Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berkaitan dengan hal tersebut, maka Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, bersama sejumlah Kepala Daerah dan Kepala Dinas Pariwisata dari 34 provinsi seluruh Indonesia meluncurkan Calender of Event (CoE) 2020 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Selasa (15/10).
Acara yang penuh kehangatan ini pun dibuka dengan sambutan dari Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Kebudayaan RI Bidang Multi Kultural, Dra Esthy Reko Astuti. Pada sambutannya, Esthy bertutur mengenai latar belakang dibentuknya Calender of Event (dan kini berganti nama menjadi National Calender of Event), yang diinisiasi oleh Presiden Jokowi sejak 2015 lalu.
"Presiden Jokowi menyampaikan penyelenggaraan event harus disiapkan promosinya satu tahun sebelumnya. Kemudian yang kedua, produk harus ditangani secara profesional mulai kostum, desain, dan koreografi", kata Esthy.
ADVERTISEMENT
Kemudian demi mewujudkan hal tersebut, Kemenpar menggunakan tiga kriteria dalam penilaian event untuk NCoE, yaitu cultural (budaya)/creative values, communication (komunikasi)/media values dan commercial (komersial)/economic values, dan yang terakhir CEO Commitment.
Alhasil, sejumlah kurator yang terdiri dari kalangan profesional, seperti Taufik Rahzen, Eko Supriyanto, Denny Malik, Heru Prasetya, Don Kardono, Jacky Mussry didapuk menjadi penilai ratusan kandidat event dari 34 provinsi.
"Para kurator adalah pakar dan sangat terbuka dalam membantu penyelenggaraan events di daerah," ujar Esthy.
Menpar Arief Yahya, dalam sambutannya turut mengapresiasi launching NCoE 2020. Dirinya berharap dengan diluncurkannya NCoE 2020 ini akan memberikan dampak besar dalam mendongkrak kunjungan wisman serta menggerakkan wisnus ke destinasi yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tercatat sebanyak 100 event pariwisata unggulan itu akan digelar sepanjang tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Kami harapkan daerah serius menyusun dan menggarap event-event yang masuk dalam 100 NCoE 2020 agar bisa mendatangkan wisman lebih banyak lagi ke Indonesia," ucap Arief Yahya.
Melanjutkan tiga kriteria atau unsur dalam meningkatkan kualitas NCoE 2020, Menpar menjelaskan bahwa meningkatkan media value sangat penting untuk menarik kunjungan wisatawan ke event tersebut. Untuk ini, perlu dialokasikan anggaran yang memadai minimal 50 persen untuk media value dan 50 persen penyelenggaraan event.
Dari separuh anggaran media value tersebut, menurut Arief Yahya, 50 persen dilakukan saat pre-event, 30 persen ketika on-event, dan 20 persen post-event (POP).
“Bagaimana penyelenggaraan event itu dikatakan sukses kalau tidak diketahui wisatawan. Suksesnya event kalau bisa meng-attract wisatawan dalam jumlah besar,” kata Arief Yahya.
Hal penting yang perlu dilakukan selanjutnya adalah meningkatkan cultural creative values karena masih terjadi ketimpangan kualitas dalam penyelenggaraan event di daerah, baik dari segi koreografi, arrangement music, maupun penataan kostum atau busana.
ADVERTISEMENT
“Saya minta agar Tim Kurator NCoE melakukan coaching clinic secara rutin setiap tiga bulan sekali untuk memberi pelatihan dalam meningkatkan cultural creatives,” kata Arief Yahya.
Selain itu, pemerintah daerah perlu melakukan benchmarking ke daerah lain yang tercatat sukses dalam menyelenggarakan cultural event.
“Di antara event yang terbaik dan masuk dalam Top-10 dari 100 NCoE adalah Pesta Kesenian Bali (PKB) yang setiap tahun sukses dalam penyelenggaraan parade maupun cultural event,” kata Arief Yahya.
Ketiga yang terpenting adalah CEO commitment yang merupakan komitmen gubernur dan bupati (kepala daerah). Kepala daerah dinilai Arief harus mempunyai komitmen kuat untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya, antara lain pengalokasian anggaran di sektor pariwisata.
“Para Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) bisa melakukan benchmarking ke Malaysia maupun Thailand. Pemerintah Thailand, misalnya, mewajibkan setiap desa memiliki satu event. Kita mempunyai 75.000 desa. Bila setiap desa memiliki satu event pariwisata akan luar biasa,” kata Arief Yahya.
ADVERTISEMENT