Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ada kabar gembira bagi para railfans atau penggemar kereta api Indonesia. PT Kereta Api (KAI ) (Persero) kembali menghadirkan livery lokomotif lawas tahun 1953-1991 pada 1 unit lokomotif CC 201.
ADVERTISEMENT
Peluncuran lokomotif CC 201 dengan livery vintage ini diresmikan oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo, di Balai Yasa Yogyakarta, Minggu (28/2).
“Lokomotif dengan livery vintage ini merupakan bentuk adaptasi dan apresiasi KAI untuk semakin dekat dengan masyarakat sekaligus wujud edukasi kepada masyarakat mengenai perkembangan perkeretaapian di Indonesia,” kata Didiek, seperti dikutip dari keterangan resminya, Senin (1/3).
Didiek menambahkan, melalui livery vintage ini, KAI berharap bahwa masyarakat bisa semakin mengenal perjalanan panjang perkeretaapian di Indonesia, serta menumbuhkan rasa bangga terhadap salah satu transportasi andalan masyarakat.
Livery vintage ini dahulu digunakan KAI selama 38 tahun, yaitu pada tahun 1953 sampai 1991 dan pertama kali digunakan pada lokomotif diesel pertama di Indonesia yaitu CC 200.
ADVERTISEMENT
Livery ini digunakan sejak KAI masih bernama Djawatan Kereta Api (DKA), Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA), sampai dengan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).
Livery vintage tersebut saat ini KAI aplikasikan pada Lokomotif CC 201 83 31 milik Dipo Semarang Poncol. Pengecatannya sendiri dilakukan di bengkel lokomotif milik KAI, yaitu Balai Yasa Yogyakarta.
Sedangkan, Lokomotif CC 201 sendiri memiliki berat 84 ton dan daya mesin 1950 hp. Lokomotif yang mampu melaju dengan kecepatan 120km/jam ini memiliki 2 bogie, di mana masing-masing bogie memiliki 3 gandar penggerak dengan total 6 motor traksi, sehingga dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan.
"Transportasi Kereta api sebagai salah satu moda yang sudah ada di Indonesia sejak 1864 harus terus kita jaga dan kembangkan. Mari bersama-sama membangun peradaban baru bagi masyarakat Indonesia dalam bertransportasi" imbuh Didiek.
Sementara itu, kembali hadirnya livery vintage di lokomotif ini merupakan hasil kolaborasi antara KAI dengan komunitas pecinta kereta api Semboyan Satoe Community dan Indonesian Railway Preservation Society.
ADVERTISEMENT
“Terima kasih atas respons KAI sehingga apa yang kami usulkan bisa terealisasi. KAI telah mampu membuktikan dalam rentang waktu yang cukup panjang sebagai moda transportasi berbasis rel yang andal dan paling diminati masyarakat luas,” ujar Ketua Semboyan Satoe Community, Teguh Imam Santoso.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )