Cerita GM Hilton Garden Inn: 27 Tahun Mengabdi tapi Tetap Membumi

29 September 2022 20:34 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
General Manager Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem, Oki Yanto. Foto: Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem
zoom-in-whitePerbesar
General Manager Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem, Oki Yanto. Foto: Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem
ADVERTISEMENT
Seorang General Manager atau GM tak hanya menjadi orang yang bertugas memastikan kelancaran kinerja dari sebuah hotel. Lebih dari itu, salah satu jabatan teratas dalam industri perhotelan tersebut juga memiliki kewajiban besar untuk memberikan pelayanan terbaik bagi tamu maupun perusahaan.
ADVERTISEMENT
Oki Yanto selaku GM Hilton Garden Jakarta Taman Palem pun menceritakan pengalamannya kepada kumparan. Ini tentang bagaimana ia akhirnya mendapatkan kepercayaan di posisi tersebut. Dirinya menggantikan posisi GM Hilton sebelumnya yang dipegang oleh Annika Worth.
Hotel Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem. Foto: Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem
"Saya melihat bahwa Hilton memiliki visi yang luar biasa. Hal itu pula yang membuat saya ingin bergabung di sini. Hilton memberikan kesempatan yang equal untuk orang-orang yang mau berkembang dan mau belajar tanpa melihat gender yang kita sebut dengan diversity, equity, and inclusion. Hilton menerapkan hal-hal seperti itu. Jadi, prinsipnya di Hilton siapa yang mau berkembang siapa yang mempunyai keinginan buat belajar, mereka akan develop," kata Oki saat ditemui kumparan di Orchid Room Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (29/9).
ADVERTISEMENT
Menariknya lagi, Oki berhasil menjadi GM berkebangsaan Indonesia pertama yang berasal dari latar belakang Hilton. Tak hanya itu, pria asal Surabaya tersebut diketahui sudah cukup lama malang melintang di industri perhotelan. Ia bergabung di Hilton sejak tahun 2014 lalu.
"Saya bergabung di Hilton itu 2014, jadi sebelumnya saya di Bali. Saya berkarier di hospitality itu dari tahun 1996, jadi total sampai hari ini itu sudah 27 tahun," ujarnya.
General Manager Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem, Oki Yanto. Foto: Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem
Sebelum mendapatkan posisi tersebut, Oki pun menceritakan pengalamannya di dunia perhotelan. Seperti apa? Yuk, simak ulasannya.

