Duet Kemenkes-Kemenparekraf Kembangkan Wisata Kebugaran dan Jamu

19 November 2019 15:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio. Foto: Selfy Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio. Foto: Selfy Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hari ini resmi meluncurkan dua buah buku, yaitu Katalog Wisata Kesehatan dan Skenario Perjalanan Wisata Kebugaran.
ADVERTISEMENT
Peluncuran kedua buku ini merupakan tindak lanjut dari pengembangan Wisata Kesehatan yang digagas oleh Kementerian Pariwisata dan Kementerian Kesehatan sejak 2017 lalu. Berdasarkan Konsep dan Peta Jalan Pengembangan Wisata Kesehatan yang telah disepakati bersama, Wisata Kesehatan terdiri dari empat klaster, yaitu Wisata Medis, Wisata Kebugaran dan Jamu, Wisata Olahraga yang mendukung Kesehatan, dan Wisata Ilmiah Kesehatan.
Dalam tahap awal pengembangan Wisata Kesehatan ini, kedua kementerian sepakat untuk memprioritaskan pengembangan wisata kebugaran dan jamu terlebih dulu, karena dinilai memiliki prospek kesehatan, budaya, dan ekonomi yang tinggi.
Peluncurkan pengembangan Wisata Kebugaran dan Jamu di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (19/11). Foto: Selfy Momongan/kumparan
“Penetapan Wisata Kebugaran dan Jamu menjadi prioritas ini merupakan keputusan yang tepat. Selain mempunyai nilai jual yang tinggi, Indonesia menawarkan tindakan promotif dan preventif lebih utama dalam bidang kesehatan,” ujar Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (19/11).
ADVERTISEMENT
Global Buyers Survey 2016-2017 menunjukkan bahwa ada sekitar 11 juta wisatawan atau sekitar 3-4 persen dari total penduduk dunia melakukan perjalanan wisata dengan tujuan wisata medis. Sedangkan survei Global Wellness Economy Monitor 2017 menunjukkan jumlah perjalanan untuk pariwisata kebugaran tercatat sebanyak 691 juta perjalanan. Jumlah ini meningkat 104,4 juta dibandingkan periode yang sama pada 2013.
Hal ini menunjukkan bahwa wisata kesehatan, khususnya kebugaran memiliki prospek yang kian berkembang ke depannya. Untuk itulah, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tengah berupaya mengelola, serta mengembangan wisata kebugaran.
“Dua katalog ini diharapkan jadi panduan bagi stakeholder dalam mengembangkan informasi bagi wisatawan yang punya karakter dan preferensi untuk wisata kebugaran dan jamu,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio.
ADVERTISEMENT
Untuk tahap awal, konsep wisata kebugaran dan jamu akan dikembangkan terlebih dulu di beberapa kota yang jadi pilot project, yaitu Joglosemar alias Jogja, Solo dan Semarang, serta Bali dan Jakarta. Menurut Tama, sapaan akrab Wishnutama, wisata kebugaran dan jamu akan menjadi satu tren yang positif di masa depan. Sebab, klaster ini memiliki keunikan tersendiri.
“Pemikaran atau rencana seperti ini harus benar-benar kita kembangkan. Kita harus tawarkan sesuatu yang unik. Unik harus jadi kata kunci,” ujarnya.
Contohnya jamu. Dikenal sebagai ramuan herbal tradisional khas Indonesia yang sudah digunakan secara turun temurun, jamu dipercaya memiliki khasiat-khasiat yang dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan melindungi diri dari penyakit.
Tak heran, jamu bisa digunakan sebagai alternatif pengobatan. Sebab, khasiat jamu menekankan pada upaya mempertahankan, menjaga, serta meningkatkan kemampuan tubuh agar mencapai derajat kesehatan yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, pengembangan wisata kebugaran dan jamu diharapkan bisa menjadi perpaduan antara pengobatan, nilai ekonomis, wisata, serta edukasi sebagai upaya mengenalkan ramuan herbal asli Indonesia ke kancah internasional.
“Selain itu pengembangan wisata kebugaran dan jamu diharapkan mampu menciptakan multiplier effect untuk menumbuhkan minat investasi di bidang pelayanan wisata kesehatan yang semakin tinggi di Indonesia,” ujar Terawan.
Dalam buku Katalog Wisata Kesehatan dan Skenario Perjalanan Wisata Kebugaran ini terdapat beberapa infomasi, seperti berbagai fasilitas pelayanan kesehatan rumah sakit, baik publik maupun swasta yang telah siap menyelenggarakan layanan unggulan (medical tourism), informasi tentang fasilitas kesehatan tradisional unggulan jamu, herbal dan wisata kebugaran (wellness tourism), serta peluang lain seperti wisata kesehatan olah raga (sport health tourism), dan wisata ilmiah kesehatan.
ADVERTISEMENT