Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Terungkap, China Pakai Alat Pelacak untuk Awasi Muslim Uighur
20 Februari 2019 7:29 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB

ADVERTISEMENT
China ternyata terus mengawasi kegiatan 2,5 juta orang lewat pelacak yang disebut 'Muslim tracker'. Alat ini mengekspos jutaan informasi pribadi orang-orang yang tersimpan di database online.
ADVERTISEMENT
Ahli keamanan siber Belanda, Victor Gevers, menemukan daftar nama, nomor penduduk, tanggal lahir, pegawai, dan lokasi yang terkspos selama hampir tujuh bulan dalam database SenseNets. Gevers diketahui berhasil melewati celah keamanan SenseNets untuk mengakses informasi tersebut.
SenseNets adalah perusahaan yang dikontrak oleh kepolisian China untuk menggunakan artificial intelligence (AI) dalam menerapkan teknologi deteksi wajah (facial recognition), analisis keramaian, dan verifikasi personal.
"Solusi verifikasi pribadi atau face recognition tidak aman ini dibangun dan dioperasikan hanya untuk satu tujuan," tulis Gevers, dilansir ABC.
Menurut Gevers, alat 'Muslim tracker' itu dibiayai oleh pemerintah China di Xianjiang untuk mengawasi kegiatan Muslim Uighur.
"Kesimpulannya seperti itu karena koordinatnya (pelacakan) diarahkan ke lokasi mereka tinggal," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Diperkirakan ada 1 juta Muslim Uighur yang ditahan oleh pemerintah China di tempat yang disebut 'pusat pembelajaran'. Namun, banyak orang yang menganggap itu lebih seperti tempat pengasingan yang berlokasi di bagian barat Xinjiang.
Ketika Gevers mencoba untuk mengambil sampel sekitar 1000 data nama yang tertulis dalam huruf China, ketika diterjemahkan, ternyata nama-nama itu milik seorang Muslim.
Pelacakan yang dilakukan adalah dengan menggunakan kamera-kamera CCTV yang berada di sekitar lokasi. Kabarnya, alat pelacak itu disebar di lokasi-lokasi dekat masjid, hotel, kantor polisi, warung internet, hingga restoran.
Walau sempat dibobol oleh Gevers, kini database itu telah dilindungi dan tidak bisa diakses kembali oleh publik.
Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun pada Senin pagi (21/4) akibat stroke dan gagal jantung. Vatikan menetapkan Sabtu (26/4) sebagai hari pemakaman, yang akan berlangsung di alun-alun Basilika Santo Petrus pukul 10.00 pagi waktu setempat.