Kebun Nanas Sipahutar Jadi Pilihan Orang Medan untuk Hilangkan Penat

29 Januari 2019 12:54 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kebun Nanas (Foto: Josua SImanjuntak)
zoom-in-whitePerbesar
Kebun Nanas (Foto: Josua SImanjuntak)
ADVERTISEMENT
Semua berawal dari Dusun Lumban Matio, Kecamatan Sipahutar, Tapanuli Utara. Lokasi ini dikenal luas oleh penduduk Tapanuli Utara sebagai perkebunan nanas yang diklaim terluas di dunia. Tak heran memang, pasalnya setiap keluarga yang bermukim di dusun ini memiliki kebun nanas paling tidak seluas 2 hektare per keluarga.
ADVERTISEMENT
Terletak pada ketinggian 1.000-1.500 meter di atas permukaan laut, menjadikan lahan di Lumban Matio cocok sebagai tempat tumbuhnya tanaman tropis asal Benua Amerika ini, seperti informasi tambahan yang kumparanTRAVEL dapatkan berdasarkan laman resmi Pemkab Tapanuli Utara.
Nanas (Foto: Josua SImanjuntak)
zoom-in-whitePerbesar
Nanas (Foto: Josua SImanjuntak)
Bukan hanya cocok, lahan di dusun ini seakan sudah berjodoh dengan nanas. Hampir setiap nanas dari Lumban Matio memiliki rasa manis yang tak ada tandingannya, ditambah tekstur nanas yang tebal berair, tak seperti nanas pada biasanya, kandungan air nanas Sipahutar sangat cocok untuk melepas dahaga saking berlimpahnya.
Mungkin, bagi kamu yang bermukim di luar Sumatera, belum pernah atau sama sekali tak pernah mendengar nanas Sipahutar. Tapi itu tak berlaku bagi mereka yang berdomisili di Sumatera, nanas Sipahutar sudah menjadi buah primadona nan melegenda. Tak heran banyak pedagang yang memanfaatkan ketenaran 'nanas Sipahutar' sebagai embel-embel agar nanas dagangan mereka laris.
ADVERTISEMENT
Sebut saja Dasman Simanjuntak, salah satu pemilik kebun nanas sekaligus petani yang sudah turun-temurun mewarisi keahlian bertani nanas. Ia juga merupakan satu dari ratusan petani yang berimprovisasi memanfaatkan lahannya menjadi tempat rekreasi wisatawan.
Di lahan seluas kurang lebih 5 hektare miliknya tersebut berjejer 12 ribu batang nanas yang ditanam secara berkala. Metode ini digunakan agar musim panen tetap terjaga sehingga kekosongan buah nanas dapat diminimalisir.
Memetik nanas di kebun nanas Sipahutar (Foto: Josua Simanjuntak)
zoom-in-whitePerbesar
Memetik nanas di kebun nanas Sipahutar (Foto: Josua Simanjuntak)
Sesederhana mengizinkan orang-orang yang tertarik datang dan menikmati nanas dari pokoknya, paling tidak Dasman sudah berusaha melirik wisatawan untuk mempromosikan nanas dan meningkatkan perekonomian petani di Sipahutar. Tak jarang wisatawan asal kota Medan yang penat dengan kesibukannya mampir dan menikmati nanas Sipahutar.
"Kita sering kedatangan tamu dari luar kota yang memang tujuan utamanya ke Danau Toba, tapi karena jarak tak terlalu jauh, mereka singgah merasakan nanas Sipahutar," ungkap Dasman saat saya mengunjungi kebunnya.
Nanas (Foto: Josua Simanjuntak)
zoom-in-whitePerbesar
Nanas (Foto: Josua Simanjuntak)
Bahkan beberapa kali, wisatawan asal Pulau Jawa mengunjungi kebun nanas Sipahutar. Salah satunya Edward asal Tuban mengaku tertarik melihat panorama di sepanjang jalan menuju perkebunan dan tentunya ingin menyantap langsung nanas dari pokok yang sebelumya ia lihat dari postingan video di Instagram nanas Sipahutar.
ADVERTISEMENT
"Enak, manis sekali, mantap. Jauh-jauh datang dari kota menghilangkan penat demi nanas Sipahutar," tandasnya sembari menikmati nanas.
Pengunjung Kebun Nanas Sipahutar Asal Tuban (Foto: Josua Simanjuntak)
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung Kebun Nanas Sipahutar Asal Tuban (Foto: Josua Simanjuntak)
Bagi Dasman, sudah hal wajib memberikan tips memilih nanas yang manis bagi setiap pengunjung. Nanas yang sudah dipilih pun lekas dikupas dengan parang yang setia digunakannya saat memetik nanas. Tak ada tarif tertentu yang dipasang petani, mereka hanya mengharapkan seikhlasnya dan sewajarnya.
"Di sini semua alami, nanas dipetik, langsung kita kupas, makan seadanya biar terasa nikmatnya. Kita juga ajarkan bagaimana suara petikan nanas yang manis, biar jangan salah pilih kalau beli di luar," jelasnya.
Melihat dan merasakan langsung memetik nanas adalah konsep agrowisata yang ditawarkan petani nanas Sipahutar yang memproduksi setidaknya 18 ton per hari bila musim panen tiba.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, wisata tersebut patut diperjuangkan, melihat jarak lokasinya dengan Danau Toba hanya memakan waktu tiga jam perjalanan darat. Apalagi dengan dibukanya Bandara Silangit yang hanya berjarak dua jam dari perkebunan, semakin memudahkan wisatawan asal Pulau Jawa untuk berkunjung.
Namun, itu semua enggan terwujud tanpa adanya sokongan dan promosi masif dari pemerintah setempat. Hal itu jelas terlihat di perkebunan milik Dasman, tak terlihat ada pondok tempat berteduh bagi wisatawan atau sarana penunjang lainnya di kebun itu. Maklum, usai pensiun dari PNS Pemkab Taput, kini Dasman hanya mengandalkan nanas sebagai sumber kehidupannya.
Pengupasan nanas (Foto: Josua Simanjuntak)
zoom-in-whitePerbesar
Pengupasan nanas (Foto: Josua Simanjuntak)
Kini, promosi yang gencar dilakukan Dasman adalah di media sosial. Memanfaatkan Instagram sebagai penyampai informasi manisnya nanas Sipahutar ke seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sepenggal kisah agrowisata milik petani di Sipahutar ini memberi dampak bagi para pelancong yang hendak penat dari rutinitas dan berdampak besar pula bagi perekonomian warga setempat. Mungkin sudah saatnya bagi kita beranjak ke alam, toh, kita bakal berpulang ke alam.