Aksi Pro-demokrasi Thailand, Hostel di Bangkok Tawarkan Tempat Berlindung Gratis

25 Oktober 2020 12:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Massa pro demokrasi menggelarr unjuk rasa anti pemerintah di Bangkok, Thailand, Minggu (18/10).  Foto: Jorge Silva/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Massa pro demokrasi menggelarr unjuk rasa anti pemerintah di Bangkok, Thailand, Minggu (18/10). Foto: Jorge Silva/REUTERS
ADVERTISEMENT
Ibu Kota Thailand, Bangkok belakangan ini diserbu ribuan demonstran antipemerintah yang turun ke jalan untuk menuntut Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mundur dari jabatannya. Mereka juga menyerukan reformasi monarki Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn.
ADVERTISEMENT
Untuk mendukung aksi tersebut, puluhan Hostel di Bangkok membuka pintu untuk memberikan perlindungan rahasia serta fasilitas beristirahat secara gratis kepada pengunjuk rasa yang telah menunjukkan aksinya selama berbulan-bulan.
Sejak pertengahan Juli, pengunjuk rasa yang dipimpin oleh pemuda dan mahasiswa telah menentang tindakan keras dan meminta Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengundurkan diri.
Guna meredam aksi demonstran yang terus membesar, pemerintah mengerahkan pasukan anti huru-hara dilengkapi mobil water canon serta tembakan gas air mata. Aksi represif aparat seringkali memaksa para demonstran bermain kucing-kucingan dengan polisi dalam kondisi terik hingga larut malam.
Massa pro demokrasi menggelarr unjuk rasa anti pemerintah di Bangkok, Thailand, Minggu (18/10). Foto: Athit Perawongmetha/REUTERS
Bahkan, tak sedikit para pengunjuk rasa ditemukan tertidur akibat kelelahan di tempat-tempat sempit bahkan di pinggir jalan. Kondisi memprihatinkan itulah yang mendorong para pemilik penginapan di kota tersebut memberikan tempat istirahat sementara bagi para demonstran.
ADVERTISEMENT
"Saya merasa kasihan kepada mereka yang tidak memiliki tempat tinggal," kata seorang mahasiswa kedokteran yang namanya enggan disebutkan karena khawatir menjadi sasaran pihak berwenang sebagaimana dikutip Asia One.
Pria tersebut telah menyediakan tempat istirahat rahasia atau sementara bagi para demonstran secara daring melalui akun jejaring media sosial Twitter. Sebuah akun Twitter, Mobmeeteenon (demonstran punya tempat untuk tidur), membantu menghubungkan pengunjuk rasa ke kamar setelah pemerintah mengeluarkan keputusan darurat dan menindak orang-orang yang berkemah di luar rumah pejabat.
Ilustrasi kamar hotel Foto: Shutter Stock
Relawan lainnya yang berusia 25 tahun juga turut membantu mengatur tempat tinggal, mengatakan sekitar 500 orang telah dijamu sejak upaya penyediaan kamar dimulai. Selain tempat tidur, para demonstran diberi makan tiga kali sehari dan transportasi untuk melakukan protes.
ADVERTISEMENT
Banyak ruang di hotel dan hostel di Bangkok yang biasanya ramai menjadi sepi dari turis asing sejak pihak berwenang menutup perbatasan Thailand untuk menekan angka penyebaran virus corona COVID-19. Kondisi ini pun membuat pengelola hotel tak ragu untuk menerima para demonstran agar bisa beristirahat sebelum kembali ke jalan.
Massa pro demokrasi menggelarr unjuk rasa anti pemerintah di Bangkok, Thailand, Minggu (18/10). Foto: Jorge Silva/REUTERS
Seorang pengunjuk rasa dari provinsi Chonburi di timur Bangkok terkejut ketika ditawari tempat tidur. Padahal, dia berencana tidur di jalan setelah unjuk rasa belum lama ini.
"Ada empat orang yang tidur di kamar ini. Saya tidur di sini,” kata pria berusia 27 tahun itu, berbicara dari sebuah hostel di pusat kota Bangkok.
Pemerintah secara resmi mencabut status dekrit darurat pada Kamis (22/10). Keputusan mencabut dekrit darurat karena kondisi dianggap sudah semakin membaik. Sebelumya, selama tiga bulan terakhir, Thailand dihantam demo besar menuntut pengunduran diri Prayuth dan reformasi monarki.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).