Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Siapa tak kenal dengan Hong Kong , kota dengan luas wilayah yang relatif sempit, tetapi memiliki ratusan gedung pencakar langit ini sanggup menjadi magnet para wisatawan dari seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Namun, siapa sangka, bahwa negara dengan destinasi terbaik itu memiliki sisi tersembunyi dari keindahan negaranya. Kowloon Walled City misalnya. Pada tahun 1989, daerah yang berada di tumpukan bangunan ini sempat menjadi kawasan terpadat di dunia.
Memiliki luas 2.600 meter persegi, Kowloon Walled City menjadi rumah bagi setidaknya 55.000 jiwa dan menampung tumpukan 350 bangunan. Rata-rata satu bangunan memiliki 10 hingga 14 lantai dan diisi 10.700 rumah. Hal itulah yang membuat kawasan ini menjadi tempat paling padat penduduk di dunia.
Banyak blok menara tinggi dan sempit di kota itu saling berhimpitan, dan membuat seluruh area tampak seperti satu struktur. Bangunan itu dibangun tanpa campur tangan seorang arsitek.
Dilansir Atlas Obscura, Kowloon memiliki ratusan lorong yang luasnya hanya 2 langkah orang dewasa. Beberapa terowongan di area kota ini tertutup, karena tertimbun sampah yang dibuang warga setempat melalui jendela rumah.
ADVERTISEMENT
Meskipun ada puluhan ribu orang yang bermukim di daerah ini, Kowloon Walled City hanya memiliki 1 lift saja. Bahkan, untuk sampai di beberapa wilayah yang tertumpuk di belasan lantai ini, tukang pos harus memanjat dinding kota tersebut.
Aturan dan hukum pun tidak berlaku di sini atau dalam kata lain, warga Kowloon Walled City bisa dibilang bebas melakukan apa saja yang mereka mau. Para penguasa daerah ini adalah para anggota mafia kejam, mucikari dan pengedar obat-obatan terlarang.
Sejumlah toko obat dengan dokter tanpa lisensi resmi membuka bisnis di Kowloon secara bebas. Mereka adalah para dokter yang tidak mampu membeli lisensi resmi dari pemerintah, sehingga lebih memilih untuk melanggar hukum demi menjalankan bisnisnya tersebut.
ADVERTISEMENT
Kowloon Walled City juga dikenal sebagai wilayah tanpa hukum yang banyak ditinggali oleh keturunan bajak laut dan kriminal kelas berat yang tidak diakui oleh masyarakat. Maka tak heran jika Kowloon Walled City dikenal sebagai surganya para penjahat.
Kowloon Walled City merupakan daerah koloni di dalam koloni, kota di dalam kota, serta blok kecil yang diperebutkan dan sekaligus diabaikan. Meskipun dikenal sebagai Kota Bertembok Kowloon, masyarakat setempat menyebut daerah ini Hak Nam atau Kota Kegelapan.
Sekitar akhir abad ke-19, Inggris melakukan serangkaian cara untuk memaksa pemerintah China menyerahkan Semenanjung Kowloon selama 99 tahun. Inggris mencoba memanfaatkan wilayah itu untuk kepentingan perdagangan dan kekuatan mereka di Asia.
Tetapi dalam perjanjiannya, Inggris setuju untuk menunda penguasaan kota sampai mereka mendirikan pemerintahan kolonial yang terorganisir dengan baik. Namun, setelah tiba waktunya bagi Inggris untuk berkuasa, mereka justru mendapati Kowloon menjadi wilayah yang berantakan.
ADVERTISEMENT
Inggris kemudian meminta pertanggungjawaban kepada China untuk membereskan kekacauan di Kowloon, terutama karena wilayah itu menjadi tempat yang tidak taat pada hukum kolonial yang telah diterapkan oleh Inggris. Saat Perang Dunia II pecah, Inggris meninggalkan dataran China, dan Kowloon pun dibiarkan begitu saja.
Kowloon terus berkembang, ke arah negatif tentunya, setelah Triad mulai mendirikan bisnisnya, dan hidup seperti raja-raja di sudut-sudut daerah Kowloon. Berbagai jenis kejahatan dapat ditemukan setiap saat, mulai dari kejahatan ringan, hingga pembunuhan kejam.
Setelah lima geng Triad, yakni Raja Yee, Sun Yee On, 14K, Wo Shing Wo, dan Tai Ho Choi, mengambil alih daerah ini, mereka mendirikan bisnis di sudut-sudut Kowloon. Setelah dominasi Triad, daerah yang dibangun untuk mengawasi lalu lintas opium ini berubah menjadi pusat perdagangan narkotika di Hong Kong.
ADVERTISEMENT
Tahun 1933, sengketa panjang antara Inggris dan China berakhir, dengan kesepakatan yang diinisiasi oleh pemerintah Inggris dan otoritas China. Akibatnya, Kowloon mulai membangun hukumnya kembali, dan banyak masyarakat yang memilih pergi meninggalkan daerah tersebut.
Banyak bangunan yang dihancurkan oleh pemerintah China agar para penduduk ilegal tidak kembali menempati daerah itu. Kowloon Walled City pun perlahan-lahan mulai berakhir. Kini, jalan Kowloon menjadi kawasan pusat perbelanjaan murah meriah yang wajib dikunjungi wisatawan yang berkunjung ke Hong Kong.