Dari Direktur Human Resource hingga General Manager

Oki bercerita bagaimana awal kariernya dimulai. Ia masih ingat betul saat itu pernah mengikuti rekrutmen pembukaan sebuah hotel ternama yang ada di Bali.
ADVERTISEMENT
"Sebelum di Hilton saya sempat ikut reopening salah satu hotel yang cukup besar di Bali. Itu adalah awal karier saya," kenangnya.
Setelah beberapa tahun berada di Bali, Oki kemudian memutuskan untuk bergabung ke Hilton Bandung pada tahun 2014. Adapun, saat itu ia memulai posisinya sebagai Director of Human Resource.
General Manager Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem, Oki Yanto, saat ditemui kumparan di Orchid Room, Hilton Garden Inn Taman Palem di Cengkareng, Jakarta, Kamis (29/9/2022). Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
"Nah, baru dapat kesempatan keluar dari Bali itu 2014 saya bergabung di Hilton sebagai Human Resource, background saya dulu di front office kemudian saya berubah haluan ke HR pada saat saya bergabung di Hilton Bandung sebagai direktur HR," lanjutnya.
Selama kurang lebih 8 tahun berkarier, ia pun akhirnya dipromosikan sebagai Director of Operations pada tahun 2017. Lima tahun berselang dirinya pun akhirnya mendapat kepercayaan untuk menjadi GM di Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Oki mengaku bahwa semuanya membutuhkan proses yang cukup panjang dalam pengembangan kariernya. Ia pun harus mengikuti berbagai program pelatihan dari Hilton seperti training step-by-step Hilton, from Step to Success, Elevate Training, hingga Shine General Manager.
Ilustrasi staf hotel. Foto: David Tadevosian/shutterstock
"Contohnya di elevate course itu ada 3 tahap, elevate ini adalah bagaimana kita dari level tim member kita diajarkan untuk bisa menganalisa suatu permasalahan. Bagaimana kita menciptakan suatu teamwork, bagaimana kita berusaha memberikan servis yang terbaik kepada tamu, bagaimana kita belajar secara finansial itu kita diajarkan pada saat elevate program," katanya.
Kemudian setelah tahapan tersebut, ia juga harus menjalani training lanjutan yang bernama step to sucess. Pelatihan tersebut dipersiapkan bagi mereka yang menjabat sebagai direktur operasional untuk mengetahui segala seluk beluk manajemen hotel itu sendiri.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita belajar dari departemen operations, jadi yang tadinya saya enggak tau engineering, enggak tau FO, enggak tau F&B, enggak tau housekeeping kita dicemplungin ke sana. Jadi, semua hal-hal mendasar kita pelajari di step to succes," katanya.
Ilustrasi tamu hotel. Foto: fizkes/shutterstock
Setelah itu, ia harus mengikuti tahapan persiapan untuk menjadi seorang GM yaitu Shine GM 1 dan 2. Beruntungnya saat itu, Oki langsung bisa naik tingkat ke Shine GM 2, tanpa harus dari yang pertama.
"Waktu itu saya mengikuti training program di Beijing China. Saya belajar perspektif seorang general manager seperti apa. Jadi dilebarkan lagi point of view-nya dari sisi marketing, dari sisi finance, itu kita semua diajarin di sana," ujarnya.
Dari situlah ia kemudian lolos dan mendapat kesempatan dipromosikan di Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem. Ketika dipromosikan sebagai GM, Oki mengaku memiliki 4 visi yang akan dilakukan ke depan.
Ilustrasi kamar hotel. Foto: Shutterstock
Visi tersebut ia kembangkan dari apa yang telah dimiliki founding father atau sang pendiri Hilton yakni Conrad Hilton.
ADVERTISEMENT
Yang pertama, adalah ia ingin Hilton Garden Inn menjadi tempat pilihan para pencari kerja di hospitality.
"Saya ingin menciptakan suasana kerja yang menyenangkan bagi tim member saya. Saling mengormati, saling respek hal-hal kecil saja kita ketemu kita saling sapa merasakan suatu kehangatan. Jadi, orang kerja enggak hanya 'oh saya masuk jam 7 pulang jam 3'. Tapi ada hal-hal lain orang itu bekerja itu senang jadi enggak hanya monoton," katanya.
Kemudian bagaimana menciptakan rasa kekeluargaan atau as a family itu juga sangat penting. Sebab, dengan kerja tim yang solid hal itu bisa menimbulkan lingkungan kerja yang sehat. Berikutnya adalah bagaimana mereka yang bekerja di Hilton bisa berkembang atau mengembangkan kariernya yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, adalah bagaimana kita menciptakan hubungan yang baik dengan owner.
"Salah satu visi saya di sini to be owner love bukan hanya berikan profit setiap tahun, bisa capai angka ini, bukan hanya itu. Tapi owner juga juga ingin asetnya terjaga bagaimana supaya properti ini bisa sustain sampai jangka panjang," tuturnya.
Ketiga bagaimana saya menciptakan hilton ini bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar untuk community apa yang bisa kita kontribusikan. Adapun, Hilton Graden Inn Jakarta Taman Palem juga memiliki tim kecil yang mendonasikan food waste.
"Jadi makanan yang masih bagus itu kita donasikan daripada makanan itu dibuang jd sampah dan barus saja kita dapat penghargaan dari Bappenas sebagai salah satu company yang memiliki komitmen untuk mengurangi waste yang ada di hotel," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Adapun, visinya yang terakhir adalah untuk tamu itu yang paling penting jadi tamu datang ke hotel ini bukan sekadar menginap. Tapi bagaimana bisa membuat tamu seperti berada di rumahnya sendiri.

