Gini Rasanya Naik Business Premier di Pesawat Air New Zealand, Mewah!

26 Desember 2019 9:06 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruangan Business Premier Class Foto: Dok. Air New Zealand
zoom-in-whitePerbesar
Ruangan Business Premier Class Foto: Dok. Air New Zealand
ADVERTISEMENT
Bandara Changi di Singapura tampak sibuk seperti biasa. Setiap pasang kaki bergerak cepat menuju tujuannya, begitu pula kumparan. Selandia Baru telah menunggu untuk dieksplorasi. Saya mempercepat langkah, takut tertinggal rombongan.
ADVERTISEMENT
Pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta tiba dalam rentang waktu yang sangat mepet dengan penerbangan berikutnya. Saya bergegas pindah terminal dan menuju gate yang telah ditentukan.
Hati rasanya campur aduk. Perasaan senang, penasaran, takut ketinggalan pesawat, dan jet lag saling beradu. Apalagi, ini kali pertama saya liputan dengan jadwal terbang siang menuju sore hari, tak seperti biasanya yang selalu berangkat subuh.
Armada pesawat Air New Zealand tengah parkir di apron sambil menunggu penumpang Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Setelah sibuk berkoordinasi, saya akhirnya mendapati boarding room yang tepat sesuai dengan maskapai penerbangan yang akan saya tumpangi. Pesawat berwarna putih dengan ekor yang dicat hitam itu tampak gagah bersandar di apron bandara. Air New Zealand, begitu tulisnya.
Jenni Martin, Head of South & South East Asia Air New Zealand, bersama dengan perwakilannya menyambut kami. Ini menjadi penanda bahwa perjalanan kami akan segera dimulai.
Jenny Martin, Head of South & South East Asia Air New Zealand Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Tak lama kemudian kami dipersilakan untuk masuk terlebih dahulu ke dalam pesawat. Seiring kami memasuki pesawat, paspor dan boarding pass dicek oleh staf yang bertugas. Kami pun diarahkan oleh awak kabin agar tak kesulitan.
ADVERTISEMENT
Awak kabin Air New Zealand mengenakan pakaian berwarna ungu dengan corak seperti batik berwarna hitam. Sepintas, bila tak jeli, kamu akan sangat mudah untuk menganggap bahwa seragam mereka adalah batik, padahal sebenarnya berbeda.
kumparan dan awak media lainnya ditempatkan di kelas Business Premier. Maskapai penerbangan ini menggunakan armada bertipe Boeing 787-9 Dreamliner. Dreamliner sudah lama dikenal sebagai maskapai yang menghadirkan kelembaban lebih tinggi dalam kabin dan jendela yang lebih besar.
Pramugari melayani penumpang di dalam kabin pesawat (cover) Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Begitu tiba di atas pesawat, penumpang akan ditawari minuman. Mulai dari champagne, jus, atau sekadar air mineral untuk memuaskan rasa haus. Tak ketinggalan pula handuk panas untukmu menyegarkan diri.
Karena menggunakan armada yang berbeda dengan maskapai kebanyakan, jangan heran jika tata letak dan bentuk bangkunya pun ikut berbeda. Jika biasanya kelas bisnis diletakkan lurus sebaris, maka armada ini mendesain bangkunya diletakkan dalam posisi yang miring.
ADVERTISEMENT
Business Premier Air New Zealand memiliki lebar 22 inchi atau sekitar 55,88 sentimeter. Bangku di kelas Business Premier bisa diluruskan menjadi tempat tidur, dan ketika bangku tersebut diubah menjadi tempat tidur, ruang bangkunya akan terasa lebih lega.
Bangku penumpang dalam kelas Business Premier Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Hal ini karena lebar bangku di bagian bahu menjadi 33 inchi atau sekitar 83 sentimeter, dan panjangnya menjadi 79 inchi atau sekitar 200 sentimeter. Sudah pasti cukup kamu gunakan untuk tidur atau sekadar rebahan, beristirahat sembari menonton film kesukaan.
Bangkunya didesain dengan warna krem yang cerah. Di seberangnya, terdapat pula bangku tambahan bergaya ottoman ketika kamu ingin menikmati makan malam atau minum bersama dengan teman seperjalanan.
