Jalani Tradisi Sakral Kawalu, Baduy Dalam Ditutup hingga April

24 Januari 2018 10:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suku Baduy Dalam (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Baduy Dalam (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Suku Baduy Dalam selama ini dikenal ketat menjalankan tradisi budayanya. Mulai dari tidak menggunakan listrik, alas kaki, hingga sabun mandi produk modernisme. Salah satu tradisi nenek moyang yang dijalankan hingga sekarang adalah Kawalu.
ADVERTISEMENT
Kawalu merupakan bulan suci bagi Baduy Dalam. Berjalan selama tiga bulan setiap tahunnya, Kawalu diisi dengan doa-doa untuk memohon keselamatan alam dan manusia. Dalam tiga bulan itu, mereka akan berpuasa seharian tiap bulannya.
Tradisi ini adalah bagian dari ibadah kepercayaan Sunda Wiwitan yang dianut Suku Baduy Dalam. Selama Kawalu berjalan, wisatawan domestik maupun asing tidak diperkenankan masuk ke tiga kampung Baduy Dalam, yakni Cibeo, Cikawartana, dan Cikeusik, di Kabupaten Lebak, Banten.
Suku Baduy Dalam (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Baduy Dalam (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
Tahun ini penutupan kawasan Baduy Dalam dimulai sejak 8 Januari lalu hingga awal April nanti. Hal ini juga berlaku untuk mereka. Anggota Baduy Dalam dilarang keluar desa selama Kawalu berlangsung.
Penutupan kampung Baduy Dalam dilakukan demi menjaga kekhusyukan rangkaian ibadah mereka. Tradisi Kawalu sendiri digelar tiap bulan 10, 11, dan 12 berdasarkan penanggalan Baduy yang biasanya jatuh pada Januari-Maret pada penanggalan Masehi.
Jembatan menuju kampung Baduy Dalam (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan menuju kampung Baduy Dalam (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
Begitu tradisi Kawalu selesai, masyarakat boleh berkunjung, namun paling lama hanya menginap satu malam.
ADVERTISEMENT