Sukses YouTube Lintang Media Bikin Konten Video Lagu Anak, Subscriber Jutaan

15 Desember 2021 16:32 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Samsul Arifin. Foto: Instagram/culfie
zoom-in-whitePerbesar
Samsul Arifin. Foto: Instagram/culfie
Ada banyak ide konten video menarik yang bisa mendatangkan jutaan views di YouTube. Ide konten itu sebenarnya dapat berasal dari hal yang sangat familiar di sekitar kita, seperti lagu anak ‘Cicak-cicak di Dinding’, misalnya.
Salah satu channel YouTube yang berhasil memanfaatkan lagu anak sebagai ide kontennya adalah Lintang Media. Akun yang dibuat pada 2017 itu berhasil menuai ratusan juta views dari lagu anak-anak yang dianimasikan.
Lagu ‘Cicak-cicak di Dinding’ dari Lintang Media, contohnya, telah ditonton lebih dari 417 juta kali di YouTube. Channel tersebut juga mampu mendulang 248 juta views dari video lagu ‘Naik Delman, Burung Kutilang’, 102 juta views dari ‘Topi Saya Bundar, Dua Mata Saya, Lihat Kebunku’, dan puluhan juta views lain dari lusinan lagu anak yang biasa kita nyanyikan saat kecil.
“Awalnya saya enggak kepikiran video animasi anak-anak,” kata founder Lintang Media, Samsul Arifin, dalam workshop Local Content Creator 2021 yang dihelat Indosat Ooredoo dan Pemkot Surakarta di Solo, Sabtu (11/12). “Tapi, setelah saya riset lagi, terus lihat tetangga saya apa sih yang dia tonton. Oh, ternyata anak kecil itu suka nonton video-video animasi dan musik.”
Samsul Arifin (kanan) saat menjadi pembicara di workshop Local Content Creator 2021 yang digelar Indosat Ooredoo di Balai Tawang Arum, Kantor Walikota Surakarta, Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (11/12). Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
Samsul menjelaskan, Lintang Media pada awalnya hendak membuat konten video ASMR (Autonomous Sensory Meridian Response) mainan anak-anak. Anak-anak sendiri merupakan target pasar video Lintang Media sejak awal. Sebab, mereka merupakan sumber traffic paling tinggi di YouTube, berdasarkan riset dan data yang dikumpulkan Samsul sejak 2015.
Behavior-nya anak-anak sekarang, nonton video yang sama dalam satu hari bisa 5 sampai 10 kali,” jelas Samsul.
Namun, konten ASMR mainan anak-anak ternyata kurang laris ditonton. Pada tiga bulan pertama Lintang Media memproduksi konten ASMR, yang menonton hanya satu atau dua orang saja. Hal tersebut membuat Samsul sempat merasa putus asa.
Enggan menyerah dengan keadaan, Samsul mencoba berbagai jenis konten baru di Lintang Media. Dari percobaan itulah ia menemukan bahwa konten video animasi lagu anak mampu menghasilkan views yang cukup baik. Eksperimen Samsul tidak salah, video animasi lagu anak berhasil membuat Lintang Media jadi salah satu channel anak terbesar di YouTube Indonesia dengan subscriber mencapai lebih dari 3,2 juta pengguna.
“Bisa dibilang, saat kita mau bikin apa, belum tentu kok itu langsung berhasil. Jadi, kita coba saja dulu,” ujarnya.

Komposisi video dan SEO: Cara menarik target penonton

Keputusan Samsul untuk beralih membuat video animasi lagu anak didasarkan pada betapa populernya lagu anak di YouTube dalam beberapa tahun terakhir.
Lagu anak punya potensi views yang besar di platform streaming video tersebut. Hal ini dapat dilihat dari video Baby Shark yang diproduksi oleh Pinkfong, yang menjadi video paling banyak ditonton di YouTube dengan jumlah views hingga lebih dari 9,8 miliar sejak pertama kali di-posting pada Juli 2016 lalu.
Samsul Arifin, Founder Channel YouTube Lintang Media. Foto: @culfie/Instagram
Samsul menyadari bahwa membuat lagu anak semata tak menjamin konten yang dibuatnya laris ditonton. Ia perlu melakukan penyesuaian pada lagu anak yang dibuat, hingga menyusun SEO yang tepat agar mudah dicari pengguna YouTube.
Perihal SEO, Lintang Media menggunakan judul “Lagu Anak Indonesia Populer” di tiap video yang mereka upload. Kalimat tersebut memang sengaja ditaruh di judul karena ia merupakan keyword populer di Google Trends. Judul yang disesuaikan dengan keyword populer akan memperbesar peluang videonya nangkring di daftar awal hasil pencarian YouTube maupun Google.
Samsul juga mengisi description dan tagline yang berkaitan dengan lagu anak di setiap video Lintang Media. Description dan tagline ini akan membantu videonya masuk ke tab suggestion video lagu anak dari channel lain, sehingga memperbesar peluang videonya ditonton pengguna YouTube.
Selain SEO, Samsul juga membuat penyesuaian di video lagu anak. Salah satunya adalah mengurangi tempo lagu. Video lagu anak di Lintang Media umumnya memakai tempo 90 beat per menit (bpm) agar nyaman ditonton anak-anak.
Tak hanya tempo, Samsul juga membuat animasi yang lucu sebagai pendamping lagu anak. Di video ‘Cicak-cicak di Dinding’, misalnya, ia memuat animasi cicak yang sedang bermain gitar.
Samsul menyadari animasi cicak bermain gitar yang dibuatnya cukup sederhana dan jauh dari kata bagus. Samsul memang tidak bermaksud membuat animasi yang sempurna secara estetik. Tujuannya hanya untuk menarik perhatian anak-anak, membekas dalam ingatan, dan membuat mereka menonton kembali video tersebut.
“Imajinasinya orang dewasa berbeda dari imajinasinya anak kecil. Yang menurut kita jelek, itu bisa jadi bagus banget buat anak kecil,” ujar Samsul.
Ada yang menarik dalam presentasi Samsul selama acara Local Content Creator 2021 yang dihelat di Balai Tawang Arum, Solo. Seusai membicarakan resep di balik larisnya ‘Cicak-cicak di Dinding’, Samsul menyetel video tersebut di hadapan para peserta yang beberapa di antaranya membawa anak kecil.
Selama video diputar, anak-anak peserta ikut menyanyikan lagu tersebut sambil terpaku pada animasi cicak bermain gitar. Mereka seolah terhipnotis oleh tempo lambat dari lagu dan animasi lucu di dalam video. Samsul, yang sedang presentasi di panggung, kaget sambil tertawa kecil saat melihat kebetulan itu. Para peserta lain tertawa melihat tingkah itu. Namanya juga anak-anak.