Belajar Sejarah Pesawat Garuda Indonesia di Museum Transportasi

10 Februari 2018 13:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Museum Transportasi, TMII (Foto: Bella Cynthia / kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Museum Transportasi, TMII (Foto: Bella Cynthia / kumparan)
ADVERTISEMENT
Belajar bisa di mana saja, tak terkecuali di museum. Ya, saat ini museum menjadi salah satu media pembelajaran untuk mengetahui berbagai macam hal secara lebih nyata.
ADVERTISEMENT
Misalnya saja seperti Museum Tekstil yang membahas sejarah tekstil di Indonesia, Museum Layang-layang hingga Wayang yang membahas tentang kesenian Indonesia, hingga Museum Transportasi, bisa kamu kunjungi untuk melihat seluk-beluk sejarah dunia transportasi.
Hal ini jugalah yang membuat kumparanTravel tertarik untuk berkunjung ke Museum Transportasi. Berada di Taman Mini Indonesia Indah, Museum Transportasi memiliki luas 6,25 hektar dan diisi sekitar 660 koleksi, seperti miniatur, foto-foto, hingga benda transportasi lainnya.
Saat kumparanTravel berkunjung ke museum ini Kamis (8/2), kumparanTravel ditemani oleh Bambang Kunhardi, Koordinator Edukasi dan Koleksi Museum Transportasi. Ia mengajak kumparanTravel berkeliling museum sambil menceritakan sedikit koleksi di museum ini.
Salah satu yang diceritakan adalah tentang pesawat garuda Indonesia. Menurutnya, awalnya Garuda Indonesia bernama Seulawah, yang berarti Gunung Emas, yang diambil dari gunung terkenal di Aceh. Nama ini merupakan pemberian dari Presiden Soekarno.
Miniatur pesawat Indonesian Airways (Foto: Bella Cynthia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Miniatur pesawat Indonesian Airways (Foto: Bella Cynthia/kumparan)
Pesawat Seulawah menjadi cikal-bakal berdirinya perusahaan penerbangan niaga pertama dan dibukanya jalur penerbangan Jawa-Sumatera dan luar negeri. Bahkan, pesawat ini juga pernah menjalani tugas rahasia untuk menyelundupkan senjata, amunisi, dan alat komunikasi dari Burma (Myanmar) ke Aceh.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pesawat Seulawah pernah membawa tokoh-tokoh bangsa ke dunia internasional, untuk membangun serta menjalin kerjasama hubungan internasional, agar Indonesia diakui kemerdekaanya secara de facto.
Foto Bandara Kemayoran (Foto: Bella Cynthia / kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Foto Bandara Kemayoran (Foto: Bella Cynthia / kumparan)
Saat itu, pesawat pertama Indonesia merupakan buatan Rusia dan berjenis Douglas C.47 dengan seri RI-001. Pesawat tersebut memiliki tempat duduk layaknya pesawat tempur, saling berhadapan. Kemudian, setelah jam terbang pesawat ini sudah banyak, pemerintah mengganti namanya menjadi Indonesia Airways.
"Ketika jam terbang dari pesawat Seulawah sudah banyak, akhirnya pemerintah menggantinya menjadi Indonesian Airways. Kalau pesawat Indonesian Airways tempat duduknya sudah menghadap kedepan," ungkapnya.
Selanjutnya, setelah membeli pesawat yang cukup banyak, pemerintah kembali mengganti namanya menjadi Garuda Indonesia. Pesawat Garuda inilah yang kemudian juga dipajang di museum transportasi.
Pesawat Garuda Indonesia (Foto: Bella Cynthia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia (Foto: Bella Cynthia/kumparan)
Saat kumparanTravel mengintip bagian dalam pesawat, keadaan di dalam tak berubah sedikitpun. Pria lulusan STTD (Sekolah Tinggi Transportasi Darat) ini menceritakan jika model pesawat Garuda Indonesia yang mereka panjang jenis McDonnell Douglas DC9-32 Series.
ADVERTISEMENT
Dengan panjang 36 meter, pesawat ini cukup untuk menampung hingga 102 penumpang. Pesawat yang sudah mengudara selama 20 tahun ini sebelum dipajang terlebih dahulu dipotong menjadi sembilan bagian agar mudah dipajang.
"Kan banyak yang mikir, "Ini pesawat diterbangkan kesini ya?". (Nyatanya) Ini (pesawat) dipotong menjadi sembilan bagian, lalu dirakit kembali oleh PT. Garuda Indonesia di sini (Museum Transportasi), jadilah seperti ini," jelas pria yang baru satu tahun bekerja di Museum Transportasi.
"Dahulu Garuda Indonesia sebenarnya ingin menghibahkan yang (jenis) Boeing, tapi karena terlalu besar (ukurannya), akhirnya McDonnell Douglas ini," tambahnya.
Foto pesawat Garuda Indonesia (Foto: Bella Cynthia / kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Foto pesawat Garuda Indonesia (Foto: Bella Cynthia / kumparan)
Pintu darurat dari pesawat ini pun masih di samping dekat sayap. Pintu masuk dan turunnya pun masih dari ekor, layaknya pesawat tempur. Sayangnya, koleksi transportasi udara diakui Bambang sangat sedikit. Mengingat hanya Garuda Indonesia saja yang mau menghibahkannya.
ADVERTISEMENT
"Pesawat Garuda Indonesia ini diberikan akses untuk masuk kedalam pada Sabtu dan Minggu untuk pengunjung. Namun, Senin hingga Jumat khusus hanya untuk rombongan. Tapi, jika musim hujan, pesawat ini bisa tak di buka lantaran takut keadaan dalam pesawat menjadi kotor," tutupnya.
Pintu masuk dan keluar pesawat Garuda Indonesia (Foto: Bella Cynthia / kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pintu masuk dan keluar pesawat Garuda Indonesia (Foto: Bella Cynthia / kumparan)
Jika tertarik untuk berkunjung ke Museum Transportasi, kamu hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 5 ribu saja.
Yuk, ke museum!