4 Daya Tarik Wisata di Desa Colo Kudus, Religi hingga Edukasi

9 Juli 2022 9:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesona Desa Colo di Kudus, Jawa Tengah. Foto: Doremon17/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Pesona Desa Colo di Kudus, Jawa Tengah. Foto: Doremon17/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Buat traveler yang ingin merasakan pengalaman baru, desa wisata bisa jadi alternatif pilihan liburan. Selain menikmati alamnya, liburan di desa wisata mengajakmu bernostalgia dengan suasana pedesaan plus merasakan keramah-tamahan penduduknya.
ADVERTISEMENT
Buat kamu yang hendak liburan ke Kudus, Jawa Tengah, tak ada salahnya mampir ke Desa Colo yang menawarkan banyak wisata seru untuk wisatawan.
Alam yang masih asri, keindahan arsitektur, kehidupan sosial-ekonomi hingga adat istiadatnya memiliki daya tarik wisata.
Desa wisata yang terbentuk pada tahun 2012 ini dirintis oleh pemerintah Kabupaten Kudus bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang bertugas menjadi pengelola desa wisata.
Dengan luas lahan 584 hektar, Desa Colo menyimpan berbagai daya tarik wisata, mulai dari wisata religi, wisata alam, hingga wisata budaya.

1. Mengunjungi Makam Sunan Muria

Sebelum dijadikan desa wisata, Desa Colo sudah terkenal dengan wisata religinya karena terdapat Makam Sunan Muria, putra Sunan Kalijaga atau salah satu Wali Songo.
ADVERTISEMENT
Tak bergantung musim liburan atau hari biasa, Makam Sunan Muria tidak pernah sepi oleh peziarah yang berkunjung. Puncak kunjungan ke Makam Sunan Muria biasanya terjadi di bulan Ramadhan hingga setelah idul fitri.
Terlebih, di kudus pada bulan Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri terdapat perayaan-perayaan yang juga bagian dari wisata religi itu sendiri.
Misalnya seperti perayaan sewu kupat, dan pada bulan Suro tepatnya pada saat buka luwur atau ritual penggantian kain penutup makam.

2. Menyaksikan Berbagai Tradisi

Tak lengkap jika mengunjungi desa wisata tidak melihat tradisi budayanya. Desa Colo memiliki tradisi dan budaya yang cukup menarik karena ada kaitannya dengan Sunan Muria. Terdapat tradisi Buka Luwur, Ngguyang Cekathak dan tradisi Sewu Kupat yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Tradisi Buka Luwur adalah tradisi yang dilakukan untuk memperingati hari wafatnya para wali, sekaligus penghormatan kepada Sunan Muria.
Penghormatan tersebut ditandai dengan proses penggantian kelambu makam setiap tanggal 25 Muharram. Tradisi ini juga diikuti dengan pembagian nasi jangkrik kepada warga Desa Colo.
Kemudian tradisi Guyang Cekathak adalah tradisi kuda pelana milik Sunan Muria dimandikan.
Tradisi ini dilakukan juga sebagai ritual memohon hujan. Sedangkan Sewu Kupat merupakan tradisi yang ditujukan sebagai rasa syukur setelah melewati bulan Ramadhan.
Tradisi ini kerap kali dijadikan sebagai festival besar untuk menarik wisatawan yang datang ke Kudus

3. Taman Ria Colo hingga Bukit Sepuser

Lokasi Desa Colo yang strategis berada di dataran tinggi Kawasan Gunung Muria, menjadikan Desa Colo kaya akan wisata alamnya.
ADVERTISEMENT
Terdapat Taman Ria Colo, wisata alam Bukit Sepuser, Bukit Puteran dan Omah Alas. Taman Ria Colo menyasar pengunjung keluarga dan anak anak. Disana wahana bermain anak seperti jembatan tali, perosotan anak dan masih banyak lagi.
Kemudian Bukit Sepuser dan Bukit Puteran menawarkan daya tarik wisata berupa keindahan alam Kabupaten Kudus.
Di kedua bukit tersebut pengunjung dapat melihat pemandangan Desa Colo dari ketinggian. Pemandangan indah bukan hanya bisa kamu nikmati pada siang hari tetapi juga malam hari, kamu bisa melihat “citylight” dari Desa Colo.
Kamu juga berkemah bersama keluarga di area bukit ini. Terdapat fasilitas gardu pandangan dan aula sebagai pelengkap kegiatan kemah. Sedangkan Omah Alas menawarkan pengunjung atraksi berupa kegiatan flying fox dan penyelenggaraan budaya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan kegiatan di Omah Alas Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Paguyuban Masyarakat Pelindung Hutan (PMPH).

Belajar Membatik hingga Wisata Edukasi Kopi

Seiring dengan perkembangan wisata di Desa Colo, Pokdarwis juga mengembangkan wisata edukasi berupa wisata edukasi membatik, edukasi kopi, dan kunjungan home industri.
Wisata edukasi membatik dan kunjungan home industri ditujukan untuk wisatawan umum, sedangkan wisata edukasi kopi hanya dikembangkan untuk anak anak.
Laporan Maulani Mulianingsih