Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Penyebaran virus corona atau COVID-19 yang semakin meluas membuat negara-negara di dunia waspada. Banyak negara yang menutup tempat wisata dan pembatasan keluar-masuk wisatawan untuk menangkal penyebaran virus corona yang berasal dari Wuhan, China, tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah ngarai terbesar di dunia, Grand Canyon, Amerika Serikat. Grand Canyon Resort Corp, perusahaan yang mengoperasikan daerah tersebut telah mengumumkan akan menutup sementara Grand Canyon bagian Barat.
Dilansir Fox News, perusahaan yang dipimpin oleh Suku Hualapai ini mengumumkan bahwa penangguhan akan berlaku di Grand Canyon Skywalk beserta dengan kawasan-kawasan lainnya, seperti Jalur Zip, Hualapai River Runners, Sungai Colorado, dan beberapa perkemahan di area Grand Canyon Barat.
"Kami telah memantau arahan dari lembaga kesehatan publik federal, negara bagian, dan lokal selama beberapa minggu belakangan ini. Pada titik ini, wabah virus corona telah membahayakan keselamatan tamu, dan orang-orang bekerja bersama kita setiap harinya," kata Colin McBeath, CEO Grand Canyon Resort Corp.
ADVERTISEMENT
Colin mengatakan bahwa pihaknya akan menutup tempat wisata tersebut untuk sementara waktu selama dua pekan, hingga pemerintah setempat menyatakan bahwa lokasi tersebut aman.
Ia pun menyatakan bahwa hasil tes yang dilakukan pada tamu dan karyawan Grand Canyon Resort Corp dinyatakan negatif COVID-19.
Grand Canyon merupakan ngarai paling terkenal di dunia. Pemandangannya yang eksotis membuat tempat ini tak pernah sepi pengunjung. Tercatat pada tahun 2019, tempat ini telah dikunjungi sekitar 6 juta wisatawan.
Ngarai yang telah terbentuk sekitar 70 tahun lalu ini juga menjadi salah satu tempat dari habitat hewan-hewan langka. Maka dari itu, ngarai yang terletak di Amerika Serikat ini juga juga dinobatkan sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO.
ADVERTISEMENT