LCD 11" akan menemani pengalaman terbangmu Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Bangku ottoman tersebut bisa juga digunakan untuk menyandarkan kaki. Sementara bagian bawahnya bisa kamu manfaatkan untuk menyimpan sepatu atau tas. Sebagai complimentary, para penumpang juga akan mendapatkan clutch dengan perpaduan warna hitam dan ungu.
ADVERTISEMENT
Di dalamnya, kamu bisa mendapatkan sepasang kaus kaki, dan toiletries yang terdiri dari hand cream, lip gloss, earplug, serta mouthwash. Kamu bisa menggunakannya dalam perjalanan dan bahkan membawanya pulang.
Bangku Business Premier juga dilengkapi dengan layar LCD berukuran 11 inchi yang bisa dilepaskan dari dinding bangku. Sehingga kamu bisa tetap menonton film pilihanmu sambil tiduran atau menikmati santapan nikmat, dengan bantuan meja yang tersembunyi di dinding bangku.
Kamu juga bisa menikmati inflight entertainment sambil tiduran Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Perjalanan menuju Selandia Baru dari Singapura memakan waktu cukup panjang, yaitu sekitar 10 jam perjalanan. Seperti biasa, sebelum take off, biasanya awak kabin akan memberitahukan instruksi keselamatan.
Kurang lebih sama dengan armada pesawat lainnya, awak kabin akan bersiap di sekitar aisle untuk memberikan pengarahan. Sementara itu, layar monitor secara otomatis akan menampilkan video yang informatif khas Kiwi (sebutan bagi penduduk Selandia Baru).
ADVERTISEMENT
Mengapa disebut khas Kiwi? Karena orang-orang Selandia Baru sangat humoris, santai, dan terbuka. Oleh karena itu, tidak heran kesan tersebut juga tak lupa disisipkan dalam video aturan keselamatan.
Seatbelt yang tersedia bagi pengguna skycouch Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Ada beberapa jenis video aturan keselamatan yang sudah mereka hadirkan bagi penumpang. Namun biasanya, hanya satu video saja yang ditampilkan dalam satu kali penerbangan.
Misalnya saja menggunakan tema Lord of the Rings yang sempat membawa nama Selandia Baru menjadi populer, karena dijadikan sebagai lokasi syuting, film populer Men in Black. Atau yang terbaru adalah bekerja sama dengan All Black, nama tim rugby nasional mereka.
Video dengan kemasan unik ini diklaim awak kabin dapat menarik perhatian para penumpang. Sehingga mereka jadi lebih memperhatikan aturan keselamatan dan panduan yang diberikan awak kabin.
ADVERTISEMENT
Setelah pesawat dinyatakan aman untuk berangkat, kini tiba saatnya memulai perjalanan. Suara mesin mulai berdengung dan baling-baling ikut berdesing. Dengan kecepatan tinggi, pesawat berjalan di atas landasan dan kemudian menyimpan satu persatu rodanya. Pesawat kini telah terbang sempurna.
Lampu tanda sabuk pengaman telah dimatikan, awak kabin pun mulai menawarkan makanan dan minuman. Bagi kamu yang gemar minum minuman beralkohol, terutama wine, kamu mesti mencoba berbagai wine terbaik yang disediakan dalam kabin. Dijamin bikin puas.
Sajian appetizer bagi penumpang Business Premier dalam Air New Zealand Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Makanannya pun tak kalah sedap. Dalam perjalanan kumparan, menu yang ditawarkan merupakan karya dari chef ternama Peter Gordon. Peter Gordon adalah chef Selandia Baru yang terkenal karena makanannya yang memadukan sajian bergaya western dengan sentuhan khas Maori.
ADVERTISEMENT
Rasa lelah dan letih yang tadinya sangat terasa, berangsur-angsur mulai berkurang. Seiring dengan pesawat yang terus melaju menuju Negeri Kiwi, tubuh saya pun terasa semakin rileks.
Salah satu hidangan nikmat yang disajikan oleh awak kabin untuk makan malam Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Awak kabin datang membawa sajian nikmat untuk makan malam saya. Ia bahkan membantu penumpang untuk menyiapkan meja. Benar-benar pengalaman yang menyenangkan. Rasanya seperti berada di hotel bintang lima.
