Hawaii Bikin Web Khusus Buat Wisatawan demi Pantau Wabah Virus Corona

15 April 2020 12:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu toko di Daniel K. Inouye International Airport yang tutup karena pandemi virus corona Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu toko di Daniel K. Inouye International Airport yang tutup karena pandemi virus corona Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pemerintah Hawaii bikin sebuah website untuk menunjang program karantina di negaranya. Dilansir USA Today, program ini dibuat karena hingga saat ini, Hawaii masih terus kedatangan wisatawan.
ADVERTISEMENT
Jumlah wisatawan yang traveling ke Hawaii bahkan masih mencapai angka ratusan. Dilansir Star Advertiser, Wali Kota Honolulu Kirk Caldwell, sangat frustrasi melihat hal ini.
Ratusan pengunjung yang terus datang ke Hawaii membuat pemerintah setempat, baik pemerintah negara bagian maupun daerah harus menanggung beban yang lebih berat dari segi sumber dayanya.
Jalanan, pantai, dan taman di Kaena Point Park Oahu ditutup untuk mencegah penularan virus corona Foto: Shutterstock
Di antara banyak traveler yang datang ke Honolulu, tiga di antaranya adalah tunawisma. Mereka harus dikarantina di tempat penampungan. Selain itu, ada pula empat pengunjung yang tiba di Kota Oahu tanpa reservasi hotel.
"Hanya Trump yang dapat menghentikan semua perjalanan tak penting ke Hawaii. Seharusnya tidak ada satu pun yang datang ke Hawaii untuk liburan pada masa-masa seperti sekarang ini," katanya pada Star Advertiser.
ADVERTISEMENT
Meski belum tahu seperti apa respons Trump nantinya, Caldwell telah mengajak wali kota dan gubernur untuk bergabung bersama mengirimkan surat pada Presiden Amerika Serikat tersebut.
Wali Kota Honolulu, Kirk Caldwell. Foto: AFP/Ronen ZILBERMAN
Untuk sementara ini, Hawaii membuat program online untuk memantau para pelancong. Laman tersebut berisi berbagai formulir yang akan memuat informasi perjalanan mereka.
Hal ini akan membantu pihak berwenang setempat untuk menegakkan karantina pada orang-orang yang baru tiba di pulau tersebut. Dalam laman itu, pelancong harus mengisi formulir yang berisi nama, nomor telepon, informasi penerbangan, dan alamat tempat mereka akan tinggal.
Wisatawan akan diminta check in setiap hari untuk membuktikan bahwa mereka berada di lokasi karantina. Mereka juga harus menjawab berbagai pertanyaan soal kesehatan.
Taman Pantai Ala Moana, Oahu, Hawaii yang ditutup untuk menghindari penyebaran virus corona di Hawaii. Foto: Shutter Stock
Walau begitu, sayangnya program ini tak memiliki kemampuan untuk mengecek lokasi perjalanan secara langsung menggunakan GPS. Pengecekan lokasi hanya dilakukan pertama kali, ketika turis mendaftarkan perjalanan mereka.
ADVERTISEMENT
Pengisian formulir telah dilakukan sejak Jumat lalu (9/4) hingga berita ini diturunkan. Hingga saat ini, teknologi untuk mengidentifikasi lokasi masih dikembangkan. Hanya saja, memang pemerintah setempat merasa teknologi ini akan meningkatkan kekhawatiran soal kebebasan sipil.
Wisatawan yang tak punya akses internet atau menolak mengirimkan informasi secara daring, bisa mengirimkan informasi pribadi mereka melalui formulir kertas. Nantinya, mereka akan dipanggil oleh pejabat setempat untuk ditindaklanjuti.
Tangga menuju surga di Hawaii Foto: Shutter Stock
Jumlah traveler yang terbang ke Hawaii sudah turun secara drastis sejak Gubernur David Ige mengumumkan karantina pada akhir Maret lalu. Namun, buktinya, pada Kamis (8/4), ada 663 orang yang tiba di Hawaii.
Sebanyak 107 orang di antaranya adalah pelancong, dan 171 lainnya merupakan penduduk setempat. Hingga Jumat (9/4), sebanyak 465 orang dinyatakan positif COVID-19 di Hawaii. Delapan orang di antaranya meninggal dunia
ADVERTISEMENT
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!