Bupati Tapanuli Utara: Tak Perlu Aturan Spesifik Wisata Halal di Toba

4 Desember 2019 8:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemandangan Danau toba dari Huta Ginjang Foto: Andari Novianti/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan Danau toba dari Huta Ginjang Foto: Andari Novianti/kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, muncul polemik tentang penerapan wisata halal di Danau Toba. Namun, pemerintah provinsi membantah bahwa tak akan ada wisata halal di salah satu dari lima destinasi super prioritas Indonesia tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal ini pun kembali ditegaskan oleh Bupati Tapanuli Utara, Drs. Nikson Nababan. Menurutnya, tak perlu dibuat secara aturan spesifik tentang wisata halal di sana.
"Saya pikir tidak perlu kita buat aturan spesifik soal wisata halal, karena di sini mayoritas orang Kristen. Hal ini juga bertentangan dengan kearifan lokal, karena kalau ada aturan tempat itu wisata halal, maka budaya akan hilang," ungkap Nikson, ketika berbincang dengan kumparan dalam acara Familiarization Trip Media Digital Nasional ke Destinasi Super Prioritas, di Rumah Dinas Bupati Tapanuli Utara, Selasa (3/12).
Drs. Nikson Nababan, Bupati Tapanuli Utara Foto: Erwin Gumilar
Meskipun wisata halal bertentangan dengan kearifan lokal dan budaya yang selama ini ada di Danau Toba, bukan berarti pemerintah daerah berpangku tangan dengan fasilitas ramah Muslim di sana.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Danau Toba dan daerah sekitarnya sudah banyak dilengkapi dengan restoran halal yang bisa menjadi pilihan wisatawan Muslim.
"Saya pikir yang namanya tempat makan halal sah-sah saja dan tentu itu bagian dari sebuah daerah, (jadi) tuntutan kami," ujar Nikson.
Pulau Samosir dilihat dari Huta Ginjang. Foto: Andari Novianti/kumparan
Nantinya, pemda juga akan mengatur restoran yang ada di tempat wisata. Nikson menuturkan bahwa ke depannya tidak ada penjual yang sembarangan menjual makanan tidak halal di tempat wisata.
"Janganlah istilahnya sembarangan jualan babi di tempat wisata. Itu bolehlah kita atur. Tapi yang harus kita lihat, ambillah contohnya Bali, kalau kita mampir ke restorannya selalu ada menu pork, saya pernah bawa teman Muslim, saat di restoran mereka pesan yang lain, saya pesan yang lain, everybody it's ok," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Bhinneka Tunggal Ika Indonesia harus kita jaga. Kita menolak kalau ada wisata halal, tapi kalau restoran berlabel halal it's ok," lanjut Nikson.
Tak hanya itu, meskipun masyarakat di Tapanuli Utara 97 persen beragama Kristen, tetapi setiap kecamatan memiliki masjid. Sehingga wisatawan Muslim tak perlu khawatir mencari tempat ibadah saat berkunjung ke Danau Toba dan sekitarnya.
"97 persen masyarakat Tapanuli Utara Kristen, tapi tiap kecamatan ada masjid. Saya selalu katakan kalau mau belajar NKRI dan Pancasila datanglah ke Tapanuli Utara, karena kita paling toleransi," pungkas Nikson.