Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Nama Aceh pastinya tidak akan asing bagi masyarakat Muslim di Indonesia. Kawasan terbarat Indonesia ini dikenal sebagai mayoritas Islam yang menerapkan hukum syariah di luar hukum pidana dan perdata yang berlaku.
ADVERTISEMENT
Tak heran, kawasan ini dianggap sebagai salah satu kawasan paling religius. Aceh bahkan digelari Serambi Makkah. Mengutip laman Pesona Travel, gelar ini diberikan ke Aceh pada 15 Masehi silam.
Aceh merupakan wilayah pertama di Indonesia yang menerima ajaran Islam. Tepatnya mulai dari kawasan Peulanggah, Peureulak, dan Pasai.
Lokasi Aceh yang strategis, karena berada di Selat Malaka mempermudah penyebaran Islam di Indonesia. Bahkan, kerajaan Islam pertama di Indonesia, Kesultanan Samudera Pasai, pun dulunya berada di Aceh.
Lokasinya kurang lebih di sekitar Kota Lhoksumawe dan Aceh Utara. Ajaran Islam dibawa ke Indonesia oleh seorang ulama besar asal Hadramut, Yaman, bernama Sayyid Abubakar bin Husaien Bilfaqih.
Ia kemudian menetap di Aceh pada masa kepemimpinan Sultan Alaudin Mahmud Syah (1760-1781). Ketika tinggal di Aceh, ia mengubah rumah pribadinya menjadi dayah atau pesantren.
Rumahnya tersebut kemudian dijadikan sebagai tempat belajar agama Islam. Bukan cuma bagi orang-orang yang berasal dari Aceh saja, tapi juga bagi orang-orang yang berasal dari luar pulau.
ADVERTISEMENT
Misalnya saja para wali yang dikenal sebagai Wali Songo. Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik), Sunan Ngampel, Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), dan Syeikh Siti Jenar juga disebutkan belajar agama Islam di tempat ini.
Setelah selesai belajar, mereka lantas bertolak ke Pulau Jawa untuk menyebarkan agama Islam . Sehingga akhirnya berkembang ke daerah-daerah lainnya.
Setelah itu, rumah Sayyid Abubakar kemudian dijadikan sebagai masjid. Kini masjidnya dikenal sebagai Masjid Tengku (Tgk) Dianjong.
Selain itu, dijadikan pula sebagai pusat manasik haji oleh jemaah dari berbagai daerah. Baik jemaah yang berasal dari Nusantara, maupun dari Semenanjung Melayu.
Biasanya jemaah akan singgah di Peulanggah terlebih dahulu untuk belajar tata cara ibadah haji. Barulah nanti mereka melanjutkan perjalanan ke Tanah Suci, Makkah.
ADVERTISEMENT
Nah, inilah yang konon menjadi asal mula penyebutan Serambi Makkah bagi Aceh. Apalagi di Aceh, Islam bukan hanya jadi sekadar agama atau kepercayaan saja, tetapi juga bagian dari budaya dan identitas masyarakatnya.
Di samping itu, ada pula beberapa alasan lainnya yang makin memperkuat gelar Serambi Makkah bagi Aceh. Ajaran Islam yang mengakar sejak ratusan tahun dan perkembangannya yang begitu pesat membuat Aceh menjadi kiblat bagi ilmu pengetahuan Islam.
Salah satu di antaranya adalah Universitas Baiturrahman (Jamiah Baiturrahman). Banyak pelajar dari berbagai daerah hingga negara datang ke Aceh untuk mendalami Islam di sana.
Aceh juga dinilai memiliki banyak persamaan dengan Makkah . Keduanya menganut mazhab Syafii. Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, berbudaya Islam, dan menerapkan hukum Islam.
Walau begitu, kamu yang berencana liburan ke Aceh dalam waktu mendatang tak perlu khawatir. Meski menerapkan hukum syariat Islam, wisatawan perempuan tak semuanya harus mengenakan kerudung ketika traveling ke Serambi Makkah.
ADVERTISEMENT
Sebab, ketentuan tersebut hanya berlaku bagi orang-orang yang menganut agama Islam saja. Wisatawan lain yang tak memeluk agama Islam dibebaskan untuk mengenakan pakaian yang diinginkan, asalkan tetap dalam koridornya, yaitu rapi dan sopan.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!