Chiang Mai Diselimuti Asap Tebal, Pariwisata Terganggu

12 April 2023 17:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang model berfoto di sekitar Tha Phae Gate Chiang Mai (PTR) Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seorang model berfoto di sekitar Tha Phae Gate Chiang Mai (PTR) Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
ADVERTISEMENT
Chiang Mai, Ibu Kota Provinsi di bagian Thailand Itara memecahkan rekor kualitas udara terburuk dalam sepekan terakhir. Platform pemantau udara, IQAir mencatat kualitas udara di Chiang Mai berada di atas kota Lahore di Pakistan dan New Delhi di India, dua negara dengan kualitas udara terburuk di dunia.
ADVERTISEMENT
Memburuknya kualitas udara di Chiang Mai membuat sektor pariwisata di daerah tersebut terganggu. Dilansir Reuters, tingginya polusi udara di Chiang Mai membuat kunjungan turis dan okupansi hotel menurun drastis.
Gajah-gajah di Kamp Gajah Maesa, Chiang Mai, Thailand. Foto: Facebook @Maesaelephantcamp
Otoritas Thailand mengeluarkan imbauan yang melarang turis dan juga masyarakat melakukan aktivitas di luar ruangan.
Hal itu untuk mencegah mereka terpapar asap yang bisa menyebabkan masalah kesehatan. Menurut pemerintah setempat, memburuknya kualitas udara di Chiang Mai disebabkan oleh pembakaran liar yang terjadi beberapa waktu belakangan.
Ilustrasi kabut asap di Thailand. Foto: Getty Images
"Ini adalah kombinasi dari pembakaran hutan dan tanaman yang dilakukan di Thailand dan juga negara-negara tetangga," ungkap otoritas terkait.
Asap tebal yang menyelimuti kota Chiang Mai pun tak hanya menyebabkan kurangnya jarak pandang, tetapi juga berimbas kunjungan turis ke sana.
ADVERTISEMENT

Pariwisata Terganggu

Chiang Mai yang dikenal dengan panorama pemandangan indahnya pegunungan, kuil, dan juga kafenya selalu jadi spot bagi turis yang ingin berwisata. Sebelum pandemi, tepatnya pada 2019 lalu, terdapat 10,8 juta turis yang berkunjung. Hanya saja, saat ini kunjungan turis ke Chiang Mai menurun drastis dan angka pemesanan di kota tersebut kini hanya 45 persen.
Thai Hotel Association Northern Chapter, Phunut Thanalaopanich, mengatakan bahwa angka tersebut jauh dari target yang diharapkan.
ilustrasi ibu hamil menghadapi polusi udara Foto: Shutterstock
"Angka tersebut jauh dari 80 hingga 90 persen yang diharapkan terjadi jelang festival Songkran atau liburan tahun baru di Thailand pada minggu-minggu ini," katanya.
Selain pemerintah, masyarakat juga terkena imbasnya, seperti contohnya Sunat Insao, seorang pedagang buah di Chiang Mai.
ADVERTISEMENT
"Ini berimbas pada bisnis saya. Turis (atau orang-orang) tidak datang sepenglihatan saya," kata pria berusia 53 tahun tersebut.
Berbeda dengan Insao, seorang turis asal Meksiko, Fernanda Gonzalez, mengaku tak nyaman saat berwisata di sana.
"Kamu bisa merasakan (debu) di wajahmu. Saya menyeka wajah saya dan melihat pembersih tersebut. Ini sangat-sangat kotor," katanya.
Pemandangan kota Chiang Mai di tengah polusi udara, Thailand, 10 April 2023. Foto: Stringer/REUTERS
Sebagai kota terbesar ketiga di Thailand, Chiang Mai menjadi salah satu urat nadi kegiatan masyarakat Thailand. Sayangnya, kota tersebut mencatatkan skor 289 untuk kualitas udara pada bulan Maret.
Meski skor tersebut baru saja turun jadi 171, hal itu masih 19 kali lipat dari tingkat yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO.
Untuk mengatasi permasalahan polusi udara di Thailand, Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, mengatakan telah berkoordinasi dengan negara tetangga, seperti Laos dan Myanmar untuk mengurangi titik-titik api yang jadi penyumbang asap.
ADVERTISEMENT
Mereka juga tengah mengupayakan pemadaman secara berkala melalui jalur udara dan darat.