Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Healing di Penang, Malaysia, Makan Nasi Kandar hingga Naik Kereta di Bukit
25 April 2025 15:24 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Negara bagian Malaysia yang beribu kota George Town ini menghadap langsung ke Selat Malaka. Dan berlokasi tepat di jalur strategis antara daratan Asia dan kepulauan Nusantara. Dari Kuala Lumpur, kamu bisa ke sini naik mobil 4–5 jam atau terbang hanya 1 jam. Bahkan dari Medan, Sumatera Utara, Penang hanya 35-40 menit terbang sudah sampai.
Tapi tahukah kamu, Penang punya sisi lain yang jauh lebih berwarna dan cocok sebagai destinasi liburan? Mulai dari pemandangan dari atas bukit yang bikin takjub, bangunan tua di George Town, sampai kuliner legendaris asal Penang seperti nasi kandar. Kalau kamu pecinta kuliner kaya rempah dan budaya yang hidup di setiap sudut kota, Penang wajib masuk dalam bucket list kamu!
ADVERTISEMENT
Namun, kalau sudah sampai, jangan buru-buru langsung ke restoran, ya! Penang masih punya banyak kejutan yang bisa kamu nikmati sebelum sampai di meja makan.
Penang Hill – Melihat Penang dari Ketinggian
Perjalanan kamu bisa dimulai dari atas bukit yang cocok buat pembuka trip kamu di Penang. Penang Hill, atau dikenal juga sebagai Bukit Bendera, adalah tempat paling ideal untuk menyapa kota dari ketinggian.
Kamu akan naik kereta funikular yang cukup curam tapi menyenangkan, dan dalam beberapa menit saja, panorama pulau, laut, serta hutan tropis terbentang luas di depan mata.
Udara di atas terasa lebih sejuk, suasananya damai, ada banyak spot foto estetik, dan ada tempat makannya juga yang bisa kamu cicipi, mulai dari makan berat sampai hidangan cuci mulut.
ADVERTISEMENT
Untuk mencapai puncak, tersedia dua pilihan jalur. Jalur normal dikenakan tarif pulang-pergi sebesar RM 30 (Rp 150 ribu dengan kurs per 25 April 2025) untuk warga asing dewasa, dan RM 15 untuk anak-anak. Sementara itu, kalau kamu ingin naik tanpa antre, tersedia jalur ekspres dengan harga RM 80 untuk dewasa dan RM 40 untuk anak-anak.
George Town – Sejarah yang Hidup di Setiap Dinding
Turun dari bukit, saatnya menyusuri jantung budaya Penang: George Town.
Kawasan ini telah diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 2008, karena kekayaan arsitektur dan warisan budayanya yang unik. Dan saat kamu berjalan kaki di sepanjang jalannya, kamu akan langsung paham alasannya.
Di kawasan seperti Lebuh Armenian, bangunan-bangunan kolonial bergaya Asia-Eropa berdiri gagah berdampingan dengan mural penuh warna yang tak hanya indah, tapi juga bercerita. Di sini, street art bukan sekadar estetika—ia menyampaikan kisah: tentang budaya, tentang orang-orang lokal.
Menariknya lagi, di area George Town ini kamu juga akan sering menjumpai komunitas Tionghoa yang sudah lama menetap atau akrab disebut Baba-Nyonya, lengkap dengan rumah-rumah tua bergaya Peranakan dan kuil-kuil tradisional. Jejak budaya mereka terlihat jelas, baik dari ornamen arsitektur, hingga suasana khas di sepanjang gang dan lorong kota tua.
ADVERTISEMENT
“Kalau di sini dari segi etniknya ada Baba-Nyonya atau Cina Peranakan. Orang China tapi pakai baju kebaya, cakap bahasa Melayu, hidup dalam suasana Melayu,” ujar warga asli Penang.
Hameediyah Restaurant – Nasi Kandar Legendaris Sejak 1907
Inilah saat yang paling ditunggu-tunggu: nasi kandar, salah satu kuliner legendaris yang menjadi kebanggaan warga Malaysia.
Hidangan ini berasal dari Penang dan punya sejarah panjang—berawal dari pedagang kaki lima keturunan Mamak, atau komunitas India Muslim, yang dahulu menjajakan nasi keliling dengan kandar, yaitu sebatang kayu di bahu yang menyeimbangkan dua keranjang berisi lauk-pauk.
“Dipanggil nasi kandar, karena dulu Pedagang India Mamak, dia datang, dia “kandar” di bahu, (digedong), terus dia bawa nasi, bawa kuah, berkeliling,” kata warga asli Penang.
ADVERTISEMENT
Dari situlah nama “nasi kandar” berasal, nasi yang dibawa dengan cara dipikul di bahu untuk kemudian dijual berkeliling.
Sekarang, kamu bisa menikmatinya dengan lebih nyaman di salah satu restoran tertua di Penang: Hameediyah Restaurant, yang sudah berdiri sejak 1907. Tempat ini bukan hanya tempat makan, tapi juga bagian dari sejarah hidup kuliner Malaysia.
Begitu masuk, kamu akan melihat deretan lauk yang menggoda—ayam goreng berempah, kari kambing, telur rebus bersaus, sotong hitam, sampai terong goreng garing. Yang menjadi khas dari hidangan ini adalah saat semuanya disiram kuah campur, perpaduan berbagai jenis kari yang kaya rempah, sedikit pedas, gurih, dan sangat beraroma. Setiap suapan terasa bold dan penuh karakter—kombinasi yang sulit dilupakan, apalagi kalau kamu pecinta rasa kari yang kuat dan autentik, ini tempat yang gak boleh dilewatkan.
ADVERTISEMENT
Soal harga, bisa dibilang sedikit “merogoh kantong” untuk standar lokal—sekitar RM 20–40 per porsi, tergantung pilihan lauknya. Tapi jangan khawatir, porsinya besar dan sangat memuaskan.