menurutnya, saat ini Smartfren telah siap, tapi masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Merza tidak ingin 5G hanya sekadar untuk layanan hiburan, tapi lebih dari itu.
"Secara teknologi Smartfren siap develop atau menggelar 5G. Tapi bukan sekadar layanan 5G yang bisa dinikmati untuk melihat video atau chatting. 5G menjanjikan banyak hal oleh sebab itu pemanfaatan untuk kemajuan dan perkembangan bangsa indonesia bukan untuk hiburan," terangnya.
ADVERTISEMENT

Hasil uji coba 5G Smartfren

Smartfren melakukan uji coba jaringan internet generasi kelima di Galeri Smartfren yang berlokasi di jalan Sabang, Jakarta Pusat. Uji coba ini menggunakan frekuensi millimeter wave 26000 MHZ atau 26 GHz dengan lebar bandwidth yang digunakan 800 MHz dua channel.
Spektrum yang diizinkan oleh Kominfo untuk uji coba itu, menurut Merza cocok untuk menggelar jaringan 5G, karena mampu menghasilkan latensi pendek dan bandwidth yang jauh lebih besar dibandingkan pita frekuensi di bawahnya.
Pada saat uji coba 5G dilakukan kecepatan akses download dengan menggunakan smartphone tembus 1,85 Gbps. Kemudian, dalam kasus menonton video YouTube dengan kualitas 4K, hampir tidak ada buffering.
Hasil uji coba 5G Smarfren. Foto: Screenshot
Smartfren juga menguji jaringan 5G melalui remote troubleshooting melalui VR. Remote troubleshooting itu sendiri maksudnya adalah penyelidikan awal dari kendala yang terjadi di bagian pabrik yang sudah menggunakan 5G.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Smartfren juga sudah melakukan uji coba 5G di kawasan Sinarmas Marunda Plant Agribusiness and Food, Bekasi. Pada use case jaringan 5G di manufacturing tersebut kecepatan download tembus 8,5 Gbps hingga 8,7 Gbps. Sementara kecepatan upload mencapai sekitar 160 Mbps.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun mengatakan frekuensi 26 GHz menjadi kandidat kuat implementasi 5G apabila ingin segera dikomersilkan. Namun, frekuensi ini harus dibagi-bagi untuk operator seluler agar bisa menjalankan jaringan 5G. Saat ini, Kominfo belum memberikan tanda-tanda akan melakukan pelelangan frekuensi 26 GHz yang saat ini masih kosong.