BPOLBF soal Penutupan Taman Nasional Komodo: Biasa Dilakukan

26 Juli 2024 11:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Taman Nasional Komodo. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Taman Nasional Komodo. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
ADVERTISEMENT
Balai Taman Nasional Komodo berencana menutup kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) pada pertengahan 2025. Penutupan taman nasional di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), tersebut bertujuan untuk mengurasi tekanan kawasan, mengurangi dampak negatif dari aktivitas wisata terhadap kawasan, dan menghidupkan destinasi wisata di luar kawasan taman nasional.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Badan Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Frans Teguh, mengatakan wacana penutupan berkala pada kawasan Taman Nasional Komodo adalah hal yang umum dilakukan, karena merupakan kawasan konservasi yang memerlukan proses pemulihan dan regenerasi.
"Penutupan berkala biasa dilakukan di beberapa kawasan Taman Nasional (TN) yang ada di Indonesia," katanya, seperti dikutip dari Antara.
Ornamen komodo di Taman Nasional Komodo. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Frans menambahkan rencana penutupan berkala terhadap aktivitas wisata dalam kawasan TNK yang ditargetkan pada pertengahan tahun 2025 mendatang, tentu dilakukan melalui kajian seperti daya dukung dan visitor management, sebagai upaya untuk memastikan konservasi sumber daya, terutama satwa komodo dan ekosistem di daratan dan perairan.
Hal ini menurut Frans, asti akan berdampak pada minat wisatawan untuk berkunjung ke Labuan Bajo. Namun demikian, rencana penutupan kawasan TNK ini juga bisa menjadi ajang edukasi yang baik bagi para wisatawan, bahwa penutupan berkala dan sistem buka tutup kunjungan pada kawasan TNK untuk manfaat jangka panjang terhadap upaya pemerintah melakukan konservasi.
ADVERTISEMENT
Komodo yang ada di Taman Nasional Komodo . Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Sehingga kelangsungan kawasan TNK ke depannya dapat terjaga, dan dapat membantu mempertahankan reputasi destinasi pariwisata premium yang memiliki outstanding value proposition untuk kelestarian dan keberlangsungan kawasan TNK.
"Kawasan konservasi perlu tetap menjaga, merawat sumber daya yang dimiliki, agar tidak rusak atau punah. Proses pemulihan dan regenerasi juga tetap diperlukan, agar ekosistem lingkungan tetap terjaga dengan keseimbangan alami," tutur Frans.

Pemulihan Taman Nasional Komodo

Sebelumnya, Kepala Balai Taman Nasional Komodo (TNK) Hendrikus Rani Siga mengatakan wacana sistem buka tutup kawasan taman nasional untuk pemulihan (recovery) ekosistem kawasan akibat aktivitas wisata.
"Secara prinsip kawasan taman nasional butuh istirahat, butuh recovery demikian juga sarana prasarana butuh jeda untuk dibersihkan, dirawat, dipelihara dan untuk daratan paling tidak mengurangi potensi kerusakan," ujar Hendrikus.
Taman Nasional Komodo, NTT. Foto: Shutter Stock
Hal ini karena kawasan perairan TNK cukup mengalami tekanan akibat aktivitas wisata, dimana terdapat kerusakan akibat kegiatan wisata seperti kapal wisata yang membuang jangkar tidak pada tempatnya, aktivitas diving, sampah, hingga limbah kapal wisata.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, wacana sistem buka tutup kawasan TNK, termasuk pengaturan jadwal kunjungan wisatawan, dan penutupan secara berkala, kini tengah dirumuskan melalui kajian ilmiah yang komprehensif oleh Balai TNK yang melibatkan sejumlah pakar, seperti pakar lingkungan, pariwisata, ekonomi, sosial, dan budaya.