Dianggap Berpakaian Terlalu Seksi, Wanita Ini Diusir Awak Kabin dari Pesawat

10 Oktober 2024 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pramugari Swedia Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pramugari Swedia Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dua orang penumpang mengaku diusir dari pesawat oleh awak kabin karena dianggap berpakaian terlalu seksi. Video itu pun viral di media sosial usai diunggah pemilik akun Instagram bernama @teresa_aroundtheworld.
ADVERTISEMENT
Dilansir New York Post, dalam video yang viral di media sosial, Teresa dan seorang temannya bernama Tara berniat melakukan perjalanan dari Los Angeles menuju New Orleans beberapa waktu yang lalu. Perjalanan yang semula berjalan lancar tiba-tiba jadi mimpi buruk usai Teresa mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari awak kabin Spirit Airlines, maskapai yang ia gunakan.
Teresa dan Tara diusir dari pesawat karena dianggap berpakaian tidak sopan, karena hanya mengenakan pakaian berjenis crop top atau atasan dengan potongan pendek yang umumnya berada di atas pusar atau sejajar dengan pinggang.
"Sangat memalukan harus dikawal dan diperlakukan seperti penjahat hanya karena kami mengenakan crop top," kata Tara.
Teresa dan temannya dilaporkan menaiki pesawat dengan mengenakan celana panjang dan sweater. Karena kegerahan, ia kemudian melepaskan sweaternya saat berada di pesawat yang membuatnya akhirnya ditegur oleh awak kabin tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kami dilecehkan oleh seorang pramugara yang menyuruh kami untuk menutupi tubuh kami karena kami mengenakan crop top," tulis Teresa.
Situasi kemudian memanas setelah Tara bertanya kepada awak kabin tersebut.
Ilustrasi pakaian crop top. Foto: Shutterstock
Video pertengkaran tersebut memperlihatkan pramugara tersebut menyuruh mereka untuk mematikan kamera saat mereka memprotes perlakuan yang dianggap kejam terhadap mereka.
"Tidak ada yang mengatakan Anda tidak boleh mengenakan crop top," gerutu salah satu dari keduanya dalam klip tersebut.
"Santai saja, kawan. Apa masalahnya, saya tidak mengerti," kata yang lain.
Dalam caption unggahan Instagramnya, Teressa mengatakan bahwa semua orang (termasuk staf penerbangan) setuju bahwa tidak ada yang salah dengan apa yang kami kenakan dan bahwa crop top tidak melanggar aturan berpakaian mereka.
Maskapai Spirit Airlines. Foto: Shutterstock
Namun, karena situasi yang meningkat. Teressa dan temannya diusir dari pesawat tanpa pengembalian uang.
ADVERTISEMENT
"Dia kemudian terus memperlakukan kami dengan buruk dan tidak memberi kami alasan mengapa dia ingin mengusir kami," tulis Teresa.
"Penumpang lain ikut serta dan mencoba membela kami, tetapi akhirnya seorang supervisor berbohong kepada kami dan mengatakan bahwa kami akan meninggalkan pesawat atau dia akan memanggil polisi," lanjut Teressa.

Diusir dari Pesawat dan Rogoh Biaya Tambahan

Akibatnya, Teresa pun harus merogoh kocek 1.000 dolar AS atau sekitar Rp 15,7 juta untuk memesan penerbangan baru dengan maskapai lain. Sebelumnya, Teresa mengaku juga pernah mendapatkan pengalaman tak mengenakan serupa.
“Ini layanan yang buruk, bahwa pada tahun 2024 kami dikeluarkan dari pesawat hanya karena satu pramugari tidak menyukai kemeja kami,” kata Teresa.
“Semua orang yang bekerja di bandara sepakat bahwa ini adalah tindakan prasangka, diskriminasi, dan misoginis dan bahwa kami harus mengambil tindakan hukum. Kami berbicara dengan polisi yang mengatakan hal yang sama," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Tara dan Teresa telah menghubungi Spirit terkait keributan tersebut tetapi belum mendapat tanggapan.
Menurut panduan maskapai, seorang penumpang dapat diminta untuk meninggalkan pesawat jika “berpakaian tidak pantas” atau jika pakaian mereka “bersifat cabul, tidak senonoh, atau menyinggung.”
Namun, mereka mengeklaim bahwa mereka menghubungi perwakilan maskapai, yang memberi tahu mereka bahwa mereka tidak melanggar standar busana maskapai tersebut.
"Kami menghubungi bagian dukungan Spirit dan mereka bahkan mengatakan tidak ada yang melarang crop top dalam aturan berpakaian mereka," Tara menegaskan.