Grindadarp, Tradisi Bantai Paus di Denmark yang Menuai Kecaman

13 September 2018 9:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penduduk Kepulauan Faroe mengikuti Grindadrap Festival  (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Penduduk Kepulauan Faroe mengikuti Grindadrap Festival (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Sebuah tradisi di Denmark, menuai kecaman dari aktivis lingkungan, terutama organisasi pecinta binatang. Adalah Festival Grindadarp, sebuah tradisi membantai paus yang dilakukan masyarakat di Kepulauan Faroe.
ADVERTISEMENT
Dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu, penduduk Kepulauan Faroe setiap tahunnya melakukan perburuan paus pilot jelang musim panas. Yaitu sekitar bulan Juli dan September.
Lukisan tentang Grindadrap yang dibuat oleh Sámal Joensen-Mikines  (Foto: Flickr/Arne List)
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan tentang Grindadrap yang dibuat oleh Sámal Joensen-Mikines (Foto: Flickr/Arne List)
Grindadrap atau dikenal juga sebagai Grind adalah ritual perburuan paus tahunan yang telah menjadi bagian dari cara hidup dan budaya masyarakat Faroe. Bagi mereka, berburu dan memakan daging paus merupakan bagian dari tradisi mereka.
Hal ini disebabkan lokasi Kepulauan Faroe yang berada di tengah samudera dan jauh dari Denmark. Sehingga umumnya, masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan.
Selain itu, karena letaknya yang jauh dari pulau lainnya, barang konsumsi di tempat ini pun terhitung sedikit dan mahal harganya. Kepulauan Faroe juga memiliki iklim yang ekstrem, terutama ketika musim dingin tiba.
Bangkai paus yang diburu tergeletak di dermaga di Jatnavegur, Kepulauan Faroe, Denmark. (Foto: Mads Claus Rasmussen/Ritzau Scanpix/via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Bangkai paus yang diburu tergeletak di dermaga di Jatnavegur, Kepulauan Faroe, Denmark. (Foto: Mads Claus Rasmussen/Ritzau Scanpix/via Reuters)
Menggunakan perahu, penduduk yang berprofesi sebagai nelayan akan menggiring paus pilot yang sedang bermigrasi ke area dangkal. Paus pilot yang kesulitan untuk berenang kembali ke tengah laut, akhirnya akan berenang menuju tepi pantai.
ADVERTISEMENT
Di tepi pantai, masyarakat Kepulauan Faroe telah bersiap menyambut barisan ikan paus dengan berbagai senjata, seperti pisau, kail, tali, hingga tombak. Dengan sigap, masyarakat akan membunuh dan membantai rombongan paus pilot.
Oleh sebab itu, saat waktu festival tiba, jangan heran jika kamu menemukan lautan berubah warna dari biru menjadi merah akibat darah.
Bangkai paus yang diburu tergeletak di dermaga di Jatnavegur, Kepulauan Faroe, Denmark. (Foto: Mads Claus Rasmussen/Ritzau Scanpix/via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Bangkai paus yang diburu tergeletak di dermaga di Jatnavegur, Kepulauan Faroe, Denmark. (Foto: Mads Claus Rasmussen/Ritzau Scanpix/via Reuters)
Karena perburuan paus pilot dalam Festival Grindadarp bukanlah untuk tujuan komersial, ikan paus yang telah mati terbunuh akan dibagikan secara merata pada penduduk setempat. Nantinya stok daging paus pilot akan diawetkan sebagai persediaan untuk musim dingin.
Bangkai paus yang diburu tergeletak di dermaga di Jatnavegur, Kepulauan Faroe, Denmark. (Foto: Mads Claus Rasmussen/Ritzau Scanpix/via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Bangkai paus yang diburu tergeletak di dermaga di Jatnavegur, Kepulauan Faroe, Denmark. (Foto: Mads Claus Rasmussen/Ritzau Scanpix/via Reuters)
Sayangnya, perburuan paus ini dilakukan tanpa ada standar maupun batas maksimum yang jelas terkait jumlah hewan yang diburu. Sehingga wajar saja mengundang kecaman dari berbagai organisasi pecinta binatang maupun aktivis lingkungan.
Bangkai paus yang diburu tergeletak di dermaga di Jatnavegur, Kepulauan Faroe, Denmark. (Foto: Mads Claus Rasmussen/Ritzau Scanpix/via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Bangkai paus yang diburu tergeletak di dermaga di Jatnavegur, Kepulauan Faroe, Denmark. (Foto: Mads Claus Rasmussen/Ritzau Scanpix/via Reuters)
Pada tahun 2018, organisasi Sea Shepherd Global menyatakan bahwa tradisi ini barbar dan termasuk dalam kategori pembantaian yang tidak masuk akal. Organisasi ini mencatat bahwa dalam Festival Grindadarp, sebanyak 1.691 paus pilot dan lumba-lumba mati selama 24 jam.
ADVERTISEMENT
Festival Grindadrap juga menuai kecaman karena perburuan ikan paus yang diburu adalah paus pilot yang populasinya mulai langka. Apalagi karena paus juga jenis hewan yang dilindungi.
Bangkai paus yang diburu tergeletak di dermaga di Jatnavegur, Kepulauan Faroe, Denmark. (Foto: Mads Claus Rasmussen/Ritzau Scanpix/via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Bangkai paus yang diburu tergeletak di dermaga di Jatnavegur, Kepulauan Faroe, Denmark. (Foto: Mads Claus Rasmussen/Ritzau Scanpix/via Reuters)
Tak hanya itu, pembantaian paus melalui Festival Grindadarp mendapat kecaman karena memberikan pasokan makanan yang kaya akan merkuri berbahaya. Sehingga tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia.
Meski mengundang pro dan kontra, Festival Grindadrap diklaim mampu membangkitkan rasa kebersamaan dan gotong royong. Hal ini terlihat dari cara penduduk setempat bekerja sama memburu paus dalam Festival Grindadrap.
Ikan paus yang mati dalam Grindadrap Festival (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ikan paus yang mati dalam Grindadrap Festival (Foto: Wikimedia Commons)
Kepulauan Faroe adalah kumpulan pulau yang masuk dalam otonomi Kerajaan Denmark. Berlokasi di Samudra Atlantik Utara, Kepulauan Faroe terletak di antara Skotlandia dan Islandia.
Bagaimana menurutmu, lebih penting lingkungan, tradisi, atau kemampuan manusia untuk bertahan hidup?
ADVERTISEMENT