Untuk kamu para Muslim traveler, enggak usah khawatir. Air New Zealand juga menyediakan makanan halal yang tak kalah sedap, seperti nasi briyani atau kari kambing.
Begitu pula dengan camilan, kamu bisa meminta snack halal. Biasanya awak kabin akan memberikanmu choco cookies atau keripik khas Selandia Baru.
Bangku penumpang di Business Premier Class Foto: Dok. Air New Zealand
Usai memenuhi perut dengan hidangan nikmat, kumparan pun memilih untuk melepaskan penat dengan menonton film sembari tiduran. Tak dinyana, awak kabin langsung menghampiri dan menawarkan diri untuk menyiapkan tempat tidur yang nyaman.
ADVERTISEMENT
Pramugari tersebut kemudian membantu kumparan meluruskan bangku, lalu mengambil bantal dari dalam kompartemen kabin. Supaya istirahatmu terasa lebih nyaman, bangku di Business Premier akan dilapisi dengan matras yang lembut dan nyaman, lengkap dengan selimut berwarna cokelat.
Begitu tiba dalam kabin, pramugari akan langsung menawarkan minuman untuk menyegarkan tubuh Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Selama perjalanan, matras akan digulung dan disimpan ke dalam tas berwarna hitam saat tidak digunakan. Kamu juga akan mendapatkan dua bantal. Jadi, perjalananmu akan benar-benar terasa nyaman. Apalagi kalau kamu terbiasa memeluk bantal saat tidur.
Menikmati inflight entertainment pastinya enggak akan lengkap tanpa headphones, jadi enggak usah khawatir, karena kamu akan mendapat headphones di kantung kursimu. Lalu tersedia pula port USB, stop kontak, dan lampu baca.
Di bagian bawah jendela pesawat, kamu juga akan menemukan tombol untuk membuat jendela menjadi lebih redup supaya tidak silau saat terbang. Tombol lampu itu menggantikan fungsi penutup jendela pesawat yang selama ini digunakan oleh maskapai penerbangan kebanyakan.
Fitur yang bisa digunakan penumpang untuk chatting ke sesama penumpang Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Fitur dalam layar LCD yang digunakan juga menarik. Selain kamu bisa menggunakannya untuk bermain games, mendengarkan musik, atau menonton serial maupun film favorit, kamu juga bisa memanfaatkan fitur chat antar penumpang yang ditawarkan.
ADVERTISEMENT
Ya, kamu bisa chatting dengan penumpang lainnya hanya dengan membuat akun dan memilih penumpang mana yang akan kamu beri pesan. Menurut awak kabin yang bertugas kala itu, fitur ini memungkinkan penumpang yang berangkat bersama untuk saling berhubungan tanpa harus menimbulkan keributan.
Bukan cuma itu saja, kamu juga bisa melakukan banyak hal lainnya menggunakan LCD itu. Seperti mengecek seberapa jauh perjalanan yang telah ditempuh dan estimasi waktu tiba, mengecek keadaan cuaca, mencari tahu rekomendasi wisata di daerah tujuan, menilik sejarah Air New Zealand, hingga memesan makanan maupun minuman.
Seluruh fasilitas yang disiapkan dalam Business Premier Class bisa kamu nikmati tanpa perlu pusing-pusing berpikir atau membaca buku petunjuk. Karena pramugari yang bertugas akan dengan senang hati menawarkan bantuannya untuk mengenalkan seluruh fasilitas yang ada.
Jendela pesawat tak lagi dilengkapi dengan penutup, tetapi menggunakan tombol dimmer Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Sayangnya, hingga saat kumparan terbang menuju Selandia Baru, pesawat yang kami tumpangi belum dilengkapi dengan WiFi on board. Berdasarkan informasi dari awak kabin, kabarnya WiFi on board baru akan bisa dinikmati tahun 2020 mendatang.
ADVERTISEMENT
Untuk kamu yang tak punya bujet lebih untuk melakukan reservasi pada kelas bisnis, kamu bisa memanfaatkan fasilitas skycouch. Skycouch adalah fitur andalan Air New Zealand yang memungkinkan para penumpang mendapatkan perjalanan yang nyaman dan kursi yang dapat diubah jadi tempat tidur tanpa harus upgrade ke bisnis.
