Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kasus Varian XBB.1.5 Meningkat, WHO Imbau Traveler Pakai Masker di Pesawat
11 Januari 2023 12:58 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Di Eropa, subvarian XBB.1.5 terdeteksi dalam jumlah kecil, tapi terus bertambah," ujar pejabat WHO Eropa yang tak disebutkan namanya, seperti dikutip dari Reuters.
Untuk itu, penumpang disarankan untuk memakai masker dalam keadaan yang berisiko tinggi, seperti dalam penerbangan jarak jauh.
"Ini harus menjadi rekomendasi yang dikeluarkan untuk penumpang yang datang dari mana saja, di mana ada transmisi penyebaran COVID-19." kata petugas darurat senior WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood.
XBB.1.5 sejauh ini menjadi subvarian Omicron yang paling menular di dunia. Saat ini, subvarian tersebut menyumbang 27,6 persen kasus COVID-19 di Amerika Serikat dalam sepekan.
Namun, masih belum jelas apakah varian XBB.1.5 akan menyebabkan peningkatan gelombang infeksi secara global. Walau demikian, vaksin COVID-19 saat ini masih melindungi masyarakat dari gejala parah, rawat inap, dan kematian.
ADVERTISEMENT
"Negara-negara perlu melihat basis bukti untuk pengujian pra-keberangkatan. Langkah-langkah perjalanan juga harus diterapkan dengan cara yang tidak diskriminatif," ujar Smallwood.
Varian XBB.1.5 Baru
Sementara itu, XBB.1.5 merupakan turunan dari Omicron, varian virus COVID-19 yang paling menular dan menjadi penyebab melonjaknya kasus secara global. Varian ini merupakan cabang dari XBB yang pertama kali terdeteksi pada bulan Oktober, yang merupakan rekombinan dari dua subvarian Omicron lainnya.
Kekhawatiran tentang varian XBB.1.5 juga memicu kenaikan kasus baru di Amerika Serikat dan sekitarnya, di tengah lonjakan kasus COVID-19 yang juga terjadi di China, setelah negara tersebut menghapus kebijakan nol COVID pada bulan Desember 2022 lalu.
Tak hanya itu, peningkatan kasus COVID-19 di China pun membuat Keamanan Penerbangan Uni Eropa (EASA) dan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) pada Selasa (10/1), mengeluarkan rekomendasi untuk penerbangan antara China dan Uni Eropa, termasuk "langkah-langkah non-farmasi" untuk mengurangi virus, seperti mengenakan masker, melakukan tes COVID-19 untuk traveler, dan tes cepat air liur untuk mendeteksi varian baru.
ADVERTISEMENT