General Manager yang Tak Malu Bantu Pegawai

Ballroom di Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem. Foto: Dok. Hilton Garden Inn Jakarta Taman Palem
Selain visinya memajukan perusahaan, Oki juga menceritakan bagaimana ia akhirnya bisa terpilih sebagai salah satu GM yang berasal dari Indonesia.
Menurutnya kesempatan itu baru terbuka sekitar tiga tahun belakangan setelah Hilton memiliki sebuah program equal opportunity atau kesetaraan. Siapa pun mereka, dari mana pun negaranya, asal ia mau berkembang dan memiliki kapabilitas, ia pun berhak memimpin sebuah hotel.
"Setelah sekian lama saya di operations saya melihat kenapa Hilton enggak ngasih kesempatan untuk orang-orang lokal karena trennya kalau saya lihat di China sudah mulai, kemudian di Vietnam sudah mulai GM-GM lokal. Setelah ada kesempatan saya akhirnya memberanikan diri," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dirinya pun ingin membuktikan bahwa kualitas GM atau orang-orang Indonesia juga tak kalah dari yang lain.
"Karena nationality, patriotisme. Masa Indonesia kalah terus, saya kan sudah di Hilton ini masa enggak bisa jadi salah satu orang Indonesia yang terpilih. Maka itu yang menjadi trigger saya," ungkap Oki.
Ia pun juga berhasil mematahkan stigma bahwa biasanya GM berasal dari kalangan sales atau marketing.
"Sebetulnya saya takut juga karena tidak ada background sales karena biasanya para owener minta GM itu adalah background-nya adalah sales jarang dari HR itu. Ketakutan saya itu sebetulnya saya enggak bisa enggak atau expert di sales and marketing tetapi dengan HR saya tau saya bisa memilih siapa yang saya tempatkan di tim sales," ceritanya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, pria yang telah berkecimpung di industri perhotelan tersebut juga memiliki moto untuk tetap membumi dan tidak menjadikan posisi sebagai sebuah barrier kepada orang lain atau staf-stafnya.
"Kalau saya jalanin aja dan stay humble ajalah apa pun yang kita akan bisa kok. Selama kita bisa trust sama orang di sekitar kita pasti kita dapat support. Jadi, mungkin di sini posisi sebagai GM tapi bagi saya posisi bukan hambatan untuk bergaul dengan teman karena dari situlah kita belajar, kita tau apa sih yang paling dibutuhkan di bawah kita dengar di sana," tuturnya.
Saat berada di Bandung pun dia tak sungkan untuk membantu bawahan. Bahkan ia pernah bekerja sebagai housekeeping, stewarding dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Bahkan, dalam suatu ketika ia pernah mendapatkan sebuah event iftar yang cukup padat.
"Ada event iftar dinner 250 orang penuh sudah keteteran semua ya sudah saja lepas jas pakai apron saya bantu. Jadi, posisi jangan dijadikan sebuah hambatan pada saat kita berada di posisi tinggi," ungkapnya.
"Itu saya lakukan karena ketika tim saya bantuan saya harus bantu, enggak tau beres, buat saya itu sangat tidak enak. Mending kita keringetan sama-sama," ujarnya.
Meski begitu ia pun tetap tahu bagaimana harus memposisikan diri saat bertemu dengan head ataupun manager yang lain.
"Tapi mungkin approach saya berbeda ketika bersama head of departement-nya atau manager, the way of thing-nya berbeda, kalau dengan tim member ya sama-sama," pungkas Oki.
ADVERTISEMENT