Skycouch biasanya berada di bagian kelas ekonomi. Fitur ini memungkinkan penumpang membeli tiga kursi dan menjadikannya sebagai tempat tidur. Menariknya, skycouch juga dapat diisi oleh dua orang dewasa atau satu orang dewasa dan dua orang anak. Jadi hemat, kan?
Ilustrasi penumpang menggunakan skycouch dalam penerbangan Foto: Dok. Air New Zealand
Hanya dengan menambah biaya untuk membeli satu kursi tambahan, kamu dan pasangan atau bersama dengan anak-anak bisa tidur nyaman. Meskipun tidak semewah Business Premier, tetapi fitur ini sudah pasti menambah kenyamanan pengguna yang tak ingin menghabiskan 10 jam waktu perjalanan hanya dengan duduk di kursi.
ADVERTISEMENT
"Ada kursi ekonomi yang benar-benar bisa kita ubah agar muat bagi dua orang dewasa yang ingin berbaring. Itu adalah sebuah kemajuan bagi penumpang ekonomi untuk berbaring selama penerbangan. Itu keunggulan kompetitif lain yang kami perkenalkan ke pasar, tentu saja dengan juga produk pemenang kami di kelas Economy Premium," jelas Jenny Martin, dalam wawancara kami beberapa waktu lalu.
Apalagi bagi kamu yang membawa anak, hadirnya skycouch sudah pasti akan sangat membantumu meringankan rasa lelah dan penat anak sepanjang perjalanan panjang.
Ilustrasi penumpang wanita bersama dengan dua orang anaknya di skycouch Foto: Dok. Air New Zealand
Oleh sebab itu, jangan heran jika Air New Zealand mendapat penghargaan dari beragam lembaga. Misalnya saja Best Product or Service - Economy Skycouch dari Airline Passenger Experience Association (APEX) Awards, Passenger Experience Achievement dari Air Transport World (ATW) Airline Awards, dan 2020 Airline of the year dari AirlineRatings.com selama enam tahun berturut-turut, serta menjadi maskapai terbaik pilihan TripAdvisor di kawasan Pasifik Selatan.
ADVERTISEMENT
Air New Zealand juga dikenal luas karena usahanya dalam menjadi maskapai yang lebih sustainable serta ramah lingkungan. Dibuktikan dengan dikeluarkannya edible cup atau cangkir yang dapat dimakan beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Produk itu memungkinkan penumpang menikmati minuman panas kesukaannya tanpa meninggalkan sampah, karena bisa menikmati camilan enak dari cangkir tersebut. Itu belum termasuk beragam inovasi lainnya yang mengantarkan Air New Zealand sebagai Eco-Airline of the Year versi Air Transport World (ATW) Airline Award.
Didirikan pada 1940 silam, Air New Zealand telah melayani lebih dari 20 destinasi di berbagai negara. Sejak 2015 silam, maskapai kebanggan Selandia Baru tersebut juga telah bekerja sama dengan Singapore Airlines dan menjadikan Singapura menjadi hubnya.
Ilustrasi pramugari menawarkan bantuan pada penumpang Foto: Dok. Air New Zealand
Rute temporer Singapura - Selandia Baru akan berlangsung selama Desember hingga Februari. Sedangkan untuk rute temporer Bali - Auckland, Selandia Baru akan dilaksanakan selama April hingga Oktober.
ADVERTISEMENT
Soal kapasitas penumpang, kamu tak perlu khawatir, karena pihak maskapai telah menyiapkan kapasitas ekstra dalam setiap armadanya. Jadi, enggak perlu takut kehabisan kursi.
Lampu kabin kini telah diredupkan, waktu menunjukkan pukul 21.00 waktu setempat. Awak kabin kembali berkeliling. Satu persatu dari mereka mengingatkan penumpang untuk tetap memasang sabuk pengaman dalam posisi tidur.
Bahkan ketika lampu sabuk pengaman dimatikan, penumpang diharapkan tetap menggunakan sabuk pengaman saat tidur demi alasan keamanan. Itu berarti, waktu tidur telah tiba. Ini saatnya menutup mata, beristirahat, sambil menanti Selandia Baru tiba di pelupuk mata.