5 Maskapai Penerbangan yang Pernah Berjaya di Langit Indonesia

11 Desember 2019 12:55 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi maskapai penerbangan Batavia Air Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi maskapai penerbangan Batavia Air Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Bicara traveling pastinya tidak akan pernah lepas dari yang namanya moda transportasi, salah satunya adalah maskapai penerbangan. Dengan pesawat, kamu bisa menyambangi destinasi impianmu, meski jaraknya bermil-mil jauhnya.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, terdapat beberapa maskapai penerbangan komersial nasional, yang kamu sudah pasti hapal. Ada Garuda Indonesia, Citilink, Sriwijaya Air, Nam Air, Lion Air, Batik Air, AirAsia, dan Wings Air.
Selain itu, masih ada lagi maskapai penerbangan lainnya yang melayani rute-rute tertentu, seperti Transnusa dan Susi Air. Tapi tahukah kamu, bahwa ada banyak maskapai penerbangan lainnya yang sempat terbang di langit Indonesia?
Ya, karena berbagai alasan, maskapai tersebut terpaksa gulung tikar dan tak lagi beroperasi. Berikut kumparan telah rangkum lima di antaranya.
Ilustrasi maskapai penerbangan Merpati Air Foto: Shutter Stock
Merpati Air adalah maskapai penerbangan berplat merah, selain Garuda Indonesia yang pernah berjaya di masanya. Sebelum Lion Air Group mengepakkan sayap terbang ke Indonesia Timur, Merpati Air telah lebih dulu melakukannya.
ADVERTISEMENT
Maskapai yang satu ini dulunya berfokus untuk terbang ke Papua, Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Sayang, karena persoalan finansial, Merpati Air mesti berhenti beroperasi.
Oktober lalu, Merpati Air mendapat bantuan dana dari 11 BUMN. Meski begitu, hingga kini belum ada kabar pasti kapan Merpati Air akan kembali terbang.
Ilustrasi maskapai penerbangan Sempati Air Foto: Wikimedia Commons
Nama maskapai ini mungkin terdengar asing di telingamu. Tapi, pada masanya, Sempati Air merupakan salah satu maskapai penerbangan bagi para eksekutif.
Mengawali karier sebagai penerbangan pengangkutan milik yayasan Angkatan Darat, Sempati rupanya mampu menjadi maskapai besar di tanah air.
Di bawah Tommy Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Presiden Komisaris, Sempati Air bahkan pernah terbang ke Singapura, Penang, Kuala Lumpur, Taipei, Yangon, Madras, hingga Perth di Australia.
ADVERTISEMENT
Penerbangan Sempati Air mesti berhenti, karena bobroknya kondisi keuangan perusahaan akibat utang yang menumpuk dan manajemen yang buruk. Kondisi tersebut diperparah lagi dengan krisis moneter pada 1998, lengkap dengan lengsernya Presiden Soeharto dari tampuk kekuasaan.
Ilustrasi maskapai penerbangan Adam Air Foto: Wikimedia Commons
Mulai mengudara pada 2003 silam, Adam Air menjadi maskapai penerbangan berbiaya murah dengan pertumbuhan bisnis tercepat. Kinerjanya dalam meningkatkan jumlah penumpang dari 5 juta menjadi 25 juta dalam kurun waktu tujuh tahun bahkan diapresiasi oleh Center for Asia Pasific Aviation yang berbasis di Sydney, Australia.
Adam Air harus berhenti beroperasi karena dilarang otoritas, akibat masalah standardisasi keselamatan penerbangan. Rupanya, selama ini Adam Air menutupi beragam masalah keselamatan.
Seperti kerusakan gagang pintu yang tak diganti selama berbulan-bulan, menerbangkan pesawat yang telah melewati batas jam terbang, bahkan terbang dengan jendela yang rusak.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini diperparah dengan insiden kecelakaan pesawat Boeing 737-4Q8 pada Senin (1/1/2007) yang menerbangkan 96 penumpang dan enam awak pesawat. Pesawat yang terbang dari Surabaya menuju Manado itu hingga kini tak dapat dievakuasi.
Ilustrasi maskapai penerbangan Batavia Air Foto: Shutter Stock
Di awal-awal kemunculannya, nama Batavia Air bergaung di mana-mana. Kamu bahkan bisa menemukan iklannya hampir di setiap stasiun televisi.
Menariknya, Batavia Air juga mampu menyasar segmen pasar yang tepat. Burung besi ini menawarkan biaya yang relatif murah untuk penumpang yang ingin menikmati pengalaman terbang dengan ekonomi premium.
Berbasis di Jakarta dan Surabaya, Batavia Air melayani rute menuju Guangzhou, Pontianak, Kuching, Denpasar, Perth, Singapura, Timor Leste, hingga Arab Saudi. Hampir sama seperti maskapai lainnya, Batavia Air juga mati karena terlilit utang yang besar, akibat beban operasional.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi maskapai penerbangan Bouraq Airlines Foto: Wikimedia Commons
Jika hanya dilihat dari namanya, kamu mungkin mengira bahwa maskapai penerbangan yang satu ini berasal dari Timur Tengah. Padahal sebenarnya, Bouraq Airlines merupakan maskapai milik pengusaha kayu bernama Jerri A Sumendap.
Ia mendirikan Bouraq Airlines untuk memfasilitasi kebutuhan penerbangan ke daerah terpencil di Kalimantan pada 1970. Hingga sang pendiri wafat pada 1995, maskapai ini terus berkembang pesat.
Bouraq Airlines mesti turun mesin karena kalah saing dengan maskapai penerbangan lainnya yang muncul pada awal masa reformasi. Meski manajemen telah melakukan beragam upaya, Bouraq Airlines harus menyatakan diri bangkrut pada 2005.
Di antara kelima maskapai ini, mana yang pernah kamu tumpangi?