Alasan Mengapa Museum Nasional Disebut Juga Museum Gajah

17 Desember 2019 12:25 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Patung Gajah berbahan perunggu pemberian atau hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand saat berkunjung ke museum ini tahun 1871. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Patung Gajah berbahan perunggu pemberian atau hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand saat berkunjung ke museum ini tahun 1871. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Di antara kamu pasti sudah ada yang pernah berkunjung ke Museum Nasional yang terletak di Jalan Merdeka Barat 12, Jakarta Pusat. Namun, tahukah kamu mengapa Museum Nasional disebut juga dengan Museum Gajah? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Pesona.travel, Selasa (17/12), Museum Nasional Republik Indonesia yang merupakan museum pertama dan terbesar yang ada di Asia Tenggara ini eksistensinya diawali dengan berdirinya himpunan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen oleh Pemerintah Belanda pada 24 April 1778.
Museum Nasional kerap disebut juga Museum Gajah terletak di Jalan Merdeka Barat 12, Jakarta Pusat. Foto: Shutterstock
com-Museum Nasional Indonesia Foto: Shutterstock
Salah seorang pendiri lembaga ini, JCM Radermacher, kemudian menyumbangkan rumah miliknya di Jalan Kalibesar, serta sejumlah koleksi benda budaya dan buku yang amat berguna. Sumbangan Radermacher inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan.
Di Museum Nasional kamu bisa belajar tentang arkeologi, sejarah, etnografi, geografi, dan masih banyak lagi. Uniknya, bagi beberapa kalangan, museum ini lebih akrab disebut dengan Museum Gajah. Apakah penyebabnya?
Patung Gajah berbahan perunggu pemberian atau hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand saat berkunjung ke museum ini tahun 1871. Foto: Shutterstock
Jika kamu sudah pernah datang atau sekadar hanya lewat di depan Museum Nasional, pasti kamu akan melihat ada satu patung gajah berukuran cukup besar di halaman depan.
ADVERTISEMENT
Ini bukanlah patung sembarangan. Patung berbahan perunggu tersebut merupakan pemberian atau hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand, yang pernah berkunjung ke museum ini pada 1871.
Karena itulah Museum Nasional akrab disebut dengan Museum Gajah, meskipun sejak 28 Mei 1979 sudah resmi bernama Museum Nasional Republik Indonesia dan hingga kini patung gajah tersebut masih berdiri kokoh di halaman gedung dan menjadi maskot utama museum ini.
Arca di Museum Nasional. Foto: Prabarini Kartika/kumparan
Di museum ini kamu dapat melihat koleksi yang luar biasa banyak yaitu lebih dari 140 ribu benda bersejarah. Koleksi ini terbagi dalam tujuh jenis koleksi, yaitu prasejarah, arkeologi, keramik, numismatik-heraldik, etnografi, sejarah, dan geografi.
Salah satu koleksi museum ini adalah patung Bhairawa, yang merupakan patung tertinggi di Museum Nasional. Patung ini menggambarkan raksasa mengerikan sebagai perwujudan hasrat negatif. Bhairawa merupakan Dewa Siwa dalam salah satu perwujudannya.
Anak-anak sedang mempelajari sejarah dari koleksi patung yang ada di Museum Nasional. Foto: Shutterstock
Di sana juga ada Patung Buddha Dipangkara yang merupakan koleksi arca tertua. Patung ini terbuat dari perunggu yang disimpan dalam Ruang Perunggu dalam kotak kaca tersendiri. Sementara itu, arca Hindu tertua yaitu Wisnu Cibuaya terletak di Ruang Arca Batu.
ADVERTISEMENT
Bagaimana, kapan terakhir kali kamu berkunjung ke Museum Nasional alias Museum Gajah?