Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Perusahaan rintisan (startup) Gredu resmi memperkenalkan dirinya ke publik pada Senin (20/1). Startup teknologi pendidikan (edutech) ini siap menghadirkan platform digitalisasi sekolah yang akan menghubungkan semua pemangku kepentingan, mulai dari orang tua, guru, hingga murid.
ADVERTISEMENT
Gredu sebenarnya telah terbentuk pada 2016 lalu. Namun, startup ini baru beroperasi sejak 2018, setelah menghabiskan dua tahun masa penelitian dan pengembangan.
Melalui penelitian tersebut, Gredu menemukan bahwa pekerjaan guru selama ini dihabiskan untuk mengerjakan hal-hal terkait administratif, seperti mengisi dan mengolah daftar kehadiran siswa, bikin laporan harian, hingga menyusun silabus. Melalui data hasil riset internal Gredu, para guru rata-rata menghabiskan 5 jam untuk mengurus persoalan administratif semacam itu.
"Kesadaran akan pentingnya kemajuan pendidikan Indonesia membuat Gredu mewujudkan komitmennya dengan menghadirkan sebuah solusi digitalisasi lingkungan sekolah yang dapat menangani tugas-tugas administrasi sekolah," ujar Rizky Anies, CEO Gredu, saat ditemui di Jakarta, Senin (20/1).
"Harapannya, hal ini dapat menciptakan proses belajar dan mengajar yang lebih efisien, efektif, transparan, dan terukur,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Gredu telah memiliki empat produk yang terdiri dari School Management System, aplikasi pengolah data administrasi sekolah, dan Gredu Teacher, yang akan akan memberikan informasi data akademis dan administratif murid.
Selain itu, startup ini juga punya aplikasi Gredu Parent yang akan menginformasikan orang tua murid tentang perkembangan akademis anaknya. Sementara untuk murid, ada aplikasi Gredu Student yang memungkinkan mereka dapat melihat nilai, kehadiran, dan jadwal aktivitas mereka di sekolah.
Gredu mengklaim bahwa layanannya sudah digunakan di lebih dari 200 sekolah sejak 2018. Mereka menargetkan angka tersebut bertambah hingga 500-600 sekolah pada tahun 2020 ini.