Antisipasi Cuaca Buruk, Watersport Tanjung Benoa Berlakukan Buka Tutup

8 Januari 2020 18:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Watersport, salah satu aktivitas favorit yang dilakukan wisatawan saat liburan di Tanjung Benoa, Bali. Foto: Dok. Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Watersport, salah satu aktivitas favorit yang dilakukan wisatawan saat liburan di Tanjung Benoa, Bali. Foto: Dok. Shutterstock
ADVERTISEMENT
Akibat cuaca buruk yang disertai dengan angin kencang, sejumlah operator wahana permainan air atau watersport di kawasan Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Bali, memberlakukan buka tutup.
ADVERTISEMENT
"Dampaknya ya kami harus buka-tutup wahana permainan air dengan melihat situasi kondisi cuaca dan kecepatan angin. Tapi kami masih bisa operasional seperti biasa, hanya paling ditutup sementara selama 1-2 jam," ujar Ketua Gabungan Usaha Wisata Tirta (Gahawisri) Badung, Nyoman Wana Putra di Mangupura, seperti yang dilansir dari Antara, Rabu (8/1).
Wisatawan yang sedang menikmati wisata watersport di Tanjung Benoa, Bali. Foto: Dok. Shutterstock
Ia mengatakan kondisi buka tutup wahana wisata bahari itu telah berlangsung selama beberapa hari terakhir. Bahkan saat kondisi angin sangat kencang beberapa waktu yang lalu, sempat terjadi penutupan seluruh wahana permainan air selama sekitar enam jam.
Penutupan wahana permainan air tersebut, harus dilakukan untuk menjamin keselamatan para wisatawan. Sebab, angin yang terlalu kencang sangat beresiko terhadap wisata watersport.
Demi menghadapi kondisi cuaca tersebut, para pengelola dan pengusaha wisata air terpaksa juga harus harus menolak wisatawan yang berkeinginan melakukan wisata bahari.
Wisatawan sedang bersiap menaiki wahana watersport fying fish di Tanjung Benoa, Bali. Foto: Dok. Shutterstock
Agar wisatawan tidak merasa kecewa apabila kondisi cuaca dan angin kurang baik, masih memungkinkan mereka akan diarahkan untuk melakukan sejumlah permainan air yang lebih aman.
ADVERTISEMENT
Namun, apabila cuaca memang tidak memungkinkan. Untuk permainan khususnya parasailing dan flying fish yang memiliki risiko tinggi terhadap hembusan angin kencang, memang harus ditutup untuk sementara dari aktivitas wisatawan.
"Kami harus sampaikan bahwa cuaca tidak bisa melawan karena berisiko dan nyawa taruhannya. Mereka kami berikan pengertian dan akhirnya mereka mau untuk membatalkan rencananya atau ada juga yang menunggu kondisi cuaca membaik. Kalau pada waktu itu anginnya sangat kencang jadi mungkin baru bisa main besoknya," kata Nyoman Wana Putra.
Banana boat, salah satu atraksi yang bisa dilakukan di Tanjung Benoa, Bali. Foto: Dok. Shutterstock
Ia menjelaskan saat ini Gahawisri Badung menaungi sekitar 20 operator, dan pengusaha wisata watersport di kawasan Tanjung Benoa.
"Dan apabila ada aturan penutupan sementara wahana permainan air akibat dampak dari cuaca buruk, maka hal itu harus dipatuhi oleh seluruh seluruh operator," ujarnya.
Wisatawan di Tanjung Benoa, Bali sedang menikmati wisata watersport Flying Fish. Foto: Dok. Shutterstock
Terkait kunjungan wisata bahari di kawasan Tanjung Benoa, Nyoman Wana Putra menjelaskan, pada musim liburan akhir tahun 2019 sempat terjadi kenaikan jumlah wisatawan sekitar 80 persen.
ADVERTISEMENT
"Kalau awal tahun 2020 ini jumlah kunjungan mengalami sedikit penurunan yang menurut kami memang diakibatkan oleh kondisi cuaca," katanya.