Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kolaborasi keduanya didasari oleh adanya kesenjangan di tingkat UMKM. Pasalnya, menurut data dari Kementerian Koperasi dan UMKM tahun 2017, Indonesia punya 61 juta unit bisnis mikro, sedangkan jumlah bisnis kecil menengah hanya 757 ribu unit.
Meski terdapat kesenjangan, potensi pemberdayaan bisnis mikro tak boleh dianggap remeh oleh berbagai pemangku kepentingan. Berdasarkan hasil penelitian Nielsen tahun 2018, angka penjualan barang kebutuhan sehari-hari di ritel modern dan tradisional mencapai Rp 700 triliun, di mana 72 persen di antaranya berasal dari ritel tradisional seperti warung dan kios.
Oleh karena itu, Warung Pintar dan Tokopedia berkolaborasi menciptakan Gerakan Warung Nasional. Gerakan ini berupaya untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui akses digital dan menciptakan produk tepat guna.
“Kami percaya tulang punggung perekonomian Indonesia terletak pada masyarakat akar rumput. Itu sebabnya kami terus berinovasi untuk mematahkan stigma tentang warung yang jauh dari teknologi,” ungkap CEO & Co-Founder Warung Pintar, Agung Bezharie Hadinegoro, dalam pernyataan resmi yang diterima kumparan, Jumat (29/11).
ADVERTISEMENT
“Penetrasi penggunaan teknologi digital Mitra Warung Pintar mencapai 95 persen. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata nasional yang baru mencapai 56 persen,” sambungnya.
Agung menambahkan, 90 persen mitranya telah menggunakan teknologi yang disediakan Warung Pintar untuk mendukung operasional bisnis warung. Dia juga menyebut bahwa 91 persen dari mitra Warung Pintar telah memiliki setidaknya satu produk finansial, yang membuat pencapaian tersebut lebih besar dari indeks inklusi keuangan nasional dan global yang masing-masing hanya sebesar 42 persen dan 70 persen.
Menurut Adi Putra, Associate Vice President New Retail Tokopedia, memang diperlukan kolaborasi antar pemangku kepentingan agar pemberdayaan warung tradisional dan toko kelontong dapat terealisasikan.
“Selama puluhan tahun terakhir, industri warung dan toko kelontong Indonesia seringkali terabaikan masyarakat maupun pemerintah, sehingga tersalip oleh modernisasi. Kami percaya Gerakan Warung Nasional ini akan menjadi titik balik kebangkitan warung Indonesia,” jelas Adi Putra.
ADVERTISEMENT