Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ketika menjelajahi Singapura , hal pertama yang terlintas di kepala kita pastinya destinasi wisata terkenal terkenal Orchard Road ataupun Bugis. Bagaimana tidak, di sepanjang dua jalan ini, kita dapat mencoba sensasi bermain di sepetak air mancur warna-warni, melihat gedung-gedung tinggi, dan berbelanja di kios-kios kecil. Membayangkannya saja sudah bikin #KangenSingapura !
Namun, tahukah kamu bahwa masih banyak tempat lainnya yang dapat kamu kunjungi; khususnya kawasan timur Singapura yang menyimpan banyak cerita sekaligus jadi tempat yang sangat Instagramable? Kali ini, Marissa Nasution akan ajak kita untuk menjelajahi Joo Chiat, Geylang Serai, dan Katong. Yuk, ikutan!
Joo Chiat
Kawasan ini terkenal sebagai kawasan yang Instagramable karena keunikan dari shophouses atau rumah toko yang berpadu dengan warna-warni budaya peranakan Singapura. Tak hanya itu, bangunan-bangunan di kawasan ini juga masih kental dengan peninggalan gaya kolonial. Sama seperti Kampong Gelam, Joo Chiat juga terkenal dengan banyaknya dinding mural yang bisa ditemui di sudut-sudut jalan.
Pada perjalanannya kali ini, Marissa membawa kita ke sebuah toko yang menjual aneka cendera mata budaya peranakan, Rumah Bebe. Pemilik toko ini, Bebe Seet memperkenalkan kebaya peranakan kepada Marissa dan menjelaskan keunikan yang dimilikinya.
Kebaya khas Peranakan tidak memiliki kancing atau ritsleting. Untuk mengaitkan kebaya tersebut, kita harus menggunakan satu set bros yang dinamakan Kerongsang. Bebe juga menjelaskan sedikit mengenai sepatu manik-manik yang menjadi ciri khas.
Tidak hanya menjadi toko oleh-oleh, Rumah Bebe juga sering mengadakan lokakarya budaya yang seru, seperti memasang manik-manik di sepatu atau memasak kudapan manis Kueh Kueh khas peranakan.
Geylang Serai
Selanjutnya, Marissa bersama seorang tour leader dari Wok ‘n Stroll Tour, Natalie, mengajak kita untuk pergi ke Geylang Serai Market untuk mencicipi berbagai kuliner tradisional yang terkenal. Sepanjang mata memandang, kita dapat melihat banyak sekali restoran kecil dan kedai yang menjual makanan autentik dan khas.
Sesampainya di Geylang Serai Market, Marissa pertama-pertama mencoba Putu Piring. Ya, benar! Putu Piring memiliki rasa yang mirip dengan kue putu yang biasa kita temukan di pasar. Bedanya, bentuk dari kue putu ini menyerupai piring, sehingga gula Melaka yang ada di dalamnya lebih banyak dan tentunya. Penasaran? Yuk, coba untuk rasakan perbedaannya!
Setelah menyantap makanan manis, Natalie membawa Marissa untuk mencicipi laksa di salah satu restoran terbaik, yakni 328 Katong Laksa. Saat hidangan tersedia, Marissa kembali mendapatkan impresi yang unik dan sempat kebingungan bagaimana cara memakan laksa karena tidak ada sumpit atau garpu yang disediakan. Natalie menjelaskan bahwa helaian laksa telah dipotong-potong menjadi lebih kecil supaya waktu makan dapat dipersingkat. Jadi, kita bisa eat and go!
Katong
Natalie membawa Marissa berkunjung ke landmark di kawasan Katong. Dari jauh, terlihat gedung tinggi dengan cat warna merah. Ya, Gedung Merah merupakan destinasi ikonik di Katong. Dulunya bangunan ini adalah Katong Bakery, namun sekarang sudah disulap menjadi kafe modern yang trendi.
Selain banyaknya kuliner yang bisa dicicipi, Katong juga menjadi surga bagi kamu yang suka berbelanja. Kawasan ini memiliki banyak sekali butik dengan ragam produk uniknya masing-masing. Jadi, perjalanan ke setiap toko tidak akan membuat kita bosan.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Singapore Tourism Board