Kala CEO Lufthansa Nyamar Jadi Awak Kabin: Sangat Menarik dan Juga Menantang

23 Agustus 2023 18:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pesawat. Foto: CravenA/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat. Foto: CravenA/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Profesi awak kabin masih kerap dipandang sebelah mata. Padahal, tanpa keberadaan mereka, penumpang bisa saja tak terlayani dengan baik.
ADVERTISEMENT
Menyadari pentingnya peran para awak kabin, Chief Executive Officer (CEO) Lufthansa, Jens Ritter, punya cara unik, yaitu dengan terjun langsung untuk melayani penumpang. Meski jadi orang nomor satu di Lufthansa, Ritter tak malu untuk melayani penumpang.
Agar tak dikenali para penumpang, ia pun sampai menyamar untuk menjadi awak kabin di pesawat Lufthansa.
Chief Executive Officer (CEO) Lufthansa Airlines, Jens Ritter. Foto: Dok. lufthansagroup
Seperti dilansir The National News, pengalaman unik itu ia bagikan di akun LinkedIn pribadinya.
"Saya telah bekerja untuk Lufthansa Group selama beberapa tahun. Tapi aku tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk bekerja sebagai bagian dari awak kabin. Jujur saja, ini sangat menarik dan juga menantang," tulis Ritter.
Ilustrasi pesawat Lufthansa Foto: Shutterstock
Ritter diketahui mengambil peran sebagai awak kabin tambahan pada penerbangan rute penerbangan Frankfurt, Jerman, menuju Riyadh dan Bahrain. Dalam perjalanannya menuju Riyadh, ia bertugas untuk melayani penumpang di kelas bisnis. Sedangkan pada penerbangan sebaliknya, ia kemudian melayani penumpang di kelas ekonomi.
ADVERTISEMENT
Dalam unggahanya, Ritter mengaku sangat terkejut bagaimana sulitnya pekerjaan tersebut. Namun, ia juga takjub bagaimana awak kabin bisa mengatur semuanya.
“Saya kagum dengan banyak hal yang harus diatur, terutama jika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana-misalnya, makanan yang ditawarkan di buku menu tidak sama persis dengan makanan yang dimuat di pesawat,” katanya.

Pernah Menjadi Pilot

Ilustrasi pilot bertugas menerbangan pesawat Foto: Shutterstock
Ritter yang kini memegang jabatan sebagai CEO Lufthansa Airlines sejak April tahun lalu, mengatakan bahwa tahu betul bagaimana seluk beluk seorang awak kabin. Sebab, ia juga memulai kariernya sebagai pilot Airbus A320.
“Sangat menarik untuk menyampaikan keinginan para tamu secara individu, untuk menangani energi berbeda yang dimiliki setiap orang,” tulis Ritter.
“Saya dulu terbang sebagai pilot, jadi saya pikir saya tahu tentang tantangan penerbangan pada malam hari. Tetapi untuk hadir dan penuh perhatian dan menawan-ketika jam biologis menyuruh Anda untuk tidur-adalah sesuatu yang sama sekali berbeda,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga memuji kru tempatnya bekerja dengan mengatakan bahwa mereka langsung menyambutnya dan mendukungnya.
“Sejujurnya: Saya menikmati setiap momen,” ujar Ritter.
“Saya terkejut betapa banyak yang saya pelajari dalam beberapa jam ini. Memutuskan sesuatu di kantor akan berbeda setelah benar-benar merasakan keputusan yang diambil. Terima kasih kepada kru yang luar biasa, para tamu yang menyenangkan, dan semua orang yang terlibat, karena membuat pengalaman ini menjadi mungkin!,” tambahnya.

Tuai Pujian

Ilustrasi awak kabin bersiap menuju pesawat Foto: Shutter Stock
Unggahan Ritter sontak mendapatkan tanggapan positif dari banyak orang. Beberapa orang juga memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya lebih banyak kepada Ritter, tentang masa depan Lufthansa dan apa yang telah ia pelajari dari pengalamannya.
“Satu hal apa yang ingin Anda tingkatkan untuk kru Anda, agar mereka dapat terus unggul dalam pekerjaan mereka?” tulis seorang netizen.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya ada dua hal. Di satu sisi, ini semua tentang stabilitas dan keandalan. Karena menurut saya kru kami sudah melakukan pekerjaannya dengan baik. Namun, industri penerbangan mengalami kekurangan staf, rusaknya rantai pasokan, kekurangan pesawat, dan banyak masalah lainnya. Jika kita memperbaikinya – pekerjaan mereka akan jauh lebih mudah,” timpal Ritter.
“Di sisi lain, menurut saya semua orang senang bekerja, jika mereka merasa dilihat dan dihargai, serta aman secara psikologis. Ini adalah hal lain yang saya coba tingkatkan dengan keras,” lanjutnya.
Maskapai Lufthansa Foto: Shutter stock
Kemudian, ada juga yang bertanya kepadanya tentang tindakan spesifik apa yang dapat diambil, yang akan membantu perusahaan menjadi lebih baik. Sebelumnya, Lufthansa memiliki sejarah penundaan, serta waktu keberangkatan dan kedatangan yang tidak dapat diandalkan.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Ritter menggunakan contoh makanan yang tidak sesuai dengan kartu menu.
"Kami akan memperbaiki ini," jawabnya.
“Namun, saya sepenuhnya setuju dengan Anda: Industri penerbangan menderita dan secara keseluruhan sistem kita harus memperbaikinya untuk mendapatkan kembali kepercayaan penuh dari para tamu (dan kru). Kami sedang bekerja keras untuk itu,” pungkasnya.