Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Efisiensi Anggaran Bikin Hotel Gigit Jari, IHGMA: Ruang Meeting Kini Kosong
5 Maret 2025 14:07 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA), Garna Sobhara Swara, menyebut kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah bikin industri MICE sepi. Kalau biasanya ruang meeting atau rapat dipenuhi tamu-tamu bisnis, saat ini hotel seakan gigit jari karena ruang tersebut kini kosong.
ADVERTISEMENT
"Jadi isu yang sekarang ini intinya adalah aktivitas MICE di hotel yang hilang. Kalau okupansi hotel memang dampaknya berbeda-beda. Di hotel saya masih sangat baik di antara bulan Januari dan Februari. Tapi yang lain saya enggak tahu. Nah tadi, kita punya 10 ruang meeting itu kosong," kata Garna saat ditemui kumparan dalam acara konferensi pers yang digelar di Jakarta, Selasa (4/3).
Sebelum efisiensi, Garna mengatakan, ia biasanya menerima tamu bisnis baik untuk yang rapat, makan siang, dan lain sebagainya dari 10 ruang meeting di hotelnya yang berkapasitas hingga 200 orang.
"Sebelum efisiensi anggaran ini, per hari itu saya bisa menampung buat makan siang. Meeting itu 200 orang, kemudian mereka makan siang, dan yang mengambil kamar itu sekitar 20 orang atau lebih dan saat ini kosong. Jadi yang efisiensinya terjelas di hotel ya, ruang meeting ini mati, kita matikan semua (lampunya)," papar dia.
ADVERTISEMENT
Efek domino dari sepinya MICE dikatakan Garna membuat karyawan-karyawannya kini mengalami pengurangan khususnya mereka yang bekerja harian atau daily worker.
"Untuk karyawan juga tidak terlalu banyak yang datang, karyawan-karyawan yang di market meeting room itu diliburkan saat ini," kata dia.
Jika dihitung-hitung berdasarkan revenue, Ketua Umum IHGMA, I Gede Arya Pering Arimbawa mengatakan bahwa hal itu bisa dilihat dari komponen pendapatan kamar atau rooms dengan Food & Beverages (F&B).
"Karena komponen meeting room masuk ke F&B. Nah, ini kelihatan sekali, yang biasanya rata-rata 50-50 bahkan bisa 40-60 atau 60-40, pengimbangannya di F&B untuk mendapatkan total revenue yang diharapkan. Nah ketika ini turun menjadi pincang, otomatis ketika event itu tidak ada otomatis kan langkah yang harus dilakukan bahwa ada efisiensi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Penyesuaian yang Mungkin Dilakukan Pihak Hotel
Karena ada pemasukan yang tidak seimbang tadi maka harus dilakukan beberapa penyesuaian seperti halnya pengurangan tenaga kerja dan lain sebagainya. Adapun, hal yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya price war atau perang harga antara satu hotel dengan yang lainnya.
Contohnya dulu paket meeting dulunya Rp 250 ribu per pax, tiba-tiba sekarang banyak kok cuma Rp 27o ribu.
"Akhirnya apa kualitas bisa turun, kualitas yang didapatkan turun dan kalau ada guest comment masuk. Guest comment dibaca dunia reputasi bisa turun. Nah, ini yang kita jaga sekarang. untuk menjaga service quality, pasti ada effort dari sisi revenue yang diharapkan," papar Arya.
Oleh sebab itu, untuk menyiasatinya tentu akan dilakukan langkah-langkah lain. Seperti contoh, proses check-in hotel yang tadinya bisa lima menit mungkin jadi lebih lama karena biasanya di resepsionis ada dua orang tapi sekarang kita kurangi jadi satu orang seperti itu.
ADVERTISEMENT
"Nah, ini dampaknya akan sangat besar. Inilah kecemasan kami saat ini," ujar Arya.
Untuk itu, ia pun berharap pemerintah bisa mengkaji ulang kebijakan tersebut dan duduk bersama untuk membahas langkah-langkah atau solusi-solusi positif berkaitan dengan permasalahan ini.
"Tadi sudah disampaikan ke pihak pemerintah yang terkait kita bisa duduk bareng untuk melihat strategi-strategi positif yang misalnya kita jalankan. Harapan kita ke depan semuanya bisa terbuka lebar dan hal ini mendapatkan solusi dengan langkah yang bijak," pungkas dia.