Tebusan untuk Ransomware WannaCry Sudah Mencapai Rp 400 Juta

14 Mei 2017 10:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Serangan virus komputer rumah sakit Inggris. (Foto: Associated Press)
zoom-in-whitePerbesar
Serangan virus komputer rumah sakit Inggris. (Foto: Associated Press)
Ransomware WannaCry telah menyandera data-data berbagai perusahaan di seluruh dunia. Dari serangan ini, hacker telah mendapatkan tebusan hingga ratusan juta rupiah.
ADVERTISEMENT
Sedikitnya ada 200 ribu komputer di 99 negara di seluruh dunia yang terinfeksi ransomware ini. Di antara korban-korbannya adalah rumah sakit di seluruh dunia, dua dari Indonesia yaitu Dharmais dan Harapan Kita.
Ransomware WannaCry mengunci dokumen-dokumen penting milik rumah sakit, seperti sistem antrean, sistem pembayaran, sampai data medis pasien. Jika ingin dokumen mereka bisa diakses kembali, maka harus membayar sejumlah uang antara 100-300 dolar Amerika.
Menurut perusahaan pelacak transaksi finansial online, Elliptic, sejauh ini telah masuk dana 33 ribu dolar AS atau lebih dari Rp 400 juta ke dalam beberapa rekening Bitcoin para hacker penyebar ransomware.
Ransomware (Foto: 8vFanI via ThinkStock)
zoom-in-whitePerbesar
Ransomware (Foto: 8vFanI via ThinkStock)
Sumber lain mengatakan, sudah sekitar 100 korban yang membayar tebusan tersebut.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari The New York Times, Elliptic memprediksi jumlah ini akan terus bertambah jika mendekati tenggat waktu pembayaran. Para korban, kata pernyataan Elliptic, berpotensi merogoh kocek setelah mendengar laporan korban lainnya bahwa data mereka kembali setelah membayarkan tebusan.
Namun Becky Pinkard ahli dari perusahaan keamanan siber Digital Shadows mengatakan tidak ada jaminan data-data akan pulih jika tebusan dibayarkan.
Dari kejadian serupa di tahun 2012, hanya ada tiga persen yang benar-benar membayar tebusan dalam serangan ransomware. Namun seiring waktu, pembayaran mencapai 50 persen.