Colma, Kota di California yang Lebih Banyak Dihuni Jenazah Dibanding Orang Hidup

17 Juni 2020 7:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kota Colma di California, Amerika Serikat Foto: Dok. Town of Colma
zoom-in-whitePerbesar
Kota Colma di California, Amerika Serikat Foto: Dok. Town of Colma
ADVERTISEMENT
Sebuah kota kecil yang berada di semenanjung San Francisco, negara bagian California, Amerika Serikat, memiliki keunikan dan daya tarik yang berbeda, karena ketenangannya. Alasannya, karena kota ini lebih banyak dihuni jiwa-jiwa yang sudah mati ketimbang mereka yang masih hidup.
ADVERTISEMENT
Sejak tahun 1912, Colma telah menjadi rumah bagi 1,5 juta orang yang telah meninggal. Jumlah tersebut berbanding terbalik dengan total penduduk yang masih hidup d isana. Dengan luas kota 2 mil persegi atau sekitar 3,2 kilometer persegi, hanya 1.700 penduduk yang tercatat tinggal di Colma.
Dilansir Oddit Central, masyarakat yang tinggal di Colma memang menghabiskan hidup dan mati mereka di kota ini, dibanding kota metropolis yang mahal. Pada tahun 1990, San Francisco dikenal sebagai kota tempat mereka yang sudah mati.
Kota Colma, California Foto: Shutter stock
Pada masa penambangan emas dan perdagangan, imigran dari seluruh dunia mendatangi kota ini untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Sayangnya, mereka datang dengan membawa virus penyakit dan banyak korban berjatuhan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya dianggap sebagai pembawa virus penyakit, imigran juga disebut sebagai pengambil tanah, karena membuat 27 pekuburan. Karena mereka dianggap membawa virus berbahaya, pada tahun 1902, Dewan Pengawas Negara melarang melakukan penguburan lebih lanjut di dalam kota dan memaksa mereka untuk melakukan pemakaman di lahan yang lebih besar, seperti Laurel Hill dan Kalvari Cemetry.
Meski telah dilarang, para imigran tetap mempertahankan jasad yang telah dikubur di tempat asalnya. Namun, sejak 1942, hanya ada dua tempat pemakaman yang ada di San Francisco: The San Francisco National Cemetery dan Mission Dolores Cemetery.
Hingga kini tempat pemakaman tersebut masih ada, hanya saja tidak menerima jasad baru untuk dikubur. Empat dekade kemudian, Uskup Patrick Riordan memutuskan untuk membuat tempat pemakaman baru di sebuah lembah yang berjarak 8 kilometer dari Colma.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, lebih dari 150 ribu mayat akhirnya dipindahkan dari San Francisco ke Colma. Kota kecil itupun diberkati dan dinobatkan sebagai satu-satunya kota di dunia, di mana jumlah orang mati lebih banyak dari pada yang hidup.
Perbandingan tersebut tak pernah berubah hingga hari ini. Sebanyak 1,5 juta orang tidur dengan abadi di sini. Diperkirakan ada 75 jenazah yang dikirimkan ke kota ini setiap harinya.
Sepanjang sejarah, Colma tidak pernah memiliki lebih banyak jumlah penduduk yang hidup dibanding yang mati. Perbandingan tersebut pun tak pernah berubah hingga saat ini.
Beberapa julukan juga diberikan untuk Colma, seperti The City of the Silent, The City of Souls, atau The City of the Dead. Warga yang hidup pun tak merasa terganggu dengan keberadaan mayat-mayat ini.
ADVERTISEMENT
Mereka tahu bahwa orang matilah yang membuat rumah mereka unik. Bahkan, mereka menggunakan sedikit humor kuburan ketika membuat slogan kota yang berbunyi, "Rasanya menyenangkan bisa hidup di Colma."
Colma juga menjadi rumah abadi bagi banyak tokoh sejarah, mulai dari penjudi legendaris Wild West, penegak hukum Wyat Earp, penemu denim Levi Strauss, hingga ikon bisbol Joe DiMaggio.