Ini Alasan Kenapa Kamu Sebaiknya Tak Beli Cokelat di Toko Duty Free Bandara

31 Maret 2020 10:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi biji cokelat Foto: dok.shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi biji cokelat Foto: dok.shutterstock
ADVERTISEMENT
Cokelat adalah salah satu jenis oleh-oleh yang paling jarang absen dibeli sepulang jalan-jalan dari luar negeri. Rasanya yang manis membuat camilan yang satu ini banyak digemari.
ADVERTISEMENT
Apalagi kadang tiap daerah atau negara punya keunikan tersendiri dalam produk cokelat yang mereka buat. Bikin penggemar cokelat jadi enggak tahan untuk banyak membeli demi mencoba berbagai rasa dan menyicipi keunikannya.
Untuk mendapatkan harga yang murah, kamu mungkin saja lebih memilih membeli cokelat di toko duty free ketimbang supermarket atau toko grosir. Toko duty free adalah toko-toko yang menjual barang bebas biaya pajak.
Biasanya, toko-toko jenis ini bisa kamu temukan di kawasan bandara. Walau begitu, apakah benar harganya lebih murah? Ternyata tidak juga.
Ilustrasi toko duty free di Singapura Foto: Shutter Stock
Dilansir Asiaone, platform perbandingan keuangan Finder.com menganalisa 18 produk bebas pajak yang bisa kamu temukan di toko duty free. Ada enam kategori yang dianalisa situs tersebut, yaitu minuman beralkohol, wine, produk perawatan kulit, makeup, parfum dan tentu saja cokelat.
ADVERTISEMENT
Tujuannya untuk mencari tahu item mana yang lebih murah apabila dibeli di toko duty free. Harga produk yang diambil sebagai sampel analisa berasal dari dua toko duty free di Bandara Internasional Changi Singapura, yaitu DFS dan iShopChangi.
Harga dari kedua toko itu kemudian dirata-rata dan dibandingkan dengan harga rata-rata produk yang dijual secara eceran di toko ritel. Hasilnya, cokelat yang dijual di toko duty free punya harga yang lebih mahal sekitar 25 persen ketimbang yang dijual di toko ritel di luar bandara.
Cokelat bar Krakakoa. Foto: Azalia Amadea/kumparan
Cokelat terbukti jadi barang yang paling mahal dijual di bandara ketimbang lima kategori produk lainnya. Misalnya saja, sekantong mini KitKat dijual dengan harga sekitar 9,80 dolar Amerika atau setara Rp 160 ribu di toko duty free.
ADVERTISEMENT
Sementara di toko ritel, kamu bisa membelinya dengan harga hanya 3 dolar Amerika atau sekitar Rp 49 ribu saja, untuk jumlah dan merek yang sama. Jauh lebih mahal, kan?
Berbanding terbalik dengan minuman beralkohol. Minuman beralkohol yang dijual di toko duty free justru jauh lebih murah ketimbang kamu beli di toko ritel. Finder.com menemukan bahwa selisih harganya bisa mencapai 55 persen.
Sebotol Bacardi misalnya, minuman ini dijual dengan harga 23 dolar Amerika atau setara Rp 376 ribu. Tetapi, jika membelinya secara eceran di toko ritel, kamu mesti membayar dengan harga rata-rata sekitar 64,50 dolar Amerika atau sekitar Rp 1.057.000.
Ilustrasi berbagai jenis cokelat Foto: Shutter Stock
Produk lain yang lebih murah setelah minuman beralkohol ketika dibeli di bandara adalah wine, karena kamu bisa lebih hemat sekitar 24 persen. Kemudian diikuti dengan produk makeup dengan harga yang lebih murah 16 persen.
ADVERTISEMENT
Lalu, produk perawatan kulit (skincare) lebih murah rata-rata 13 persen, dan yang terakhir parfum sekitar 10 persen. Meski persentasenya harganya tak terlalu tinggi, tapi apabila selisih harganya kamu konversi ke mata uang asal seperti rupiah, hasilnya pasti lumayan.
Jadi, sebelum jiwa impulsif kamu membabat habis kartu kreditmu. Akan lebih baik, mulai saat ini kamu lebih menahan diri untuk berbelanja cokelat di bandara supaya enggak bokek setelah pulang jalan-jalan.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!