Cerita Traveler Pakai Koper Airwheel: Dulu Terasa Keren, Sekarang Mau Dijual

19 Januari 2024 13:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Airwheel SE3 Mini Silver. Foto: airwheel.co.id/
zoom-in-whitePerbesar
Airwheel SE3 Mini Silver. Foto: airwheel.co.id/
ADVERTISEMENT
Koper airwheel akhir-akhir ini tengah jadi sorotan. Bukan karena kecanggihan koper tersebut, melainkan cerita para penggunanya yang mengaku dibuat galau saat naik pesawat.
ADVERTISEMENT
Kegalauan itu muncul karena koper tersebut rupanya dilarang untuk masuk kabin. Tapi enggak hanya kabin, katanya airwheel juga dilarang di bagasi.
Kalau sudah begini ungkapan 'Aku kudu piye? (aku harus bagaimana?)' sepertinya cukup mewakili para traveler pengguna airwheel.
Keviralan koper ini bermula dari seorang pemilik akun TikTok @febriansyah_24, yang membagikan pengalamannya tak bisa membawa koper airwheel masuk ke kabin. Ia heran, kenapa koper tersebut tak boleh dibawa ke kabin padahal ukuran kopernya cabin size dan beratnya pun masih dalam batas wajar sekitar 7 kg.
Ilustrasi koper di bandara. Foto: Prostock-studio/Shutterstock
Belakangan diketahui bahwa koper itu tak bisa masuk kabin karena pihak maskapai penerbangan melarang koper airwheel ke kabin karena adanya baterai lithium yang berfungsi sebagai penggerak koper tersebut. Katanya koper itu bisa dibawa ke kabin kalau baterai tersebut bisa dilepas.
ADVERTISEMENT
Tak hanya TikToker tersebut, seorang traveler bernama Nanu Ade juga membagikan pengalamannya kepada kumparan saat menggunakan koper seharga Rp 10 jutaan tersebut.
Nanu bercerita bahwa dirinya melakukan penerbangan dari Jakarta menuju Denpasar, Bali. Adapun, maskapai yang ia gunakan saat itu adalah Batik Air.
"Nah, kebetulan gua bawa dua koper kan, yang pertama koper abang gua yang airwheel dan satu lagi koper yang pakai gelang, yang ngikutin gelang. Dua-duanya pakai baterai tapi yang paling gede airwheel karena ada rodanya yang satunya lagi nggak begitu berat," ujar Nanu.

Dilempar ke Sana ke Mari

Ilustrasi pramugari. Foto: Shutter stock
Nanu mengatakan bahwa saat itu ia menggunakan koper tersebut tanpa ada masalah saat berada di bandara. Namun, kemudian saat menjalani pemeriksaan di Terminal 2, petugas AVSEC (Aviation Security) memberhentikan dia.
ADVERTISEMENT
"Itu pertama kali (bawa koper itu) terus kata petugas X-ray-nya enggak bisa bagasi, harus di kabin karena ada baterainya, dua-duanya kopernya (enggak boleh masuk bagasi)," ujar dia.
Singkat cerita, ia akhirnya membawa koper tersebut masuk ke kabin. Namun, ia justru diminta untuk menaruh koper tersebut di bagasi.
"Sama awak kabinnya kayak, 'Mas ini bagasi aja, Mas', jadi bingung gimana, tadi kata petugasnya soalnya ada baterai terus katanya yaudah nggak apa-apa lah di bagasi aja. Jadi, dua-duanya kopernya di bagasi," ungkap Nanu.

Koper Keren, tapi Repot

Nanu tak memungkiri bahwa koper airwheel adalah koper yang keren karena dilengkapi dengan teknologi terbaru. Apalagi, koper itu juga bisa dikendarai bak skuter listrik karena memiliki roda dan juga pendorong. Koper tersebut membuatnya tidak capek saat menuju area boarding gate yang jaraknya cukup jauh.
ADVERTISEMENT
"Dipakai begitu datang (ke bandara), sebelum mau boarding dipakai, terus setelah ambil bagasi juga di Balinya, bahkan sampai parkiran," ungkap dia.
Ilustrasi koper airwheel. Foto: Moinuddin Mansuri/Shutterstock
Walau kaya fitur dan bisa bikin tidak mudah capek, Nanu mengatakan koper airwheel juga memiliki beberapa kekurangan. Pertama-tama adalah koper tersebut yang cukup berat padahal belum diisi barang.
"Effort banget itu mana lagi puasa, abis itu dibantu sama awak kabinnya. Kosongannya aja berat tuh bisa 7 kg sendiri," lanjut dia.
Saat ditanya apakah koper tersebut membuatnya kerepotan. Ia mengiyakan hal tersebut.
"Iya, btw (by the way) repot banget, keren aja sih, cuma orang nggak tau repotnya aja. Kalau naik pesawat mending pakai koper biasa aja sama ransel," kata dia.
ADVERTISEMENT

Airwheel vs Koper Biasa, Mending Mana?

Nanu mengatakan koper airwheel yang ia gunakan ternyata tak mampu mengakomodir seluruh barang bawaannya. Jika dibandingkan dengan koper biasa pada umumnya, airwheel memiliki ruang yang sedikit terbatas.
"Barang gue enggak banyak yang masuk di airwheel itu. Terus kapasitasnya juga kalah sama baterainya. Baju-baju doang nggak ada yang lain dan enggak sebanyak biasanya," kata dia.
Ilustrasi traveler bawa koper. Foto: Kingmaya Studio/Shutterstock
Setelah itu, Nanu mengaku lebih memilih untuk menggunakan koper biasa pada umumnya. Berbeda dengan koper airwheel, menurut dia koper biasa lebih ringan dan bisa memuat banyak barang. Meski begitu, ia tak menampik koper airwheel memiliki keunggulan tersendiri dibanding koper lainnya.
"Kalau koper biasa, lebih ringan, kan. Kalau yang kecil kan bisa langsung masuk kabin, kalau yang gede bisa masuk bagasi, terus muatnya banyak," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Semenjak itu, ia mengaku belum menggunakan airwheel lagi. Karena tak bisa mengakomodir kebutuhannya lagi, Nanu berencana untuk menjual koper tersebut.
"Dulu beli harganya sekitar Rp 9-10 jutaan. Mau dijual enggak kepakai, karena kecil," kata Nanu.
Kalau kamu pilih koper biasa atau airwheel?