Berburu Perhiasan Istimewa dari Kerang Paua di Selandia Baru

11 Desember 2019 18:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paua merupakan sejenis abalon berharga tinggi yang bisa kamu temukan di Selandia Baru Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Paua merupakan sejenis abalon berharga tinggi yang bisa kamu temukan di Selandia Baru Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang, jalan-jalan pastinya tidak terasa afdal tanpa oleh-oleh. Biasanya, ketika traveling ke kawasan Eropa atau Australia, atau Selandia Baru, orang-orang akan membawa cokelat sebagai oleh-oleh.
ADVERTISEMENT
Padahal sebenarnya, ada oleh-oleh khas dalam bentuk lain yang bisa kamu temukan di negara ini. Sebagai negara yang dikelilingi oleh lautan, Selandia Baru punya sebuah oleh-oleh unik berupa perhiasan dari paua.
Paua adalah sejenis kerang abalon berbentuk oval yang biasanya hanya dapat ditemukan di Selandia Baru. Paua memiliki ciri khas tersendiri yang membuat mereka dihargai tinggi. Salah satunya adalah warna mereka yang indah dan berbeda dengan kerang abalon lainnya.
Tampak luar kerang paua Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Jika kamu terbiasa melihat kerang dengan warna abu-abu cenderung memutih atau hijau tua serta hitam. Paua sangat berbeda.
Baik kulit luar maupun dalam kerang paua memiliki warna yang indah, seperti biru, hijau, ungu tua, merah muda, dan kuning. Sehingga, tak heran paua laris manis dijadikan sebagai perhiasan maupun koleksi.
Kerang paua yang telah dibersihkan juga dijual di tempat ini. Biasanya, kulit kerang paua dibeli untuk dijadikan sebagai koleksi Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Nama paua berasal dari bahasa Maori. Paua memiliki beberapa lubang berjajar yang berada di dekat tepi cangkangnya. Lubang ini mereka gunakan untuk bernapas dan juga bereproduksi.
ADVERTISEMENT
Paua memiliki sepasang mata, mulut, dan tentakel. Tentakel-tentakel itulah yang mereka gunakan untuk menempel pada bebatuan di dasar laut. Untuk dapat bertahan hidup, paua mengonsumsi rumput laut.
kumparan berkesempatan menyambangi Paua Farm di Pulau Arapawa, Marlborough, Selandia Baru. Paua Farm di Arapawa Homestead ini sangat berbeda dengan toko perhiasan pada umumnya.
Untuk bisa sampai di tempat ini, kamu bisa menggunakan kapal feri Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Jika toko perhiasan biasanya berada di tengah kota, bangunannya berada di deretan toko serupa atau di dalam pusat perbelanjaan mewah, maka yang satu ini sangat berbeda. Sesuai dengan namanya, kamu akan menemukannya di dalam kawasan rumah pedesaan.
Karena berlokasi di tengah pulau, maka untuk dapat mencapainya itu, kumparan mesti menggunakan kapal feri. Kala itu, kumparan dan awak media lainnya menggunakan layanan Beachcomber Cruises dari penginapan yang berlokasi di Furneux Lodge.
Arapawa Homestead Pearls and Paua Farm di Selandia Baru Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Lanskap indah mengelilingi Arapawa Homestead Pearls and Paua Farm Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Paua Farm di Pulau Arapawa sangat indah. Sekelilingnya dihiasi dengan lanskap alam menawan Selandia Baru. Langsung menghadap lautan, rumah milik keluarga Radon itu seakan berada dalam lukisan. Di kawasan belakang dan samping rumah, kamu bisa menemukan pegunungan yang menghijau.
ADVERTISEMENT
Begitu kapal bersandar, Antonia bersama sang suami langsung menyapa kami dengan ramah. kumparan langsung diajak masuk ke rumah dan mencicipi camilan yang telah disediakan.
Setelah itu, kami pun diajak untuk menonton video berdurasi delapan menit. Video tersebut berisi tentang kegiatan Mike, Antonia, dan anak-anaknya dalam menjalankan usaha peternakan Paua dan membuat perhiasan yang indah dari kerang abalon itu.
Menurut penuturan Antonia, peternakan Paua miliknya itu awalnya terbentuk karena ia ingin melestarikan kerang abalon yang mati akibat gempa di Kaikoura pada 2016 lalu. Ia dan sang suami kemudian membuat tangki untuk menangkarkan bayi-bayi kerang paua.
Paua diberi makan dengan rumput laut segar yang berasal langsung dari lautan di depan rumah. Air yang digunakan untuk menangkarkan paua juga berasal dari lautan yang sama. Sirkulasinya dirancang sedemikian rupa, sehingga paua akan selalu mendapat oksigen yang baru.
Paua kecil yang masih berusia sekitar 1 tahun 2 bulan ditempatkan dalam bak berisi air dan rumput laut Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Tangki-tangki untuk menangkar paua juga dilengkapi dengan ember yang digantung. Ember-ember ini akan terisi dengan air dan secara otomatis menuangkan isinya ketika telah penuh.
