Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 terus menekan jumlah permintaan liburan dan perjalanan perusahaan. Penyebarannya yang cepat dan masa inkubasinya yang memakan waktu dua minggu semakin mempersulit pariwisata.
Apalagi dengan adanya kebijakan isolasi mandiri selama dua minggu ketika tiba di destinasi tujuan. Sementara itu, maskapai penerbangan pun belum dapat melakukan perjalanan antarnegara, karena kebanyakan masih menutup wilayahnya dari negara lain.
"Tidak pernah dalam sejarah 101 tahun Hilton berdiri, industri kita mengalami krisis global yang membuat bisnis perjalanan macet," kata CEO Christopher Nassetta dalam siaran persnya.
Sebelum memutuskan untuk memberhentikan karyawannya, jaringan hotel Hilton telah lebih dulu menambah jumlah cuti tanpa dibayar (unpaid leave) bagi karyawannya selama 90 hari.
Selain itu, mereka juga memberlakukan pemotongan gaji sementara bagi para eksekutif pada akhir Maret lalu. Jam kerja operasional hotel dan karyawan pun turut dikurangi.
ADVERTISEMENT
Hotel Hilton bukan satu-satunya yang merasa kesulitan akibat pandemi. Jaringan hotel besar lainnya yang juga menjadi 'korban' adalah Marriott (MAR) dan Hyatt (H).
Marriott juga memberhentikan banyak karyawan pada Maret lalu. Mei kemarin, perusahaan tersebut mengeluarkan pernyataan bahwa pandemi membawa dampak keuangan yang lebih parah dan berkelanjutan ketimbang gabungan peristiwa dari krisis keuangan 2008 dan insiden 9/11.
Setali tiga uang dengan Marriott, dua bulan lalu juga Hyatt mengumumkan bahwa mereka memangkas 1.300 karyawannya karena penurunan permintaan terbesar dalam sejarah dan lambatnya laju pemulihan.
Menurut data yang dihimpun CNN dari American Hotel and Lodging Association, hampir 6 dari 10 kamar tak terjual. Hal ini membuat hotel-hotel di Amerika Serikat telah kehilangan pendapatan lebih dari 30 miliar dolar atau setara dengan Rp 425,7 triliun.
ADVERTISEMENT
Meski tanda pemulihannya cenderung terlihat lambat, bukan berarti tak ada harapan sama sekali. Bulan Mei lalu, industri hiburan dan perhotelan menambah 2,5 juta pekerjaan.
Jumlah tersebut mengurangi 7,7 juta pekerjaan yang hilang pada bulan April. Perusahaan analisis perhotelan STR juga mencatat bahwa ada peningkatan hunian hotel pada minggu pertama bulan Juni.
Di Tampa Bay, Florida, Amerika Serikat, hotel-hotel pribadi yang berlokasi dekat pantai mulai terisi penuh oleh wisatawan lokal. Sedangkan hotel-hotel yang biasanya melayani konvensi, meeting, atau konferensi masih berjuang untuk kembali mendapat tamu.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.