Indonesia Sumbang 85 Persen Pertumbuhan Properti RedDoorz

22 Agustus 2024 17:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
RedDoorz Plus Wastu Kencana 2 Bandung. Foto: Dok. RedDoorz
zoom-in-whitePerbesar
RedDoorz Plus Wastu Kencana 2 Bandung. Foto: Dok. RedDoorz
ADVERTISEMENT
RedDoorz, platform akomodasi dan perhotelan multi-brand terbesar di Asia Tenggara mencatatkan pertumbuhan positif pangsa propertinya di Indonesia. Dengan target ekspansi hingga 4.500 properti pada akhir 2024, Indonesia menjadi kunci pertumbuhan perusahaan yang mencapai 85 persen secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Founder & CEO RedDoorz, Amit Saberwal, mengatakan fokus utama RedDoorz saat ini adalah pada pertumbuhan organik dan anorganik, dengan ekspansi signifikan di Indonesia dan Filipina.
Ilustrasi kamar RedDoorz Foto: Dok. RedDoorz
Di Indonesia, RedDoorz menargetkan Bali sebagai pusat pertumbuhan, melalui brand premium mereka, The Lavana, dengan rencana menggandakan jumlah mitra vila menjadi 100 pada akhir tahun.
"Kami sangat fokus pada misi untuk mencapai profitabilitas tahun ini, berkat dedikasi kuat tim kami, pendekatan strategis terhadap pertumbuhan, dan potensi besar yang kami lihat di Indonesia. Potensi pasar Indonesia dan Filipina sangat besar, dan kami yakin masih ada ruang untuk tumbuh dengan strategi multi-brand kami, dan Bali menjadi fokus area utama untuk pertumbuhan di Indonesia," kata Amit, seperti dikutip dari keterangan resminya, Kamis (22/8).
ADVERTISEMENT

Strategi Ekspansi RedDoorz

Jajaran Board of Director RedDoorz. Foto: Dok. RedDoorz
Untuk mencapai target tersebut, RedDoorz telah menerapkan berbagai inisiatif. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang digunakan dalam penetapan harga, manajemen keuangan, dan sistem pelayanan tamu.
"Kami melihat hal ini sebagai tantangan yang dihadapi pemilik properti dari segi pendapatan. Kami memanfaatkan strategi penetapan harga dinamis berbasis AI, untuk mengoptimalkan tarif kamar berdasarkan permintaan, musim, dan tren pasar, sehingga pendapatan pemilik properti bisa maksimal," kata Country Director RedDoorz Indonesia, Mohit Gandas.
Sans Hotel, salah satu brand penginapan di RedDoorz. Foto: Dok. RedDoorz
Selain teknologi AI, RedDoorz juga akan menjangkau lebih banyak mitra properti yang berkualitas untuk merek premium RedDoorz, seperti SANS dan URBANVIEW, yang telah tumbuh sebanyak 1,3-1,5 kali dibandingkan tahun sebelumnya (YoY), begitu juga merek The Lavana yang fokus pada akomodasi eksklusif di Bali dan Lombok.
ADVERTISEMENT
"Menambah jumlah properti baru adalah kunci strategi pertumbuhan kami di Indonesia. Kami melihat bahwa pemulihan pascacovid lebih lambat untuk segmen hotel budget, dibandingkan dengan hotel bintang 3-5," tutur Mohit.
RedDoorz juga akan mengakuisisi (M&A) untuk memasuki pasar yang lebih luas, dan terbuka untuk negara lain yang memiliki potensi besar di kawasan Asia-Pasifik, seperti Thailand.
Lobby kantor baru RedDoorz. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
RedDoorz juga berkomitmen terhadap keberlanjutan dan dampak di bidang sosial yang tercermin dalam kemitraan dengan sejumlah pihak, seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, melalui pemberian beasiswa kepada mahasiswa Politeknik Pariwisata Indonesia.
Inisiatif ini mendukung pendidikan dan pengembangan profesional pariwisata masa depan, sekaligus sebagai dedikasi RedDoorz terhadap keberlanjutan jangka panjang di sektor perhotelan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Melalui beasiswa dan kemitraan ini, kami berharap industri pariwisata Indonesia akan terus tumbuh, menghasilkan lebih banyak talenta, dan menciptakan dampak jangka panjang yang positif bagi industri perhotelan dan masyarakat Indonesia lebih luas lagi," pungkas Amit.