Bukan Cuma Tanduk Sapi, Ini 5 Bentuk Rumah Adat Sumatera Barat

5 Februari 2021 16:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi Rumah Gadang Foto: Dok. Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi Rumah Gadang Foto: Dok. Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Rumah adat Sumatera Barat menjadi warisan budaya Indonesia yang paling populer. Rumah Gadang yang memiliki arti rumah besar, secara fisik memang memiliki bangunan yang besar dan dipenuhi banyak ruangan di dalamnya. Jumlah kamar yang ada di rumah adat ini tergantung pada ukuran bangunan rumah.
ADVERTISEMENT
Rumah Gadang berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga besar dan multifungsi. Rumah gadang biasanya ditempati oleh anggota keluarga perempuan yang belum menikah.
Setiap anak perempuan yang belum menikah akan menempati kamar yang dekat dengan dapur. Sedangkan perempuan yang telah bersuami akan memperoleh sebuah kamar.
Rumah Gadang Mirip Rumah Panggung Bila Dilihat Dari Depan Foto: Flickr / Peter Nijenhuis
Rumah adat ranah Minang ini identik dengan atapnya yang lancip menyerupai tanduk kerbau. Bentuknya yang unik seperti tanduk kerbau ini dijuluki sebagai Bagonjong. Rumah Gadang Bagonjong menjadi ikon Sumatera Barat.
Namun, ternyata rumah adat Minangkabau ini tidak hanya berbentuk bagonjong. Rumah Gadang berbentuk Bagonjong yang mirip tanduk kerbau biasanya digunakan di daerah pedalaman atau dare (darat dalam bahasa Minang).
Lantas, seperti apa saja bentuk atap Rumah Gadang? Berikut jenis-jenis Rumah Gadang, rumah adat Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT

1. Rumah Gadang Tungkuih Nasi

Rumah Gadang tungkuik Nasi Foto: Wikimedia Commons
Rumah Gadang Tungkuih Nasi merupakan salah satu jenis rumah gadang yang biasa ditemui di kawasan rantau pesisir, Sumatera Barat. Rumah Gadang jenis ini juga kerap ditemukan di wilayah Pariaman, Pesisir Selatan.
Rumah Gadang Tungkuih Nasi tidak memakai Bagonjong pada atapnya. Sesuai dengan namanya, bentuk atap Rumah Gadang Tungkuih Nasi menyerupai tudung saji dan bungkus nasi.

2. Rumah Gadang Kajang Padati

Rumah Gadang Kajang Padati adalah Rumah Gadang di Minangkabau yang tidak memiliki atap berbentuk gonjong, melainkan mengadopsi bentuk atap pedati yang berupa atap pelana, atau gerobak kuda. Rumah Gadang Kajang Padati banyak dibangun di kawasan rantau Pesisir Barat.
Dinamakan Kajang Padati karena menyerupai atap pedati, yaitu alat tradisional pengangkut yang ditarik kerbau. Rumah Gadang jenis ini sangat berbeda dengan Rumah Gadang yang tersebar di wilayah darek atau sekitar dataran tinggi.
ADVERTISEMENT
Yang membedakan rumah gadang ini dengan Bagonjong adalah atapnya. Kajang Padati tidak memiliki atap tanduk kerbau.
Perbedaan bentuk rumah gadang jenis ini ada hubungannya dengan arsitektur kolonial yang pernah menguasai Padang pada zaman penjajahan. Bangunan ini juga disematkan unsur budaya Aceh, yang tercermin dari bentuk tangga menuju area rumah dan ukiran yang ada di bangunan tersebut.
Rumah Gadang Kajang Padati dibangun untuk keponakan dengan hubungan tali persaudaraan yang erat. Secara arsitektural bangunan ini mirip dengan Rumah Gadang tipe atap Tungkuih Nasi. Perbedaannya terletak pada atapnya yang berupa atap pelana dengan ujung-ujungnya tidak ditinggikan.

3. Rumah Gadang Surambi Papek

Ilustrasi Rumah Gadang, Sumatera Barat Foto: Wikimedia Commons
Rumah adat ini terlihat agak berbeda dengan rumah adat lainnya. Rumah adat Sumatera Barat ini punya pengakhiran kiri dan kanan yang disebut bapamokok atau papek dalam bahasa Minang yang berarti pintu masuk dari belakang.
ADVERTISEMENT
Ketika hendak mengunjungi rumah ini, tamu harus masuk melalui pintu belakang. Namun, seiring perkembangan zaman, rumah ini mulai ditambahkan pintu depan.

4. Rumah Gadang Ampe Baanjuang

Rumah Gadang Ampe Baanjuang Foto: Wikimedia Commons
Gonjong Ampek Baanjuang menjadi rumah yang wajib didirikan di wilayah Luhak Nan Tigo. Ini karena rumah tersebut merupakan tanda adat untuk masyarakat setempat.
Bangunan ini dinamakan Gonjong Ampek, karena memiliki empat gonjong di setiap sisi rumah. Selain gonjong, rumah ini juga dilengkapi dengan tujuh ruangan serta tambahan anjung di sisi kiri dan kanan rumah.

5. Rumah Gadang Maharam

Kerajaan Pagaruyung, Sumatera / Istana "Istano Basa". Foto: flickr
Rumah Gadang Maharam dikenal dengan bangunan luas dan mewah. Pembangunan Rumah Gadang Gajah Maharam tidak bisa dilakukan sembarangan. Untuk membangun rumah ini, pemilik harus memenuhi beberapa syarat.
ADVERTISEMENT
Syarat membangunnya adalah rumah harus menghadap utara dengan dinding sisi timur, barat, dan selatan ditutupi sasak. Seluruh bangunan dibuat dari kayu-kayu berkualitas. Atapnya terbuat dari seng.
Rumah adat ini terdiri dari empat kamar dengan ukiran khas Minangkabau sebagai dekorasi pintu-pintu kamar. Rumah adat ini membutuhkan setidaknya 30 tiang penopang. Karena banyaknya tiang penopang, rumah adat jenis Gajah Maharam disebut tahan gempa.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).