ADVERTISEMENT
Cara ini akan membantu air di dalam tangki bergerak sehingga dapat membantu paua bernapas. Karena menurut penuturan Jacob, anak dari Antonia dan Mike, paua tidak memiliki alat pernapasan. Sehingga ia butuh pergerakan air untuk membantunya bernapas.
Jacob tengah mengambil paua dewasa dari dalam bak Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Hingga kini, mereka memiliki 20 tangki berisi 4 juta larva paua yang siap dirilis kembali ke laut lepas ketika sudah berusia delapan bulan. Sementara itu, selama kurun waktu tertentu, tepatnya mulai 21 Oktober hingga Mei, keluarga Antonia akan menyelam untuk memanen paua.
Hanya paua yang telah mencapai ukuran dan kualitas tertentu saja yang akan dipanen. Untuk memanen paua, diver tidak boleh menggunakan tangki oksigen. Dan ketika paua yang didapat tidak sesuai dengan ukuran yang ditentukan, paua-paua tersebut akan dikembalikan lagi ke laut.
Bak air penyimpanan paua harus selalu memiliki aliran air yang dinamis untuk membantu paua bernapas Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Paua yang berhasil dibawa ke rumah akan ditempeli dengan cetakan dan diternakkan di dalam tangki khusus. Untuk bisa mendapatkan mutiara yang indah, paua membutuhkan waktu sekitar 3-4 tahun.
ADVERTISEMENT
Setelah cukup umur, paua akan dipanen. Sayangnya, saat kumparan tiba, paua tidak dalam masa panen, sehingga kami hanya bisa melihat paua dalam tangkinya saja.
Antonia, ibu Jacob, tengah memperlihatkan perhiasan mewah dalam berbagai warna yang terbuat dari cangkang paua Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Liontin dari paua diklasifikasikan berdasarkan ukuran dan kualitasnya. Gem+ merupakan grade terbaik Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Mutiara dalam kerang paua akan dipotong sesuai dengan cetakannya. Mutiara-mutiara itu kemudian diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya.
Ada delapan kategori mutiara paua berdasarkan kualitasnya. Mutiara dengan kualitas tertinggi berada di grade Gem+. Warnanya terlihat lebih cerah, lebih berkilau, dan lebih jelas.
Kalung indah dengan liontin dari paua Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Mutiara di kelas ini dibanderol mulai dari 600 dolar Selandia Baru atau sekitar Rp 5,4 juta, tergantung ukuran dan bentuknya.
Itu baru kisaran harga mutiaranya saja. Belum termasuk jenis emas atau perak pengikat perhiasannya. Perbedaan harga juga bisa disebabkan oleh tingkat kerumitan perhiasan tersebut.
Liontin paua dapat disandingkan dengan perhiasan dari emas maupun perak, tergantung kebutuhan dan keinginan konsumen Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Untuk mutiara dengan grade terendah, Antonia membanderolnya dengan harga mulai dari 87 dolar Selandia Baru atau setara dengan Rp 798 ribu. Harga ini juga masih bisa berubah, tergantung dengan ukuran, besar mutiara, serta tingkat kerumitan perhiasannya.
ADVERTISEMENT
Mereka juga bersedia menerima custom, apabila ada pelanggan yang ingin memasangkan mutiara tersebut dengan perhiasan pribadi mereka. Antonia akan memberikan perhiasan tersebut pada perajin perhiasan kepercayaannya, dan mengirimkan kembali secara langsung pada pemiliknya dalam kurun waktu dua minggu.
Sang pemilik, Antoine, mengenakan satu set perhiasan dari paua, yaitu cincin, anting, serta kalung Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Paua Farm di Arapawa ini juga menyediakan pengiriman dalam dan luar negeri. Bagi kamu yang belum sempat menyambangi Selandia Baru atau Pulau Arapawa, kamu juga bisa, lho, memesan secara langsung di website resmi Arapawa Blue Pearls.
Apabila kamu tertarik dengan cara mereka menangkarkan dan beternak paua, kamu bisa juga mengikuti tur yang disediakan. Kamu cukup merogoh kocek sebesar 60 dolar Amerika atau sekitar Rp 842 ribu per orangnya.
Mulai dari anting, kalung, dan cincin bisa kamu dapatkan di sini Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Jika kamu ingin mencicipi paua yang keluarga Radon ternakkan, kamu cukup menambah biaya sebesar 10 dolar Amerika atau sekitar Rp 140 ribu. Paua Farm di Pulau Arapawa tersebut juga menyediakan penginapan bagi wisatawan yang ingin bermalam di tempatnya.
ADVERTISEMENT
Kamu yang bermalam di Paua Farm and Arapawa Homestead itu juga akan mendapatkan diskon sebesar 20 dolar Amerika atau sekitar Rp 280 ribu apabila ingin mengikuti tur. Seru sekali, kan!
Berencana memasukkan Paua Farm di Pulau Arapawa ini dalam itinerary-mu saat traveling ke Selandia Baru?