Waspada! 16 Aplikasi Android Ini Sedot Kuota Data dan Bikin Boros Baterai HP

29 Oktober 2022 18:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Google Play Store. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Google Play Store. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebanyak 16 aplikasi Android di Google Play Store ditemukan mengandung program jahat (malware) yang menyedot daya baterai handphone (HP) hingga kuota data internet, dan memaksa iklan berjalan di background perangkat.
ADVERTISEMENT
Malware tersebut ditemukan oleh peneliti dari perusahaan keamanan siber McAfee. Puluhan aplikasi ini rupanya banyak diunduh, dengan total 20 juta download, dan diinstal oleh pengguna smartphone Android.
Periset McAffe sudah melaporkan temuannya ke Google. Meski aplikasi tersebut sudah dihilangkan dari toko aplikasi Google Play Store, pengguna yang masih menginstalnya harus menghapus aplikasi tersebut agar bebas dari malware-nya.
Untuk daftar aplikasinya bisa dilihat di bawah ini:

Daftar 16 aplikasi Android penyedot baterai HP

Puluhan aplikasi berisi malware ini sekilas tampak tidak berbahaya. Aplikasi tersebut memiliki fungsi seperti flashlight, pembaca kode QR, kamera, kalkulator satuan, manajemen tugas, dan lain sebagainya.
Aplikasi ini mengandung clicker malware yang berjalan di latar belakang secara diam-diam dan mengklik iklan terselubung untuk menghasilkan uang. Meski tidak seberbahaya malware yang mencuri identitas, password atau kredensial akun, malware iklan seperti ini membuat berat HP karena menjalankan tugas di belakang, menyedot baterai dan kuota data seluler.
Ilustrasi HP kena malware. Foto: Shutterstock
Agar lolos sensor Google Play Store, aplikasi ini membawa fungsi normal pada awal diunduh. Ketika sudah terpasang di HP target, ia akan menginstal kode tambahan untuk mengeksekusi malware iklan.
ADVERTISEMENT
“Kebanyakan, (malware) itu mengunjungi situs web yang dikirimkan oleh pesan FCM (Firebase Cloud Messaging) dan menjelajahinya secara berurutan di latar belakang sambil meniru perilaku pengguna,” tulis SangRyol Ryu dari McAfee.
Seorang juru bicara Google mengkonfirmasi bahwa aplikasi berbahaya tidak lagi tersedia di Google Play. Namun tidak mengelaborasi kenapa aplikasi ini bisa terinstal hingga jutaan kali.