JK Minta Tarif Masuk TN Komodo Diturunkan Jadi Rp 1 Juta

6 Agustus 2022 9:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Wakil Presiden RI Jufuf Kalla saat berkunjung ke Pulau Komodo. Foto: Ade Danhur
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Wakil Presiden RI Jufuf Kalla saat berkunjung ke Pulau Komodo. Foto: Ade Danhur
ADVERTISEMENT
Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia M. Jusuf Kalla ikut menanggapi polemik kenaikan tarif di Taman Nasional Komodo Rp 3,75 juta per tahun. Pria yang akrab disapa JK itu meminta kenaikan tarif di TN Komodo, Pulau Padar, dan sekitarnya dikaji ulang.
ADVERTISEMENT
JK yang pernah mengemban sebagai duta pemenangan komodo sebagai tujuh keajaiban dunia yang baru atau The New Seven Wonnders 2012-2013 tersebut mengungkapkan keprihatinannya atas apa yang terjadi di Labuan Bajo, khususnya Pulau Komodo. Apalagi, kenaikan tarif tersebut sempat diwarnai dengan aksi unjuk rasa hingga mogok massal yang ikut mengusik ketenangan daerah tujuan wisata tersebut.
Taman Nasional Komodo, NTT. Foto: Shutter Stock
"Pulau Komodo saat ini sudah mendunia. Bahkan sudah menjadi destinasi favorit yang menyedot ribuan wisatawan. Dengan pemberlakuan tarif baru yang tinggi secara signifikan dapat mempengaruhi jumlah kunjungan wisata ke Labuan Bajo. Yang terkena imbasnya adalah dunia wisata," ungkap JK.
Sementara pada sektor tersebut banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya di berbagai sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
ADVERTISEMENT
Mulai dari perhotelan, kuliner, pelayaran, unit usaha usaha kecil masyarakat hingga nelayan penangkap ikan yang membantu memenuhi kebutuhan warga sekitar ikut terkena imbasnya. Demikian halnya dengan penerbangan yang sebelumnya ramai, juga terancam kehilangan penumpang.

JK Minta Kenaikan Tarif TN Komodo Dikaji Ulang

Mantan Wakil Presiden RI Jufuf Kalla saat berkunjung ke Pulau Komodo. Foto: Ade Danhur
Untuk itu, adanya multiplier effect atau efek berantai yang dihasilkan, JK pun meminta pemerintah khususnya Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengevaluasi atau mengkaji ulang penetapan kebijakan tersebut. Dirinya pun berharap, jika memang terjadi kenaikan, kenaikan tersebut bisa disesuaikan dengan harga yang lebih masuk akal.
“Karena itu tarif ini perlu dievaluasi. Dan saya usulkan tarifnya diturunkan, katakanlah satu juta rupiah dan pengunjung dibatasi dengan kuota, misalnya 500 orang per hari. Jadi angka tersebut terukur dapat Rp 500 juta tiap hari, dan perbulan bisa Rp 15 miliar. lebih pasti,” lanjut JK.
Mantan Wakil Presiden RI Jufuf Kalla saat berkunjung ke Pulau Komodo. Foto: Ade Danhur
Dengan demikian, masyarakat tetap mendapat penghasilan, karena hotel hidup, restoran hidup dan lain lainnya semua memiliki efek. Dan kota Labuan Bajo bisa hidup kembali.
ADVERTISEMENT
JK pun menguraikan pengalaman saat mengunjungi Pulau Komodo. Menurutnya, wisatawan yang datang ke Pulau Komodo dan sekitarnya belum tentu akan datang dua kali dalam waktu yang sama.
"Kalau orang wisata seperti komodo itu orang datangnya mungkin hanya sekali seumur hidupnya. Yang penting sudah pernah lihat. Jadi wisata itu harus memberikan ketenangan. Kalau di daerah wisata tidak tenang, ramai aksi demo, maka wisatawan tidak akan datang,” urai JK.
Seekor komodo mencari mangsa di daerah pantai pulau Komodo, NTT. Foto: Romeo Gacad/AFP
“Jadi itu kita turunkan tarif 1 juta dan kita batasi jumlah pengunjung sampai 500 hari tiap hari,” tegas Jusuf Kalla.
Taman Nasional Pulau Komodo resmi menjadi satu dari 7 Keajaiban Alam Dunia Baru New 7 Wonders of Nature, Jumat, 13 September 2013.
ADVERTISEMENT
M. Jusuf Kalla yang didaulat sebagai Duta Komodo saat itu berulang kali ke Pulau Komodo Labuan Bajo dan berkeliling kota mengkampanyekan agar masyarakat Indonesia vote Komodo yang kemudian jumlahnya dapat mencapai lebih 100 juta sms.