5 Ritual Adat Minang dalam Film Onde Mande! yang Masih Dilestarikan

27 Juni 2023 12:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pemain foto bersama saat konferensi pers launching poster film Onde Mande di kawasan Cipete, Jakarta, Senin, (15/5/2023). Foto: Agus Apriyanto
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pemain foto bersama saat konferensi pers launching poster film Onde Mande di kawasan Cipete, Jakarta, Senin, (15/5/2023). Foto: Agus Apriyanto
ADVERTISEMENT
Suku Minangkabau merupakan satu dari suku terbesar yang ada di Indonesia. Ini dibuktikan dengan masyarakatnya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain dikenal sebagai suku terbesar di Indonesia, Suku Minang dikenal sangat menjunjung tinggi adat-istiadat tanah kelahirannya. Tak heran kalau masih ada ritual yang sangat kental dan masih dilestarikan hingga saat ini.
Uniknya, kekayaan adat dan budaya Suku Minang juga ditampilkan ke dalam sebuah film layar lebar yang berjudul Onde Mande! Apa saja? Yuk, simak ulasannya.

1. Tabuik

Ritual Tabuik di Padang Pariaman, Sumatera Barat. Foto: Shutterstock
Tabuik adalah tradisi pertama yang masih dilakukan oleh Suku Minang. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Pariaman, Sumatera Barat.
Ritual tersebut merupakan bagian dari peringatan hari wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Hussein bin Ali, yang jatuh pada tanggal 10 Muharram dalam kalender Islam.
Puncaknya, arak-arakan Tabuik yang dibangun bertingkat ini akan berakhir di pelabuhan kemudian digulirkan ke laut lepas.
ADVERTISEMENT

2. Bakaua (tolak bala)

Bundo Kanduang mengikuti arak-arakan sambil menjunjung jamba (dulang berisi makanan) di kepala mereka saat digelarnya prosesi Bakaua Adat di perkampungan adat Nagari Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, Senin (25/7/2022). Foto: Iggoy el Fitra/Antara Foto
Digelar di daerah pertanian, ritual ini digelar ketika para petani turun ke sawah untuk memulai penggarapannya. Mereka biasanya akan berbaris mengelilingi sawah sambil membakar kemenyan sekaligus memanjatkan doa. Enggak hanya itu, biasanya mereka juga akan menyembelih sapi sebagai sebuah jamuan. Ritual tersebut dilakukan, agar terhindar dari petaka.
Meski sudah mulai ditinggalkan, ada beberapa daerah yang masih mengadakan Bakua saat ini. Di antaranya Solok, Sijunjung, dan Tanah Datar.

3. Batagak Rumah

Rumah Gadang. Foto: Shutterstock
Rumah Gadang enggak hanya dikenal sebagai rumah tradisional masyarakat Minangkabau. Rumah Gadang juga menjadi bagian dari salah satu tradisi masyarakat setempat.
Di Minangkabau, tiap ruangan di dalam rumah gadang dibiarkan terbuka kecuali bagian kamar.
Batagak Rumah merupakan upacara yang dilaksanakan sebelum penduduk membangun rumah gadang, supaya calon penghuninya senantiasa diberi kesejahteraan. Gadang, yang berarti besar merupakan lambang sebuah kapal yang membesar ke atas.
ADVERTISEMENT

4. Pacu Jawi

Pacu Jawi atau karapan sapi. Foto: Shutterstock
Selanjutnya, tradisi yang enggak kalah menariknya adalah tradisi Pacu Jawi, atau yang juga dikenal dengan karapan sapi di Madura. Tradisi Pacu Jawi yang dilakukan di atas sawah yang basah dan berlumpur.
Tradisi balapan khas Minangkabau ini diikuti oleh seorang joki dan jawi (sapi) berpasangan. Bahkan, joki biasanya juga menggigit ekor kedua sapi untuk mempercepat pelarian mereka, lho!

5. Pacu Itiak

Pacu Itiak. Foto: Shutterstock
Sudah berlangsung sejak 1928, bersamaan dengan Sumpah Pemuda, ritual ini dilakukan di 11 titik daerah Payakumbuh.
Dari garis start, masing-masing peserta melemparkan itiak (itik) betina berusia 4-6 bulan. Daya tempuhnya beragam; ada itik yang berhasil menempuh 2000 m, tetapi ada juga yang hanya berhasil melambung sejauh 800 m.
ADVERTISEMENT
Berbagai adat ritual khas Minang yang masih terus dilangsungkan hingga hari ini berhasil menghidupkan warna beragam bagi budaya Indonesia.