Gawat! 1 dari 8 Museum di Dunia Terancam Tutup Permanen Akibat Pandemi COVID-19

22 Juni 2020 16:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koleksi di Royal Museum of Central Africa (RMCA), di Belgia. Foto: Daniel Chrisendo/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi di Royal Museum of Central Africa (RMCA), di Belgia. Foto: Daniel Chrisendo/kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona yang melanda dunia benar-benar membawa dampak buruk pada sektor pariwisata. Terutama pada wisata sejarah seperti museum.
ADVERTISEMENT
Di awal pandemi, beragam museum akhirnya memilih menutup layanannya sementara waktu untuk mencegah penyebaran virus corona. Meski beberapa di antaranya telah membuka kembali pintunya untuk wisatawan, nampaknya ada yang terpaksa benar-benar tutup dan tak lagi beroperasi.
Menurut UNESCO dan International of Museums (ICOM), penutupan sementara yang dilakukan oleh museum karena pandemi justru membawa dampak yang lebih panjang.
Ilustrasi museum di Jepang. Foto: AFP/ORLANDO KISSNER
Dilansir Insider, satu dari delapan museum di seluruh dunia yang sedang ditutup sementara, kemungkinan tidak akan pernah dibuka lagi. UNESCO mengatakan, saat ini terdapat 85 ribu museum di dunia yang sedang ditutup.
Jumlah tersebut merupakan 90 persen dari total museum yang ada di dunia. Kemudian hasil survei ICOM menemukan bahwa 13 persen dari 1.600 dari museum internasional akan ditutup secara permanen.
ADVERTISEMENT
Tak sampai di situ saja, kabarnya 19,2 persen dari mereka juga mengaku tak yakin bisa kembali buka. Mereka beralasan karena faktor finansial yang berantakan semenjak pandemi.
“Penutupan akan sangat mempengaruhi daerah di mana museum yang baru berdiri dan masih sedikit pengunjung, dan di mana strukturnya masih rapuh, seperti wilayah Afrika, Asia dan negara-negara Arab,” kata Presiden ICOM, Suay Aksoy.
Pengunjung mengamati koleksi Museum Sejarah Jakarta, di Kota Tua, Jakarta, Sabtu (20/6/2020). Foto: Galih Pradipta/ ANTARA FOTO
Museum-museum lain yang sudah buka pun telah mengurangi 20 persen dari jumlah stafnya. Sebanyak 83 persen museum di dunia juga telah melakukan pengurangan program dan membatasi penggunaan listrik sebanyak 30 persen untuk menghemat pengeluaran.
“Kami tahu kepercayaan dan kekuatan museum untuk menghadapi tantangan ini. Tapi museum tidak akan bisa bertahan tanpa bantuan dari publik dan sektor swasta,” kata Aksoy lagi.
ADVERTISEMENT
Museum yang sudah dibuka mengandalkan sponsor untuk 5-100 persen anggaran mereka. Karena kedatangan pengunjung yang membeli tiket maupun suvenir dianggap tidak dapat membantu keuangan museum. Apalagi saat ini museum beroperasi dengan kapasitas terbatas.
Jumlah museum di dunia meningkat pesat pada tahun 2012 lalu. Menurut UNESCO, terdapat peningkatan sebanyak 60 persen saat itu.
Namun, pandemi virus corona membuat 40 persen museum di dunia kehilangan pendapatan secara drastis. Sampai saat ini museum yang paling terpuruk akibat pandemi adalah yang berada di Afrika.
Laporan Hutri Dirga Harmonis
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.